Konten dari Pengguna

Peningkatan Kapasitas PLTS Menuju Net Zero Emission

Muhammad Ikhsan Ardi Hansyah
Electrical Engineering Student, Magang di Kementrian ESDM Republik Indonesia
20 Februari 2022 20:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Ikhsan Ardi Hansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: https://www.bumn.info/media/library/lcs/plts.jpg
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: https://www.bumn.info/media/library/lcs/plts.jpg
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia saat ini sedang gencar mengembangkan penggunaan Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Hal ini didasari oleh kebutuhan energi nasional yang semakin meningkat untuk setiap tahunnya. Menurut PT. Pertamina pada tahun 2025 diperkirakan total kebutuhan energi akan menjadi sekitar 2,41 miliar SBM (Setara Barel Minyak). Salah satu jalan atau cara yang saat ini dicoba oleh pemerintah yaitu dengan membangun serta meningkatkan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Peningkatan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya harapannya bisa menjadi solusi untuk Indonesia menuju Net Zero Emission. Net Zero Emission adalah gerakan nol-bersih emisi, istilah ini digagas oleh Presiden Joe Biden.
ADVERTISEMENT
Penggunaan energi listrik yang bersumber dari pembangkit listrik seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) akan memakan banyak batu bara untuk proses pembakaran serta akan menghasilkan emisi karbon yang banyak dan dapat membahayakan bumi untuk kedepannya. Seperti yang dilansir dari CNBC Indonesia bahwa diperkirakan kebutuhan batu bara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) akan mengalami peningkatan menjadi 119,19 juta ton. Jika hal ini terus dilakukan, maka eksplorasi batu bara akan terjadi secara terus-menerus dan akan mengakibatkan dampak lingkungan seperti perubahan bentang alam, penurunan kesuburan tanah, terjadinya ancaman terhadap keanekaragaman hayati, penurunan kualitas air, dan penurunan kualitas udara.
Menurut Ecodial.org bahwa total emisi tahunan yang dihasilkan oleh PLTU yaitu sekitar 6.463 juta ton. Angka ini tentunya angka yang cukup besar dan berdampak pada perubahan iklim global. Penulis juga beranggapan bahwa beberapa contoh bencana yang diakibatkan oleh perubahan iklim ini seperti banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, kekeringan dan kebakaran hutan merupakan dampak dari efek energi tadi. Tidak hanya berbahaya bagi lingkungan dan iklim saja, ternyata dampak dari emisi yaitu menurut sumber yang telah penulis baca dari WHO, bahwa polusi udara menyebabkan 7 juta kematian dini yang terjadi di negara Asia Pasifik.
ADVERTISEMENT
Adanya inovasi teknologi untuk peningkatan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya ini harapannya bisa meningkatkan pasokan listrik yang dihasilkan oleh PLTS. PLTS jauh lebih ramah karena prinsip kerja dari PLTS adalah memanfaatkan sinar matahari yang nantinya akan diubah menjadi energi listrik. PLTS tidak membutuhkan energi fosil untuk bisa bekerja, sehingga dengan kata lain PLTS tidak menimbulkan emisi karbon. Indonesia sendiri seperti yang dilansir dari CNBC Indonesia, bahwa telah melakukan ratifikasi Perjanjian Paris 2015 dan pada COP-21 mengumumkan kontribusi dan telah ditetapkan secara nasional untuk menurunkan emisi hingga tahun 2030 sebesar 29%.
Peningkatan penggunaan energi listrik yang dihasilkan oleh PLTS bisa dibantu dengan cara membuat PLTS di wilayah Indonesia yang mempunyai intensitas cahaya matahari yang baik sepanjang tahun. Cara selanjutnya yaitu dengan menggalakkan penggunaan PLTS atap kepada masyarakat. Untungnya sekarang ini minat masyarakat terhadap teknologi inovasi PLTS Atap sudah cukup banyak. Keuntungan yang bisa diperoleh oleh pengguna yaitu, pengeluaran biaya listrik yang lebih hemat serta dapat menjual kelebihan energi listrik kepada PLN. Dengan begini, masyarakat yang memasang PLTS atap sangat diuntungkan karena juga akan memperoleh pendapatan dari penjualan listrik tadi. Menurut Direktur Jendral, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) mengungkapkan bahwa tingginya minat masyarakat untuk melakukan pemasangan PLTS Atap akan memberikan peluang terhadap menurunnya penggunaan energi fosil.
ADVERTISEMENT
Keseriusan pemerintah membangun PLTS di daerah-daerah lainya seperti yang susah dijangkau saluran distribusi listrik, maka dengan inovasi gerakan peningkatan kapasitas PLTS ini nantinya daerah-daerah yang belum terjangkau listrik sebelumnya bisa merasakan listrik. Tidak bisa dipungkiri bahwa masih banyak daerah di Indonesia yang belum bisa merasakan dampak dari energi listrik. Jika saja pemerintah bisa benar-benar melakukan pembangunan PLTS di daerah terpencil, niscaya kehidupan penduduk di sana akan jauh lebih maju daripada sebelumnya. Kehidupan mereka bisa terbantu dengan adanya listrik.
Diciptakannya inovasi peningkatan kapasitas PLTS ini nantinya penggunaan pembangkit listrik seperti PLTU, PLTD yang mana menggunakan energi fosil bisa dikurangi. Bayangkan saja jika setiap daerah memiliki PLTS yang dapat mencukupi kebutuhan listrik penduduknya, pasti pembangkit listrik jenis lain yang dapat merusak lingkungan akan diabaikan atau tidak digunakan lagi. Efek baik lainnya yaitu dengan tercapainya net zero emission iklim di dunia menjadi lebih stabil dan kerusakan ekosistem serta alam bisa dihindari. Tidak ada kata kebakaran hutan, perubahan musim secara tidak menentu dan berbagai macam bencana lainnya. menurut penulis, gerakan inovasi peningkatan kapasitas PLTS dapat terus bisa dilakukan secara berkelanjutan dan lambat laun akan menciptakan Indonesia bebas dari emisi dan membawa bumi menuju bumi yang lebih sehat.
ADVERTISEMENT
Ditulis oleh: Muhammad Ikhsan Ardi Hansyah | Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Negeri Yogyakarta