Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Upaya Gencatan Senjata Oleh Trump Akhiri Ketegangan India dan Pakistan
11 Mei 2025 14:03 WIB
·
waktu baca 9 menitTulisan dari Muhammad Husen tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pontianak, 11 Mei 2025 - Pada Rabu pagi, 7 Mei 2025, India melancarkan serangan rudal yang menargetkan beberapa wilayah di Pakistan serta wilayah Kashmir yang berada di bawah kendali Pakistan. Serangan tersebut memicu serangkaian ledakan yang terdengar di berbagai lokasi, termasuk Kota Bahawalpur, Muridke, Bagh, Muzaffarabad, dan Kotli wilayah yang termasuk dalam kawasan sengketa.
ADVERTISEMENT
Konflik antara India dan Pakistan memanas setelah terjadi serangan brutal di Lembah Baisaran, Pahalgam, wilayah Kashmir yang dikuasai India, pada 22 April 2025. Dalam insiden tersebut sekelompok pria bersenjata membunuh 26 orang yang terdiri dari 25 wisatawan dan seorang penunggang kuda lokal setelah sebelumnya memisahkan para korban pria dari perempuan.
India menuding Pakistan berada di balik serangan itu dengan mengklaim bahwa Islamabad mendukung, mempersenjatai, dan melatih kelompok-kelompok militan yang dianggap sebagai sumber instabilitas di kawasan tersebut. Sementara itu, Pakistan membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa mereka hanya memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi gerakan separatis di Kashmir.
Pasca serangan tersebut, India menuding kelompok The Resistance Front (TRF) sebagai pelaku utama dan menyatakan bahwa kelompok itu menerima dukungan serta perlindungan dari Pakistan. Meski mengecam aksi kekerasan tersebut, Pakistan secara tegas membantah keterlibatannya dan menyerukan agar dilakukan penyelidikan yang transparan, kredibel, dan tidak memihak.
ADVERTISEMENT
Ketegangan antara kedua negara memang bukan hal baru, karena hubungan India-Pakistan telah lama diliputi konflik, permusuhan diplomatik, dan ketidakpercayaan mendalam, terutama terkait isu Kashmir. Selama puluhan tahun, kelompok pemberontak bersenjata di Kashmir telah menentang kekuasaan India. Banyak dari warga Muslim di wilayah itu menginginkan pemisahan diri, baik untuk bergabung dengan Pakistan maupun mendirikan negara merdeka. India secara konsisten menuduh Pakistan mendukung gerakan-gerakan tersebut, tuduhan yang selalu dibantah oleh Islamabad.
Konflik ini telah memakan puluhan ribu korban jiwa, termasuk warga sipil, militan, dan personel militer. Dalam eskalasi terbaru, setidaknya 34 orang dilaporkan tewas. Pakistan menyatakan bahwa 26 warga sipil mereka tewas akibat serangan dan penembakan oleh India di sepanjang perbatasan, sementara pihak India menyebut sedikitnya 12 warganya tewas akibat tembakan dari pihak Pakistan.
ADVERTISEMENT
India mengklaim bahwa serangan rudal yang mereka lakukan bertujuan menghancurkan infrastruktur teroris di wilayah Pakistan dan Kashmir yang berada di bawah kontrol Pakistan yang diduga menjadi tempat perencanaan serangan terhadap India. Pihak India menegaskan bahwa operasi tersebut dilakukan secara terarah, terukur, dan tidak dimaksudkan untuk meningkatkan eskalasi. Mereka juga menyatakan bahwa tidak ada fasilitas militer Pakistan yang dijadikan sasaran sebagai bentuk pengendalian diri dalam menentukan target dan pelaksanaan serangan.
Sebagai respons atas serangan tersebut, para pemimpin politik dan militer Pakistan segera mengumumkan langkah siaga nasional, termasuk mengaktifkan sistem pertahanan negara dan menerbangkan pesawat-pesawat tempur ke wilayah udara.
Serang pada tanggal 7 Mei yang dilakukan oleh India dengan melancarkan serangan rudal yang menyasar beberapa wilayah di Pakistan. Serangan ini menewaskan sedikitnya tiga warga sipil dan melukai setidaknya 12 orang lainnya. Terdapat enam lokasi yang terdampak dalam serangan tersebut, yakni Ahmedpur Timur, Muridke, dan Sialkot di wilayah Pakistan, serta Kotli, Bagh, dan Muzaffarabad di wilayah Kashmir yang dikelola oleh Pakistan. Insiden ini kembali memicu ketegangan di sepanjang perbatasan India dan Pakistan, memperburuk hubungan yang sudah lama diwarnai konflik.
ADVERTISEMENT
Serangan tersebut menyebabkan ketegangan antara India dan Pakistan meningkat tajam. Melansir dari Al Jazeera, 24 April 2025, India secara resmi menangguhkan Perjanjian Perairan Indus (Indus Waters Treaty/IWT) pada 23 April 2025 sebuah langkah yang berpotensi berdampak serius terhadap pasokan air di Pakistan. Tak hanya itu, India juga menutup perbatasan darat utamanya dengan Pakistan serta memberikan tenggat waktu kepada sejumlah warga negara Pakistan yang berada di wilayah India untuk segera meninggalkan negara tersebut.
