Konten dari Pengguna

Pengaruh Musik Terhadap Emosi Seseorang (Perspektif Biopsikologi)

MUHAMMAD HISYAM HIBATULLAH
Saya Mahasiswa S1 Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
17 Oktober 2025 7:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
Pengaruh Musik Terhadap Emosi Seseorang (Perspektif Biopsikologi)
Musik bukan sekadar hiburan. Ia bisa menenangkan pikiran, menurunkan stres, dan membangkitkan semangat. Dengarkan dengan bijak karena musik mampu menyembuhkan lewat getaran dan emosi. #userstory
MUHAMMAD HISYAM HIBATULLAH
Tulisan dari MUHAMMAD HISYAM HIBATULLAH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mendengarkan musik saat hujan. Foto: goffkein.pro/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mendengarkan musik saat hujan. Foto: goffkein.pro/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Musik adalah seni universal yang telah hadir dalam kehidupan manusia sejak zaman dahulu, memainkan peran yang penting dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan budaya. Musik terdiri dari elemen-elemen seperti melodi, harmoni, ritme, dan dinamika yang disusun untuk menghasilkan komposisi yang memengaruhi perasaan dan suasana hati (Marbun, 2024). Pengaruh musik terhadap regulasi emosi menjadi salah satu topik yang menarik untuk diteliti, mengingat kemampuannya untuk memengaruhi aspek psikologis individu secara langsung (FUTRI, 2025).
ADVERTISEMENT
Regulasi emosi merupakan kemampuan untuk mengelola, mengendalikan, dan menyesuaikan respons emosional terhadap berbagai stimulus yang dihadapi seseorang. Kemampuan ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena berhubungan erat dengan kesehatan mental dan kesejahteraan psikologis (FUTRI, 2025).
Musik telah lama dianggap sebagai salah satu alat yang dapat digunakan untuk mendukung regulasi emosi. Musik memiliki kemampuan untuk memengaruhi sistem saraf autonomik, yang berfungsi mengatur proses fisiologis tubuh, seperti detak jantung dan pernapasan. Melalui elemen-elemen musik, seperti ritme, melodi, dan harmoni, musik dapat memberikan efek relaksasi atau stimulasi emosional yang beragam.
Musik memiliki kemampuan untuk memengaruhi sistem saraf otonom, yang bertanggung jawab mengatur berbagai fungsi tubuh yang tidak disadari, seperti detak jantung, tekanan darah, dan pernapasan. Beberapa elemen musik, seperti tempo, harmoni, dan melodi, dapat menstimulasi atau menenangkan sistem saraf, sehingga memengaruhi keadaan emosional individu.
Ilustrasi mendengarkan musik Foto: Thinkstock
Sebagai contoh, musik dengan tempo cepat dan ritme yang energik dapat merangsang sistem saraf simpatik, yang berfungsi meningkatkan kewaspadaan dan merangsang respons “fight or flight”. Sebaliknya, musik yang lebih lambat dan lembut, seperti musik klasik atau ambient, dapat merangsang sistem saraf parasimpatis, yang berfungsi menenangkan tubuh dan meredakan kecemasan.
ADVERTISEMENT
Penelitian oleh Thoma et al. (2013) menunjukkan bahwa mendengarkan musik yang menenangkan dapat menurunkan kadar kortisol, hormon stres dalam tubuh. Selain itu, musik yang menyenangkan dapat merangsang pelepasan dopamin, neurotransmitter yang terkait dengan perasaan bahagia dan kepuasan. Pengaruh musik terhadap neurotransmiter ini dapat menjelaskan mengapa musik dapat meningkatkan suasana hati dan memperbaiki kesehatan mental secara keseluruhan.
Musik sering digunakan dalam terapi untuk membantu individu mengatasi perasaan negatif dan meredakan ketegangan emosional. Dalam hal ini, musik bertindak sebagai alat untuk menstimulasi relaksasi dan pengalihan perhatian dari perasaan atau situasi yang memicu stres. Penelitian yang dilakukan oleh Garrido dan Schubert (2011) menunjukkan bahwa musik dapat membantu individu dalam mengelola kecemasan.
