Konten dari Pengguna

Homogenitas Sosial Jadi Faktor Penghambat Inovasi

Muhammad Ilhamsyah
mahasiswa Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah
12 Februari 2025 18:56 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Ilhamsyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam bermasyarakat tentunya kita pasti dan akan selalu melakukan interaksi sosial. Interaksi tersebut akan membentuk pola dan perilaku dalam hubungan masyarakat, seperti perilaku homogen dan heterogen. Kedua perilaku tersebut memberikan dampak positif maupun negatif, lantas bagaimana jika suatu bangsa atau negara memiliki kecenderungan terhadap perilaku tersebut, apakah sebuah masalah atau anugerah? Artikel ini membahas tentang bagaimana perilaku homogen dan dampaknya dalam kehidupan bermasyarakat.
Ilustrasi pertanyaan. https://pixabay.com/illustrations/question-mark-pile-questions-symbol-2492009
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pertanyaan. https://pixabay.com/illustrations/question-mark-pile-questions-symbol-2492009
Homogen dan Heterogen
ADVERTISEMENT
Secara bahasa homogen berarti terdiri atas jenis, macam, sifat, watak, dan sebagainya yang sama. Secara istilah homogen seringkali disebut sebagai istilah yang digunakan untuk menggambarkan kesamaan dalam bermasyarakat. Dalam konteks bermasyarakat, kesamaan dapat merujuk pada berbagai aspek mulai dari agama, bahasa, suku, dan hingga ideologi. Masyarakat yang hidup dalam lingkungan yang homogen cenderung memiliki nilai, norma, dan perilaku yang hampir sama. Sementara itu, heterogen merupakan kebalikan daripada homogen, heterogen secara bahasa berarti terdiri atas berbagai unsur yang berbeda sifat atau berlainan jenis, secara istilah heterogen merupakan istilah yang menggambarkan keberagaman dalam bermasyarakat. Hal ini menyangkut bagaimana masyarakat hidup dalam keberagaman etnis, suku, agama, dan lain-lain. Kedua aspek ini tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan masyarakat, karena pada dasarnya manusia merupakan makhlusk sosial yang akan selalu melakukan interaksi sosial dengan manusia lainnya.
Ilustrasi homogen dengan budaya tradisional. https://pixabay.com/photos/dance-balinese-traditional-women-4271941
Perbedaan dalam hubungan sosial
ADVERTISEMENT
Dalam hubungan sosial, perilaku homogen dan heterogen tentunya memiliki perbedaan. Perbedaaan yang cukup jelas terlihat bahawa masyarakat yang homogen cenderung lebih suka bergaul dengan lingkungan dan latar belakang yang sama. Masyarakat homogen cenderung memiliki aturan dan norma untuk mempertahankan homogenitas mereka, hal tersebut menyebabkan masyarakat yang homogen lebih suka bergaul dengan orang-orang yang memiliki latar belakang yang sama, hal ini dikarenakan masyarakat yang homogen lebih nyaman dalam lingkungan yang seragam. Adanya kesamaan latar belakang, nilai, dan norma yang berlaku dalam masyarakat homogen terkadang menyebabkan timbulnya rasa fanatik dalam lingkungan masyarakat, sehingga menganggap lingkungan masyarakat yang mereka tinggali lebih baik dibanding masyarakat lain. Hal tersebut justru akan menghambat munculnya inovasi yang lebih baru karena terhalang oleh lingkungan homogen yang fanatik akan lingkungan mereka.
