Konten dari Pengguna

Paradoks Teknologi

Muhammad Ifan Fadillah
Mahasiswa Universitas Hasanuddin
27 Desember 2022 12:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Ifan Fadillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pixabay
ADVERTISEMENT
Jika kita membuka buku-buku SD, SMP, SMA, bahkan perkuliahan yang membahas teknologi, hampir seluruhnya sepakat bahwa teknologi adalah alat yang diciptakan manusia untuk membantu menyelesaikan pekerjaaan manusia itu sendiri. Dalam sejarahnya penciptaan teknologi juga berfungsi untuk memudahkan kerja manusia,  dimulai  saat revolusi industri pertama dengan pengembangan mesin uap sampai revolusi industri 5.0. 
ADVERTISEMENT
Tetapi tulisan ini bukan suatu bentuk euforia karena teknologi dari hari semakin berkembang, tulisan ini coba melihatnya dalam sisi yang berbeda, dengan memulainya pada satu pertanyaan kritis. Pertanyaan yang saya ajukan dalam tulisan kali ini adalah apakah memang benar teknologi dikembangkan untuk memudahkan kerja manusia?Berangkat dari itu pertanyaan itulah, melalui tulisan ini akan coba saya jawab.
Counter Factual: Cara Menguji Argumentasi
Untuk menguji suatu argumentasi, kita perlu memberikan counter factual atau fakta-fakta yang berbeda untuk membantah suatu argumentasi.  Metode itulah yang akan saya lakukan untuk menguji  pendapat yang mengatakan bahwa teknologi diciptakan untuk memudahkan kerja manusia.
Jika memang teknologi digunakan untuk memudahkan kerja umat manusia, mengapa saat ini banyak kasus umat manusia takut pada perkembangan teknologi? Jika tidak percaya search saja di Google, konflik antara ojek tradisional dan ojek online, niscaya kita akan mendapatkan puluhan kasus bentrokan yang terjadi diantara keduanya.
ADVERTISEMENT
Selain itu kita bisa melihat bahwa di satu sisi terjadi peningkatan pengembangan teknologi, sehingga dikatakan teknologi dapat membantu kerja manusia, tetapi di sisi lain teknologi yang menggantikan kerja manusia membuat manusia harus menjadi pengangguran karena pengembangan teknologi tersebut.
Ada apa sebenarnya? Mengapa teknologi diciptakan untuk membantu kerja manusia, tetapi banyak manusia terpinggirkan dari kerjanya karena peningkatan teknologi? Di sinilah yang saya maksud sebagai paradoks dari teknologi itu sendiri
Masalahnya Ada Pada Kepemilikan dan Aksesibilitas Pada Teknologi
Bagi saya yang bermasalah bukan pada teknologinya, tetapi masalahnya ada pada satu corak produksi negara kita yang masih melanggengkan sistem kapitalisme. Kita tahu dalam sistem kapitalisme, kepemilikan teknologi dimiliki oleh para kapitalis besar. Sehingga wajar saja para kapitalis itu lebih mempercayakan pekerjaan pada teknologi, karena selain teknologi dalam pengerjaannya lebih efektif dan efisien, teknologi juga tidak seperti pekerja yang selalu nyinyir ketika gaji mereka turun terus setiap tahun.
ADVERTISEMENT
Teknologi juga tidak mungkin melakukan demonstrasi, seperti halnya pekerja yang terus melakukan aksi ketika tidak diberikan jaminan kesehatan, jaminan hari tua, dan jaminan yang lainnya. Alhasil pekerja yang tidak memiliki apa-apa selain harus menjual tenaga kerjanya kepada kapitalis, harus gigit jari ketika teknologi itu menggantikan kerja yang dulu mereka lakukan.
Inilah anehnya pengembangan teknologi, dia memang memudahkan kerja manusia, tetapi manusia seperti apa yang dimudahkan? Jawabannya yah manusia kapitalis, selain memudahkan kerja mereka, teknologi juga menguntungkan mereka secara terus menerus sampai tidak terbatas.
Memulai Imajinasi Teknologi Bekerja Untuk Umat Manusia
Artikel dari Jordan Pearson yang diterbitkan VICE memberikan kita imajinasi bagaimana seharusnya teknologi bisa bekerja untuk umat manusia. Pearson menjelaskan bahwa saat begitu banyak umat manusia melihat ke masa depan, satu kemungkinan selalu diabaikan: yakni masa depan tanpa kapitalisme, bekerja tanpa kapitalisme, waktu luang tanpa kapitalisme, dan, yah, bahkan robot tanpa kapitalisme.
ADVERTISEMENT
Bagi Pearson hanya saat itulah umat manusia bisa membangun fondasi dunia masa depan di mana teknologi bekerja untuk kita semua bukan hanya beberapa orang yang punya keistimewaan. Refleksi dari Pearson ini penting untuk kita lihat, sebagai satu bentuk harapan akan kemungkinan dunia di mana teknologi memang benar-benar membantu kerja seluruh umat manusia.
Bayangkan saja, jika teknologi dimiliki secara bersama-sama oleh seluruh umat manusia, maka kita tidak harus bekerja dari pagi sampai sore bahkan malam hari, karena robot akan membuat kerja kita lebih mudah dan cepat selesai, hehe
Daftar Pustaka
Pearson, Jordan, (September 2, 2014). The Future of Robot Labor Is the Future of Capitalism. Vice. Lihat: ​The Future of Robot Labor Is the Future of Capitalism (vice.com)
ADVERTISEMENT