Dalam studi tersebut, para peserta yang mendengarkan musik relaksasi menunjukkan penurunan tingkat kecemasan yang signifikan dibandingkan dengan mereka yang tidak mendengarkan musik. Ini menunjukkan bahwa musik dapat berfungsi sebagai mekanisme koping yang efektif dalam menghadapi kecemasan dan tekanan emosional.
ADVERTISEMENT
Musik tidak hanya berguna untuk meredakan emosi negatif, tetapi juga memiliki potensi untuk memperkuat emosi positif. Musik dapat meningkatkan perasaan bahagia, optimisme, dan motivasi. Penelitian menunjukkan bahwa musik yang upbeat dan energik dapat meningkatkan suasana hati dan memberi rasa percaya diri kepada pendengarnya.
Ilustrasi perempuan dengerin musik. Foto: ViDI Studio/Shutterstock
Musik yang memiliki tempo cepat dan melodi yang ceria dapat memicu rasa antusiasme dan motivasi, yang sangat bermanfaat dalam meningkatkan kinerja dan produktivitas. Penelitian oleh Juslin dan Vastfjall (2008) menjelaskan bahwa musik yang menyenangkan dapat menstimulasi perasaan kebahagiaan dan mengurangi perasaan kesepian atau stres.
Pengaruh musik terhadap emosi tidak hanya bersifat langsung dan sementara, tetapi juga melibatkan proses psikologis yang lebih dalam. Salah satu teori yang menjelaskan bagaimana musik memengaruhi emosi adalah teori emosional dari Juslin dan Sloboda (2001), yang menyatakan bahwa musik dapat memicu respons emosional melalui berbagai saluran, seperti ekspresi musikal, asosiasi memori, dan prosodi (intonasi suara).
ADVERTISEMENT
Menurut teori ini, musik mampu memengaruhi emosi karena kemampuannya untuk mengekspresikan perasaan dan menciptakan asosiasi emosional dengan pengalaman hidup. Musik yang dipilih secara sadar dapat mengingatkan individu akan kenangan atau pengalaman tertentu yang berhubungan dengan emosi tertentu, sehingga memicu respons emosional yang kuat.
Musik dapat meniru pola-pola suara dalam percakapan manusia, seperti nada suara yang lebih rendah untuk menyampaikan perasaan sedih atau nada suara yang lebih tinggi untuk mengekspresikan kegembiraan. Pola ini menciptakan resonansi emosional pada pendengar, yang memfasilitasi pengaturan emosi.
Ilustrasi anak bermain alat musik. Foto: Joe Besure/Shutterstock
Penggunaan musik dalam regulasi emosi memiliki banyak manfaat, baik untuk mengelola emosi negatif maupun memperkuat emosi positif. Musik menawarkan pendekatan yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga efektif dalam mendukung kesejahteraan mental dan emosional dengan kemampuannya untuk memengaruhi sistem saraf, meningkatkan suasana hati, dan menyediakan saluran ekspresi emosional.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa musik memiliki dampak yang signifikan terhadap kondisi psikologis seseorang melalui pengaruhnya terhadap sistem saraf otonom dan mekanisme psikologis yang mendasari respons emosional. Musik mampu merangsang perubahan dalam detak jantung, pernapasan, dan tekanan darah, yang secara langsung memengaruhi emosi yang dirasakan oleh individu.
Musik tidak hanya efektif dalam meredakan emosi negatif, seperti kecemasan dan depresi, tetapi juga memiliki potensi besar untuk memperkuat perasaan positif, seperti kebahagiaan, optimisme, dan rasa syukur. Berbagai genre musik—baik yang memiliki tempo cepat atau lambat—dapat memengaruhi suasana hati dengan cara yang berbeda, memberikan individu saluran untuk mengekspresikan perasaan mereka dan mengatur emosinya dengan cara yang lebih sehat dan adaptif.
Pendekatan terapeutik yang inovatif dan pendidikan yang lebih luas tentang pentingnya musik dalam kesehatan mental dapat memanfaatkan potensi besar musik untuk menciptakan perubahan positif dalam kehidupan individu dan masyarakat secara keseluruhan. Penggunaan musik dengan bijak dan sensitif dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional, serta mempromosikan kesejahteraan sosial yang lebih luas.
ADVERTISEMENT