Konten dari Pengguna

Multimeter: Dalam Praktikum Rangkaian Elektronika

Muhammad Ihsan Maulana
Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera
29 September 2024 14:29 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Ihsan Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Foto Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Foto Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Multimeter adalah alat ukur serbaguna yang banyak digunakan di bidang elektronika dan kelistrikan.
ADVERTISEMENT
Kemampuannya meliputi pengukuran tegangan, arus, resistansi, dan beberapa parameter lainnya, menjadikannya alat penting untuk menganalisis dan menguji rangkaian elektronik.
Sebagai bagian dari magang teknik elektronik, multimeter digunakan untuk memverifikasi teori kelistrikan yang dipelajari secara teoritis, seperti hukum Ohm dan analisis rangkaian, melalui pengukuran langsung terhadap komponen dan rangkaian yang ditempatkan.
Dengan menggunakan multimeter, siswa dapat mengevaluasi kinerja berbagai komponen aktif dan pasif, mengidentifikasi gangguan pada suatu rangkaian, dan memastikan bahwa rangkaian beroperasi sesuai spesifikasi yang diharapkan.
Oleh karena itu, multimeter tidak hanya membantu Anda memahami prinsip dasar kelistrikan, tetapi juga menjadi alat untuk melatih keterampilan praktis pemecahan masalah dan pemecahan masalah dalam dunia elektronika.

Latar Belakang

Multimeter adalah alat pengukur elektronik yang sangat penting dalam dunia teknik, terutama dalam bidang elektronika dan kelistrikan. Sejak awal perkembangannya, multimeter telah menjadi alat yang esensial bagi teknisi, insinyur, mahasiswa, dan penggemar elektronik untuk melakukan pengukuran berbagai parameter listrik seperti tegangan (volt), arus (ampere), dan resistansi (ohm). Alat ini memungkinkan penggunanya untuk dengan cepat dan akurat memantau kondisi rangkaian listrik atau mengidentifikasi masalah yang terjadi pada komponen-komponen elektronik.
ADVERTISEMENT

Sejarah Singkat Multimeter

Konsep multimeter pertama kali diperkenalkan pada tahun 1920-an oleh Donald Macadie, seorang insinyur Inggris yang bekerja di Post Office Engineering Department. Macadie ingin menciptakan sebuah alat yang bisa mengukur lebih dari satu parameter kelistrikan secara bersamaan untuk mengatasi ketidakpraktisan penggunaan beberapa alat ukur yang berbeda. Dari gagasan tersebut, lahirlah alat yang disebut "Avometer," yang merupakan gabungan dari ampere, volt, dan ohm meter.
Avometer menjadi cikal bakal multimeter modern yang kita kenal saat ini. Pada masa itu, Avometer adalah perangkat analog yang menggunakan jarum untuk menunjukkan hasil pengukuran. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi, multimeter terus mengalami evolusi hingga munculnya multimeter digital yang lebih mudah digunakan, lebih presisi, dan mampu memberikan hasil yang lebih cepat dibandingkan dengan versi analognya.
Sumber: https://id.gvda-instrument.com/info/the-history-of-multimeters-75815479.html

Implementasi Multimeter dalam Praktikum Elektronika

Multimeter merupakan alat pengukur serbaguna yang digunakan untuk mengukur tegangan, arus, dan resistansi dalam rangkaian elektronika. Implementasi multimeter dalam praktikum elektronika bertujuan untuk memberikan pemahaman praktis tentang parameter kelistrikan yang berlaku pada komponen dan rangkaian yang berbeda. Multimeter memungkinkan mahasiswa atau teknisi untuk melakukan analisis dan diagnosa secara langsung terhadap kinerja dan kondisi rangkaian atau komponen elektronik.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah beberapa contoh implementasi multimeter dalam konteks praktikum elektronika:

1. Mengukur Tegangan pada Rangkaian Elektronik

Dalam setiap praktikum elektronika, pengukuran tegangan menjadi salah satu hal yang paling sering dilakukan. Multimeter digunakan untuk memeriksa apakah komponen dan sumber daya bekerja dengan benar. Pada pengukuran ini, multimeter diatur ke mode DCV untuk sumber tegangan DC atau ACV untuk sumber tegangan AC. Pengukuran tegangan dilakukan dengan menghubungkan multimeter secara paralel pada komponen yang akan diukur, seperti baterai, resistor, atau bahkan sirkuit yang lebih kompleks seperti regulator tegangan.
Dalam konteks praktikum, pengukuran tegangan dapat membantu mahasiswa memastikan apakah tegangan yang diberikan oleh sumber daya sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rangkaian. Sebagai contoh, pada praktikum yang melibatkan pengoperasian mikrokontroler, multimeter digunakan untuk memastikan bahwa tegangan catu daya (misalnya, 5V atau 3.3V) stabil sebelum mikrokontroler diaktifkan. Implementasi ini memungkinkan mahasiswa untuk mendeteksi adanya masalah catu daya yang bisa menyebabkan kerusakan pada perangkat.
ADVERTISEMENT

2. Mengukur Arus dalam Rangkaian

Arus listrik merupakan parameter penting yang perlu diukur untuk mengetahui konsumsi daya dan kestabilan rangkaian. Dalam implementasinya, multimeter digunakan untuk mengukur arus dengan menghubungkannya secara seri dalam rangkaian. Ini biasanya dilakukan untuk mengevaluasi kinerja komponen seperti LED, motor DC, atau transistor, yang bergantung pada arus yang mengalir melalui mereka.
Sebagai contoh, pada praktikum rangkaian LED, multimeter digunakan untuk mengukur arus yang melewati LED. Jika arus terlalu tinggi, LED bisa rusak. Pengukuran arus juga bisa dilakukan pada praktikum power supply untuk mengevaluasi kemampuan suplai arus yang diberikan oleh sumber daya. Penggunaan multimeter dalam pengukuran arus ini juga mengajarkan mahasiswa tentang distribusi daya dan perlunya komponen pengaman, seperti resistor pembatas arus.

3. Pengukuran Resistansi untuk Menilai Kondisi Komponen

Dalam praktikum, pengujian resistansi sangat umum dilakukan untuk menguji komponen seperti resistor, termistor, dan potensiometer. Multimeter digunakan untuk mengukur resistansi komponen yang dilepas dari rangkaian. Implementasi ini sangat penting dalam mengidentifikasi komponen yang rusak atau deviasi nilai resistansi dari spesifikasi nominal, yang dapat mempengaruhi kinerja rangkaian.
ADVERTISEMENT
Selain mengukur resistansi pada komponen diskrit, multimeter juga digunakan untuk mengecek kontinuitas pada jalur PCB (Printed Circuit Board) atau kabel. Fungsi ini sering digunakan untuk memastikan bahwa tidak ada jalur atau koneksi yang putus. Implementasi dalam praktikum, seperti merakit rangkaian sensor suhu, membutuhkan pengujian resistansi termistor untuk memastikan perubahan resistansi saat suhu berubah.

4. Pengujian Komponen Aktif Seperti Dioda dan Transistor

Pengujian dioda dengan multimeter sering menjadi bagian dari praktikum yang melibatkan rangkaian penyearah atau proteksi. Dioda diuji dengan mengukur tegangan bias maju dan reverse bias menggunakan mode dioda pada multimeter. Mahasiswa dapat memastikan apakah dioda berfungsi dengan baik atau mengalami kerusakan (short atau open circuit). Implementasi ini penting dalam memastikan bahwa komponen aktif dalam rangkaian seperti dioda penyearah bekerja dengan benar, karena dioda yang rusak dapat menyebabkan kerusakan pada sirkuit.
ADVERTISEMENT
Pada praktikum yang melibatkan transistor, multimeter digunakan untuk menguji karakteristik transistor NPN dan PNP. Pengujian ini membantu mahasiswa memahami prinsip kerja transistor sebagai saklar atau penguat dalam rangkaian elektronika.

5. Mengukur Kapasitansi dalam Praktikum Kapasitor

Pada praktikum yang melibatkan komponen penyimpanan energi seperti kapasitor, multimeter dengan fitur pengukuran kapasitansi diimplementasikan untuk mengecek nilai kapasitansi komponen. Kapasitansi ini kemudian dibandingkan dengan nilai nominal untuk mengetahui apakah kapasitor tersebut masih dalam kondisi baik. Implementasi multimeter dalam pengukuran kapasitansi sangat berguna dalam praktikum filter, rangkaian osilasi, atau rangkaian power supply, di mana nilai kapasitansi yang tepat sangat penting untuk fungsi yang stabil.
Sumber: Foto Pribadi

Kesimpulan

Penggunaan multimeter dalam praktikum elektronika sangat penting untuk mengukur tegangan, arus, resistansi, dan kapasitansi secara akurat. Alat ini membantu dalam pengujian komponen, diagnosis masalah rangkaian, serta penerapan konsep dasar kelistrikan. Dengan multimeter, mahasiswa dapat menganalisis performa rangkaian secara efisien, memastikan fungsionalitas komponen, dan mengembangkan keterampilan troubleshooting yang diperlukan dalam elektronika.
ADVERTISEMENT