Sebagai respons, pada 24 April 2025, Pakistan mengambil tindakan balasan dengan menerapkan langkah serupa terhadap India. Selain itu, Pakistan mengancam akan menghentikan seluruh partisipasinya dalam berbagai perjanjian bilateral antara kedua negara, termasuk Perjanjian Simla 1972, sebuah kesepakatan damai yang disepakati pascaperang dan mengantarkan pada terbentuknya Bangladesh. Pakistan menyampaikan kemarahan keras terhadap ancaman India terhadap IWT, dan memperingatkan bahwa segala bentuk gangguan terhadap pasokan airnya akan dianggap sebagai tindakan perang.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Associated Press News pada Sabtu, 10 Mei 2025, tiga pangkalan udara militer Pakistan menjadi sasaran serangan rudal yang diluncurkan oleh India. Meskipun begitu, sebagian besar rudal tersebut berhasil dicegat sebelum mencapai target. Serangan ini menargetkan Pangkalan Udara Nur Khan di Rawalpindi, Pangkalan Udara Murid di Chakwal, dan Pangkalan Udara Rafiqui di distrik Jhang, Provinsi Punjab timur. Seluruh aset Angkatan Udara Pakistan dilaporkan tetap dalam kondisi aman pasca-serangan. Namun, beberapa rudal India dilaporkan meleset dan jatuh ke wilayah Afghanistan, dan Pakistan mengklaim memiliki bukti atas kejadian tersebut.
Serangan rudal ini dinilai sebagai bentuk agresi terang-terangan melalui peluncuran rudal udara-ke-permukaan yang dilancarkan dengan jet tempur. Tindakan tersebut dianggap mencerminkan pola pikir yang dipenuhi paranoia akibat kegagalan berulang dalam upaya-upaya sebelumnya, serta sebagai respons terhadap ketidakmampuan mematahkan tekad rakyat Pakistan. Selain itu, terdapat laporan bahwa beberapa rudal India secara tidak sengaja menghantam wilayahnya sendiri, tepatnya di kawasan Punjab bagian timur yang berbatasan langsung dengan Pakistan.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan dari Reuters, Pakistan melancarkan serangan balasan terhadap India setelah tiga pangkalan udaranya menjadi sasaran serangan rudal. Militer India melaporkan adanya serangkaian serangan terbaru dari pihak Pakistan yang terjadi di sepanjang perbatasan kedua negara, terdengar ledakan keras secara beruntun di kawasan Srinagar, ibu kota wilayah Kashmir yang berada di bawah kendali India. Selain itu, militer India juga menyebutkan bahwa beberapa drone asing terdeteksi terbang di atas barak militer yang terletak di wilayah Amritsar, Punjab negara bagian India yang berbatasan langsung dengan Kashmir. Serangan drone ini terjadi setelah Pakistan menuding India telah meluncurkan serangan rudal yang menargetkan tiga fasilitas pangkalan udaranya. Ketegangan antara kedua negara pun kembali meningkat menyusul saling tuduh dan aksi militer yang terus bereskalasi.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Pakistan melaporkan bahwa sedikitnya 11 orang tewas akibat serangan terbaru yang dilancarkan oleh militer India. Serangan tersebut menghantam wilayah Pakistan yang terletak di dekat perbatasan yang dijaga ketat oleh pasukan keamanan.
Menurut laporan, penembakan intensif dari pihak India terjadi di lebih dari lima titik sepanjang Garis Kontrol (Line of Control/LoC) pada malam sebelumnya. Akibatnya, sedikitnya 11 warga sipil termasuk seorang anak dan empat perempuan meninggal dunia, sementara 56 lainnya mengalami luka-luka.
Pemerintah Pakistan menegaskan bahwa pihaknya tidak berniat meredakan konflik yang tengah meningkat dengan India. Islamabad menuding New Delhi sebagai pihak yang bertanggung jawab atas meningkatnya ketegangan antara dua negara bertetangga yang sama-sama memiliki senjata nuklir, hingga mendekati ambang perang besar. Ketegangan ini bermula sejak India melancarkan serangan udara ke wilayah Pakistan, dengan klaim bahwa serangan tersebut ditujukan untuk menghancurkan kelompok teroris.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari The Economic Times, ituasi ini memicu kekhawatiran internasional akan kemungkinan terjadinya perang terbuka antara kedua negara. Tiongkok pun menyampaikan seruan kepada India dan Pakistan untuk segera menahan diri dan menghindari eskalasi lebih lanjut. Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mendorong kedua pihak untuk kembali ke jalur diplomasi dan menyelesaikan konflik melalui cara-cara damai. Tiongkok juga menyatakan kesediaannya untuk memainkan peran konstruktif dalam membantu penyelesaian krisis antara India dan Pakistan.
Langkah Trump
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan bahwa India dan Pakistan telah mencapai kesepakatan untuk melaksanakan gencatan senjata penuh yang segera berlaku. Kesepakatan ini tercapai setelah serangkaian perundingan panjang yang dimediasi oleh pemerintah Amerika Serikat.
“Setelah perundingan panjang yang dimediasi oleh Amerika Serikat, saya dengan senang hati mengumumkan bahwa India dan Pakistan telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata penuh dan segera. Selamat kepada kedua negara karena telah menggunakan akal sehat dan kecerdasan yang hebat,” tulis Trump melalui platform Truth Social pada Sabtu, 10 Mei 2025.
ADVERTISEMENT
Kesepakatan gencatan senjata ini dicapai setelah ketegangan antara India dan Pakistan memuncak, pasca serangan berdarah di wilayah Kashmir, tepatnya dekat kota wisata Pahalgam yang dikuasai India, pada 22 April lalu. Serangan tersebut mengakibatkan 26 orang tewas dan diklaim oleh kelompok militan Front Perlawanan yang disebut memiliki kaitan dengan organisasi teroris. Pemerintah India segera menuding Pakistan sebagai pihak yang mendalangi serangan tersebut, tuduhan yang dengan tegas dibantah oleh Islamabad.
Sebagai tanggapan, pada 7 Mei, Kementerian Pertahanan India meluncurkan Operasi Sindoor, yang diklaim menargetkan infrastruktur militan di wilayah Pakistan. India menyatakan bahwa serangan tersebut berhasil melumpuhkan 70 "teroris", dan menegaskan bahwa serangan itu tidak menyasar fasilitas militer Pakistan. Namun, laporan dari militer Pakistan menyebutkan bahwa serangan tersebut mengakibatkan sedikitnya 31 orang tewas dan 57 lainnya terluka, yang memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik terbuka antara kedua negara bersenjata nuklir tersebut.
ADVERTISEMENT
Kesepakatan gencatan senjata ini diharapkan dapat meredakan ketegangan dan menghindari konfrontasi lebih lanjut antara kedua negara yang telah lama berseteru, khususnya di wilayah Kashmir yang sangat sensitif.
Kesimpulan
Situasi yang terjadi antara India dan Pakistan pada Mei 2025 menunjukkan eskalasi ketegangan yang semakin tajam di kawasan tersebut. Serangan-serangan militer yang dilancarkan oleh kedua pihak, seperti serangan rudal India ke wilayah Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan, serta serangan balasan dari Pakistan, semakin memperburuk hubungan antara dua negara yang memiliki senjata nuklir. Konflik ini berawal dari serangan brutal di wilayah Kashmir yang dikuasai India, yang memicu tuduhan dari India terhadap Pakistan sebagai pihak yang mendukung kelompok militan.
Kedua negara saling tuding dan melancarkan serangan di sepanjang perbatasan, yang menyebabkan banyak korban jiwa, termasuk warga sipil. Ketegangan ini memicu kekhawatiran internasional tentang kemungkinan perang terbuka antara India dan Pakistan, yang dapat berdampak serius bagi stabilitas kawasan. Tiongkok dan negara-negara internasional lainnya menyerukan agar kedua pihak menahan diri dan kembali ke jalur diplomasi. Akhirnya, kesepakatan gencatan senjata penuh dicapai pada 10 Mei 2025, berkat mediasi dari Amerika Serikat, yang diharapkan dapat meredakan ketegangan dan mencegah eskalasi lebih lanjut. Namun, ketegangan terkait wilayah Kashmir yang sensitif dan masalah pendukung militan masih tetap menjadi tantangan besar bagi perdamaian jangka panjang antara India dan Pakistan.
ADVERTISEMENT
Sebagai mahasiswa HI, kita dapat melihat bahwa konflik ini mencerminkan ketegangan geopolitik yang telah berlangsung lama, terutama terkait isu Kashmir yang merupakan titik sensitif bagi kedua negara. Peran diplomasi dalam penyelesaian krisis ini sangat penting, dan gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat menjadi langkah penting untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. Namun, meskipun gencatan senjata dapat meredakan ketegangan dalam jangka pendek, tantangan besar tetap ada dalam penyelesaian jangka panjang konflik ini, mengingat adanya ketidakpercayaan yang mendalam antara India dan Pakistan.
Penting juga untuk mencatat bahwa meskipun kedua negara memiliki senjata nuklir, upaya untuk mencapai penyelesaian damai sangat diperlukan untuk menghindari konsekuensi yang lebih fatal. Peran komunitas internasional, termasuk negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, sangat krusial dalam mendorong India dan Pakistan untuk tetap berkomitmen pada proses diplomatik dan menghindari tindakan militer yang lebih agresif. Sebagai mahasiswa hubungan internasional, kita dapat melihat pentingnya peran mediator dan penggunaan alat diplomatik dalam menyelesaikan konflik yang berpotensi membawa dampak global, terutama yang melibatkan negara bersenjata nuklir.
ADVERTISEMENT
Muhammad Husen, Hubungan Internasional, Universitas Tanjungpura, Pontianak.