Konten dari Pengguna

Peluang Toko Kelontong di Era Digital: Studi Kasus Toko Neri

Muhammad Habibullah
Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas
8 Oktober 2024 10:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Habibullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Toko Neri Jl. Perumahan UNRI, Kota Pekanbaru, Riau
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Toko Neri Jl. Perumahan UNRI, Kota Pekanbaru, Riau
ADVERTISEMENT
Usaha toko kelontong yang bernama “Toko Neri” terletak di Jl. Perumahan UNRI, Kota Pekanbaru, Riau menjual berbagai kebutuhan harian masyarakat. Usaha ini didirikan oleh Ibu Neri dan sudah beroperasi sejak tahun 2005.
ADVERTISEMENT
Toko kelontong merupakan bagian dari sektor ritel tradisional yang menjadi salah satu pilihan utama masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di tengah kemajuan teknologi yang pesat dan maraknya e-commerce, banyak toko kelontong yang mulai merambah platform digital untuk bersaing dengan pasar modern.
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberlanjutan toko kelontong di era digital adalah daya beli konsumen yang relatif stabil. Dalam banyak kasus, masyarakat tetap membutuhkan barang-barang kebutuhan pokok yang tersedia di toko kelontong. Terlepas dari perubahan ekonomi global, toko kelontong sering kali menjadi pilihan utama bagi konsumen karena kemudahannya dalam mendapatkan barang-barang kebutuhan dengan harga terjangkau.
Usaha toko kelontong ini memiliki kelebihan dalam hal kedekatan dengan konsumen. Letak toko yang strategis di tengah permukiman memudahkan akses dan menciptakan loyalitas pelanggan, terutama bagi mereka yang lebih memilih belanja cepat dan praktis dibandingkan dengan pergi ke supermarket besar. “Kedai ini awalnya saya dirikan di dalam perumahan, lalu untuk menjangkau lebih banyak pelanggan akhirnya saya memindahkannya ke jalan poros yang lebih ramai” ujar Ibu Neri.
ADVERTISEMENT
Salah satu alasan Toko Kelontong Ibu Neri tetap bertahan hingga sekarang dikarenakan usaha ini telah berdiri sejak lama sehingga sudah lama dikenal oleh warga sekitar dan menjadi langganan banyak orang sejak lama. “Kedai ini sudah saya dirikan sejak tahun 2005 dan salah satu kedai yang pertama di wilayah ini” ujar Ibu Neri.
Era digital tidak hanya membawa tantangan, tetapi juga menawarkan peluang bagi toko kelontong untuk meningkatkan keuntungan. Dengan mengadopsi teknologi digital toko kelontong pada saat ini tidak hanya dapat menjual barang-barang kebutuhan harian, namun toko kelontong juga dapat menjual produk-produk digital seperti pulsa, kuota internet, saldo uang digital, token listrik, dan lain-lain.
Di sisi lain, ukuran toko kelontong yang relatif kecil sering kali memberi keuntungan kompetitif dibandingkan dengan ritel modern besar. Fleksibilitas dalam menentukan stok barang, kebijakan harga yang bisa lebih luwes, serta interaksi langsung dengan pelanggan menjadi kekuatan tersendiri.
ADVERTISEMENT
Untuk saat ini toko kelontong masih memiliki peluang besar untuk meningkatkan keuntungan. Dengan daya beli konsumen yang stabil, potensi inovasi digital, letak usaha yang strategis, dan loyalitas dari pelanggan akan membuat toko kelontong bisa terus bersaing di pasar yang semakin dinamis.
Dalam menjalankan usaha ini pasti ada tantangan seperti persaingan pasar, harga yang fluktuatif, dan lain-lain. Namun dengan manajemen yang baik dan optimalisasi teknologi dapat membantu toko kelontong tetap bertahan dan berkembang. ***
Muhammad Habibullah, mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas