Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Serba-Serbi YFL Batch 2: Dari Portugis, Malaysia Hingga Palestina
28 Juli 2024 10:53 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Muhammad Ibrahim Hamdani, S,I,P, M,Si tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
KUALA LUMPUR, MALAYSIA - Harmony in Diversity, atau Harmoni Dalam Perbedaan, demikian kesan mendalam yang penulis rasakan sewaktu melihat pertunjukan seni, budaya dan tari-tarian tradisional khas Malaysia di Malaysia Tourism Center (MaTiC), Kuala Lumpur. Pertunjukan ini berlangsung pada Selasa (16/7/24) sore.
ADVERTISEMENT
Tepatnya saat penulis mengikuti agenda kegiatan Youth Future Leaders (YFL) Batch 2 di Malaysia pada Sabtu hingga Selasa (13-16/07/24). Acara ini mengangkat tema: “International Future Leaders (IFL): High Value Future Generation” atau “Pemimpin-Pemimpin Masa Depan Internasional: Generasi Masa Depan Bernilai Tinggi”.
Dalam pertunjukan budaya di MaTiC pada Selasa (16/7/24), selaku peserta YFL Batch 2 di Malaysia, penulis melihat langsung sejumlah tari tradisional yang berasal dari beragam etnis yang telah lama hidup tumbuh dan berkembang di kawasan Semenanjung Malaya, Malaysia.
Misalnya, ada tarian-tarian tradisional dari etnis Melayu, China, India, Dayak, dan Portugis. Mereka telah ratusan tahun hidup saling berdampingan di Semenanjung Malaysia, dengan membawa kekhasan tradisi, bahasa, seni, sosial dan budaya masing-masing. Bahkan agama mereka pun berbeda-beda seperti Islam, Kristen, Buddha, Hindu dan Khonghucu, serta Sikh dan Taoisme.
Slogan 'Malaysia Truly Asia' atau 'Malaysia Asia Sesungguhnya' pun berusaha ditampilkan secara nyata dalam pertunjukan seni, budaya dan tari-tarian tradisional di MaTiC, Kuala Lumpur, Malaysia. Penulis juga merasa terkesan dan sangat menikmati pertunjukan tari-tarian tradisional di MaTiC.
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang cukup mengesankan bagi penulis ialah tradisi tarian 'Golek-Golek' dan lagu 'Jingkli Nona' yang berasal dari komunitas keturunan Portugis di Negara Bagian Melaka, Malaysia. Selain syair, nada dan gerak tarinya yang indah, awalnya penulis tidak mengira bahwa komunitas keturunan Portugis ternyata telah ada turun-temurun di Melaka.
Setelah penulis mencari data-data di internet, terbukti bahwa Kesultanan Melaka memiliki interaksi sejarah dan persinggungan budaya yang panjang dengan bangsa Portugis. Bahkan hal itu terjadi sejak berabad-abad yang lalu, termasuk tragedi penjajahan Portugis terhadap Kesultanan Melaka.
Kegiatan YFL Batch 2 diselenggarakan oleh Yayasan Markas Santri Global dan Yayasan Pemuda Bestari Nusantara. Acara ini juga didukung oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) Zakat Sukses. Program ini diikuti oleh 21 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, dengan mengusung slogan “Think Globally, Act Globally” atau “Berpikir Global, Bertindak Global".
ADVERTISEMENT
Selain itu, setelah melalui proses penilaian secara menyeluruh terhadap para peserta YFL Batch 2 di Malaysia dari berbagai aspek, akhirnya tim juri memilih Dandi Muchammad Mudzakir sebagai Peserta Terbaik (Best Delegate).
Lalu, tim juri juga memilih kelompok terbaik dari tiga kelompok yang ada, yakni Kelompok 2 atas nama "Green Srikandi". Kelompok 2 memiliki lima anggota, yakni dr. Meutia Filzan Kamilah, S.Ked., I Komang Nara Dhananjaya S, Aufa Naja, Cecylia Putri, dan Adzra Zhafirah Mardhiyyah.
Kelompok 2 menulis makalah dengan tema: lingkungan hidup (environment) dan dipimpin oleh Meutia Filzan Kamilah, S.Ked., selaku Ketua Kelompok. Adapun judul makalah ialah: "Green Srikandi: Health-Conscious, Waste-Wise, Saving Turtles and Nature". menjadi pokok bahasan utama dalam makalah Kelompok 2.
Tim juri pun memilih tiga peserta dengan video terbaik, yakni: 1. Video Terbaik Pertama: Andien Najwa Alya; 2. Video Terbaik Kedua: Fathimah Khonsa; dan 3. Video Terbaik Ketiga: Adzra Zhafirah Mardhiyyah.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, permasalahan Palestina menjadi perhatian penting dari panitia dan peserta YFL Batch 2 di Malaysia. Hal ini terwujud dalam tugas kelompok social experiment bagi para peserta YFL Batch 2 di Malaysia.
Program ini berlangsung di kawasan Menara Kembar (Twin Tower) Petronas, Kuala Lumpur City Center (KLCC), dan di Kawasan Suria KLCC Mall, Malaysia, pada Sabtu (13/7/24) malam. Jadi, para peserta dibagi menjadi sejumlah grup, yang terdiri dari dua atau tiga orang per kelompok.
Kemudian, setiap kelompok bertugas mewawancarai dua orang pengunjung Twin Tower Petronas, seorang dari Warga Negara Malaysia dan seorang lagi dari Warga Negara Asing. Pertanyaannya ialah seputar tanggapan atau respon mereka terhadap teror dan invasi militer rezim zionis Israel terhadap Palestina.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan lainnya ialah seputar perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina dalam melawan penjajahan dan kebiadaban rezim zionis Israel. Termasuk pandangan responden terhadap kelompok Hamas dan Fatah di Palestina.
Akhirnya, dari semua kelompok yang ada, terdapat empat peserta terbaik yang telah melalui proses penjurian dalam program YFL Batch 2 di Malaysia, yakni Andien Najwa Alya, Meutia Filzan Kamilah, I Komang Nara Dhananjaya S., dan Lucky Farel Zulkarnaen.
Selain itu, tanah air Indonesia pun tidak luput dari perhatian besar para peserta dan panitia Youth YFL Batch 2 Malaysia di Kuala Lumpur. Hal ini terlihat dari social experiment pada Ahad (14/07/24) di Batu Cave Temple, Malaysia.
Saat itu, para peserta YFL Batch 2 Malaysia telah dibagi menjadi sejumlah kelompok. Setiap kelompok bertugas untuk bertanya ke sejumlah pengunjung mengenai Indonesia. Misalnya, pertanyaan seputar apakah mereka mengetahui tentang Indonesia? Lalu, Apakah mereka mengetahui tentang Bendera Merah-Putih dan Lambang Garuda Pancasila?
Saat itu, tanggapan responden sangat beraneka ragam, bahkan berbeda-beda. Misalnya, ada responden yang sama sekali tidak mengetahui tentang Indonesia. Ada pula responden yang mengetahui tentang bendera merah putih dan negara Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Ada pula responden yang sudah pernah berkunjung dan berwisata ke sejumlah kota di Indonesia. Mereka umumnya mengapresiasi indahnya pemandangan alam dan obyek wisata di Indonesia. Kondisi ini tentu sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut,” imbuhnya pada Jumat (19/07/24) malam.
Wakil Ketua Program YFL Batch 2 di Malaysia, Muhammad Mushab Abdurrahman, B.B.A., menyatakan bahwa kegiatan YFL 2 Batch Malaysia telah dirancang sebagai batu loncatan bagi para pemuda dan pemudi potensial Indonesia untuk mempersiapkan estafet kepemimpinan bangsa Indonesia di masa depan.
“Harapannya, acara ini dapat meningkatkan minat generasi muda untuk menjadi content creator yang handal dan profesional di Indonesia, bahkan di dunia,” ungkapnya pada Ahad (14/7/24) siang.
Selain itu, ungkapnya, kegiatan ini terdiri dari sejumlah aktivitas seperti "social experiment”, “social campaign” Indonesia ke negara lain, dan kunjungan ke sejumlah kampus ternama di Malaysia, antara lain Islamic International University of Malaysia (IIUM) dan University Kebangsaan Malaysia (UKM).
ADVERTISEMENT
“Para peserta YFL-2 juga diajak untuk mempelajari budaya sosial (social culture) di Malaysia dengan berkunjung ke Dataran Merdeka, Perpustakaan Kuala Lumpur, Masjid Putra di Putrajaya, Menara Kembar atau Twin Tower Petronas di Kuala Lumpur City Center (KLCC), Kuala Lumpur, Kuil Batu Cave, Klenteng Chin Swee Cave, dan Genting Highland,” ucapnya.
Adapun para peserta acara, jelasnya, telah melalui proses seleksi yang ketat dan berjenjang, seperti seleksi administrasi, wawancara, dan pembuatan video kreatif.
“Dari 500 peserta yang mendafar, kami telah menyeleksi 60 orang yang lolos tahap seleksi administrasi dan wawancara. Dari 60 peserta itu, panitia menyeleksi kembali peserta menjadi 12 peserta terbaik,” ucap Muhammad Mushab Abdurrahman.
Lebih lanjut, para peserta juga berkunjung ke Central Market atau Pasar Seni di Kuala Lumpur pada Senin (15/07/24), Malaysia Tourism Centre (MaTiC) pada Selasa (16/07/24), dan Dataran Putra pada Sabtu (13/07/24).
ADVERTISEMENT
Sebagai penulis, Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si., telah menjadi peserta dalam acara ini. Tepatnya selaku Direktur Bidang Media, Komunikasi dan Informasi Pimpinan Pusat (PP) Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) Dewan Masjid Indonesia (DMI). Ia juga mengemban amanat sebagai Peneliti Center for Strategic Policy Studies (CSPS) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI.
Saat ini, penulis juga mengemban amanat selaku Wakil Sekretaris Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PD PAB) Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Rumah Produktif Indonesia (RPI).
Para peserta, lanjutnya, juga sempat berkunjung ke Central Market atau Pasar Seni di Kuala Lumpur pada Senin (15/07/24), Malaysia Tourism Centre (MaTiC) pada Selasa (16/07/24), dan Dataran Putra pada Sabtu (13/07/24).
“Kami juga melihat dari dekat Putrajaya Bridges, Perdana Putra, Millenium Monument dan Dataran Putra saat berkunjung ke Masjid Putra. Ketiga lokasi ini merupakan bagian terintegrasi dari kompleks pusat pemerintahan Malaysia di Putrajaya,” jelas Muhammad Ibrahim Hamdani.
ADVERTISEMENT
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si.