Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Fisiografi Cekungan Jawa Timur Utara, Cekungan Penghasil Hidrokarbon
19 Mei 2021 15:31 WIB
Tulisan dari Muhammad Firman Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Halo kawan-kawan, jumpa lagi kita di artikel sains dan teknologi yang secara khusus membahas tentang geofisika. Kali ini kita akan membahas salah satu sub materi di geofisika yaitu fisiografi suatu daerah(masuknya masih geologi dasar).
ADVERTISEMENT
Menurut KBBI, fisiografi salah satu cabang ilmu Geografi yang mempelajari suatu wilayah daerah atau negara berdasarkan segi fisiknya. Oke, langsung aja ya kita pelajari mengenai salah satu cekungan penghasil hidrokarbon (minyak dan gas) di Indonesia, yaitu Cekungan Jawa Timur Utara.
Cekungan Jawa Timur Utara merupakan salah satu cekungan busur belakang di Indonesia yang mampu untuk menghasilkan hidrokarbon(minyak dan gas). Sebelum berbicara lebih jauh, cekungan di sini yang dimaksud adalah cekungan dalam geologi yaitu, suatu bentang alam yang berbentuk cekung atau melengkung ke bawah dari daerah di sekelilingnya. Cekungan dapat terbentuk dari berbagai mekanisme seperti patahan, endapan mineral, proses subduksi, dan lain sebagainya.
Cekungan Jawa Timur Utara memiliki panjang kurang lebih 400 km, lebar kurang lebih 120 km, dan ketebalan sedimen 5000-6000 meter. Secara geografis, Cekungan Jawa Timur Utara terletak di antara Laut Jawa di utara dan jalur vulkanik(deretan gunung api) di selatan serta terbentang dari barat ke timur, mulai dari sekitar Semarang hingga sekitar Madura.
ADVERTISEMENT
Fisiografi Cekungan Jawa Timur Utara Menurut Van Bemmelen (1949)
Menurut Van Bemmelen(1949) secara fisiografi, Cekungan Jawa Timur Utara dibagi menjadi 4 zona. Pertama Zona Kendeng, atau biasa juga disebut dengan antiklinorium Kendeng, zona ini dimulai dari Gunung Ungaran sampai Mojokerto hingga Selat Madura(cekungan sedimen yang masih aktif). Kedua Zona Depresi Randublatung, disebut juga siklinorium Randublatung, zona ini dimulai dari Semarang hingga Wonokromo. Ketiga Zona Rembang, disebut juga antiklinorium Rembang, zona ini dimulai dari Purwodadi hingga Pulau Madura. Keempat Zona Paparan Laut Jawa, terletak di utara Pulau Jawa.
Evolusi Tektonik Cekungan Jawa Timur Utara
Cekungan Jawa Timur Utara merupakan salah satu dari 60 cekungan yang ada di Indonesia. Cekungan ini kaya akan kandungan minyak dan gas bumi. Berdasarkan kerangka tektoniknya, Cekungan Jawa Timur Utara (North East Java Basin) dibagi 2 yaitu kondisi Zaman Paleogen(Paleosen-Oligosen) dan kondisi Zaman Neogen(Miosen-Pleistosen).
ADVERTISEMENT
Ketika tektonik Zaman Paleogen, tektonik yang terjadi adalah tektonik regangan(tension) yang memiliki ciri adanya suatu gerakan mundur ke arah selatan dari sistem tektonik lempeng(Roll back) di Jawa Timur. Tektonik regangan tersebut menghasilkan sesar normal pada batuan dasar dengan arah timur laut-barat daya, struktur tinggian(horst) dan struktur rendahan(graben)
Sedangkan pada tektonik Zaman Neogen, tektonik yang terjadi adalah tektonik kompresi(compression) yang memiliki ciri adanya suatu gerakan maju ke arah utara dari sistem tektonik lempeng di Jawa Timur. Tektonik kompresi tersebut menghasilkan sesar normal dan sesar anjak pada batuan sedimen dengan arah timur-barat serta juga menghasilkan perlipatan(siklin dan antiklin). Dari proses tektonik kedua zaman tersebut maka dihasilkan kondisi geologi yang mengontrol daerah Cekungan Jawa Timur Utara adalah perlipatan dari timur ke barat dan patahan dari utara ke selatan serta beberapa patahan dari timur ke barat juga.
Bagaimana kawan-kawan? Apakah artikel terkait fisiografi Cekungan Jawa Timur Utara ini dapat membantu kalian? Kalau belum, boleh meninggalkan pertanyaan di kolom komentar untuk kita diskusi kan bersama.
ADVERTISEMENT
Sampai di sini dulu artikel kita kali ini. Terima kasih kawan-kawan sudah mau membaca. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.
Referensi :