Konten dari Pengguna

Menilik Sistem Barter dalam Pasar Tradisional Indonesia

Muhammad Haikal Adz Dzaky Aisy
Seorang mahasiswa di Politeknik Negeri Jakarta yang mengambil program studi Penerbitan (Jurnalistik). Minat saya terfokus pada bidang komunikasi, penulisan, dan desain grafis.
15 Juli 2023 12:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Haikal Adz Dzaky Aisy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sistem barter di Pasar Terapung Lok Baintan, Kalimantan Selatan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sistem barter di Pasar Terapung Lok Baintan, Kalimantan Selatan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pasar tradisional di Indonesia terkenal dengan keunikan dan keberagamannya. Salah satu aspek menarik yang masih bertahan adalah sistem barter dalam transaksi perdagangan.
ADVERTISEMENT
Meskipun uang menjadi alat tukar yang umum digunakan di era modern, beberapa pasar tradisional di Indonesia mempertahankan praktik tersebut, mencerminkan nilai-nilai budaya dan keberlanjutan tradisi yang masih hidup di masyarakat.
Salah satu contoh pasar yang masih menggunakan sistem barter adalah Pasar Warloka di Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Di pasar ini, transaksi jual-beli dilakukan dengan mempergunakan barang sebagai alat tukar.
Dalam konteks seperti ini, pembeli dituntut untuk lihai dalam melakukan proses tawar-menawar, menunjukkan keahlian mereka dalam mendapatkan barang yang diinginkan.
Pedagang menunggu pembeli di Pasar Tradisional Peunayung, Banda Aceh, Aceh. Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Selain itu, di daerah Alor, Nusa Tenggara Timur, dan Dili, sistem barter masih diterapkan dalam perdagangan antarwarga. Masyarakat setempat menggunakan barang-barang yang dimiliki sebagai alat tukar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Praktik ini menunjukkan bahwa nilai-nilai saling membantu dan kerja sama masih berperan penting dalam kehidupan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pasar Terapung Lok Baintan di Kalimantan Selatan juga menarik perhatian sebagai contoh pasar tradisional dengan sistem barter yang berlangsung sejak zaman dulu.
Di pasar ini, pedagang menukar barang-barang yang mereka butuhkan dengan barang dari pedagang lain. Nilai barang yang dibarter dianggap sama oleh para pedagang, memperkuat prinsip saling menguntungkan dan keseimbangan dalam transaksi.
Keunikan pasar tradisional yang masih menjalankan sistem barter tidak hanya menarik perhatian lokal, tetapi juga menarik minat wisatawan domestik dan mancanegara.
Ilustrasi pedagang sayur. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Wisatawan ingin merasakan pengalaman belanja yang otentik dan berbeda dari pusat perbelanjaan modern. Mereka tertarik dengan kehidupan sehari-hari masyarakat lokal dan nilai-nilai budaya yang terus dilestarikan melalui praktik perdagangan ini.
ADVERTISEMENT
Dalam sistem barter juga mengajarkan pentingnya memahami nilai barang yang diperdagangkan dan keahlian dalam bernegosiasi. Transaksi yang melibatkan sistem barter memungkinkan masyarakat untuk menjaga keberagaman dan kemandirian mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, sementara tetap memperkuat interaksi sosial dan saling ketergantungan antarindividu dan kelompok.
Dengan keberlanjutan sistem ini, pasar tradisional Indonesia tetap menjadi simbol penting dari kekayaan budaya dan kearifan lokal. Sistem barter tidak hanya berperan dalam perekonomian lokal, tetapi juga sebagai penjaga nilai-nilai tradisi yang harus terus dilestarikan.
Mereka memainkan peran penting dalam melestarikan identitas dan keberagaman budaya Indonesia, juga memberikan pengalaman yang unik bagi para pengunjung yang ingin mengeksplorasi kekayaan warisan budaya negeri ini.