Perbedaan membentuk persatuan. https://www.pexels.com/id-id/pencarian/perbedaan
Hubungan sosial yang heterogen memiliki tingkat keberagaman yang tinggi. Hal ini menyebabkan lingkungan heterogen menjadi lebih bebas dalam mengekspresikan keberagaman mereka. Mereka lebih bersikap toleran dengan menerima keberagaman terhadapa budaya, suku, dan aspek lain dalam kehidupan sosial, hal tersebut memberikan dampak yang lebih baik dalam hal berinovasi, karena dengan adanya interaksi sosial yang lebih beragam akan membuka pengetahuan yang lebih beragam pula. Tentunya hal ini sangat berbanding terbalik dengan perilaku homogen yang jika terlalu overpower akan mengakibatkan rasa fanatisme yang tinggi terhadap golongannya sendiri. Akan tetapi, tidak semua inovasi yang berasal dari keberagaman tersebut dapat dieksekusi dengan baik, hal ini tentu perlu dukungan yang baik pula dari masyarakat yang ada di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Toleransi menjadi aspek yang diunggulkan dalam perilaku heterogen. https://pixabay.com/illustrations/analysis-magnifying-glass-6232545
Hubungan Homogen dan heterogen dalam dunia pendidikan
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Peni Ramanda dan Imalatul Khairat menyebutkan bahwa tingkat kematangan sosial dari siswa yang sekolah di sekolah yang heterogen lebih tinggi dibanding dengan siswa yang sekolah di sekolah yang homogen. Dalam penelitian ini, aspek utama yang diteliti meliputi kemampuan membina hubungan sosial, menjalankan peran sosial sesuai dengan jenis kelamin, dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab. Berdasarkan penelitian tersebut, siswa yang bersekolah di lingkungan homogen, memiliki tingkat kematangan sosial yang tinggi, terutama dalam aspek menjalankan peran sosial sesuai gender dan tanggung jawab sosial. Namun, dalam aspek membina hubungan sosial dengan lawan jenis, mereka cenderung memiliki skor lebih rendah dibandingkan dengan siswa dari sekolah heterogen. Hal ini menunjukkan bahwa pemisahan berdasarkan jenis kelamin dapat menghambat kemampuan siswa dalam beradaptasi dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Jika tidak ditangani dengan baik, maka hal ini akan berdampak pada pertumbuhan pola pikir dan cara anak bersosialisasi di masa yang akan datang. Oleh karena itu, untuk mencapai keseimbangan dalam kematangan sosial siswa, diperlukan pendekatan pendidikan yang menggabungkan disiplin dalam lingkungan homogen dengan interaksi sosial dalam lingkungan heterogen.
Ilustrasi perbedaan dalam dunia pendidikan memberikan warna yang beragam. https://www.pexels.com/id-id/foto/fotografi-close-up-pensil-warna-743986
Perilaku homogen dan permasalahan sosial
ADVERTISEMENT
Perilaku homogen memang memiliki dampak yang baik dalam upaya membentuk sebuah kesatuan dan keseragaman, akan tetapi hal ini juga menimbulkan permasalahan sosial yang mengakibatkan orang-orang yang ada di dalamnya cenderung memiliki ketergantungan terhadap latar belakang yang mereka miliki. Hal tersebut menyebabkan orang-orang yang homogen cenderung merasa bahwa diri mereka eksklusif dan tidak mampu untuk bersikap inklusif. Salah satu dampak utamanya adalah terbatasnya kreativitas dan inovasi. Ketika masyarakat terlalu terpaku pada keseragaman, mereka cenderung kurang terbuka terhadap ide-ide baru yang berbeda dari norma yang ada, sehingga menghambat perkembangan dan adaptasi perubahan zaman. Sikap homogenitas dengan fanatisme yang dominan dapat membatasi perspektif dan wawasan masyarakat. Dengan interaksi yang terbatas pada individu-individu dari latar belakang dan pemikiran serupa, masyarakat kehilangan kesempatan untuk belajar dari perbedaan dan keragaman. Padahal, keberagaman pandangan dan pengalaman sangat penting untuk memecahkan masalah kompleks dan menciptakan solusi yang efektif.
Ilustrasi tidak ada ide. https://www.pexels.com/id-id/pencarian/inovasi
Masyarakat yang homogen cenderung mempertahankan tradisi dan kebiasaan lama, serta menolak atau bahkan menentang pembaruan yang dianggap mengancam status quo. Hal ini mengakibatkan adanya stagnasi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, pendidikan, dan teknologi, hal ini dikarenakan kurangnya dorongan untuk berinovasi dan berkembang. Lebih lanjut, homogenitas dapat membatasi perspektif dan wawasan masyarakat. Dengan interaksi yang terbatas pada individu-individu dengan latar belakang dan pemikiran serupa, masyarakat kehilangan kesempatan untuk belajar dari perbedaan dan keragaman. Padahal, keberagaman pandangan dan pengalaman sangat penting untuk memecahkan masalah kompleks dan menciptakan solusi yang efektif.
Ilustrasi inovasi. https://www.pexels.com/id-id/pencarian/inovasi
Perilaku homogen dan heterogen dalam kehidupan masyarakat memiliki kelebihan dan kekurangnnya masing-masing. Perilaku homogen lebih terlihat solid dalam kesamaan mereka meskipun cenderung membuat individu menjadi lebih senang dalam zona nyaman yang hanya melibatkan lingkungan dan latar belakang yang sama dengannya. Sementara itu, perilaku heterogen lebih bisa flkesibel dalam melihat perbedaan dalam lingkungannya. Selain itu, perilaku heterogen memberikan perspektif yang lebih luas daripada masyarakat yang memiliki perilaku homogen. Meski begitu, untuk menjadi masyarakat yang baik sudah sepantasnya kita menyaring dan memilah mana lingkungan yang memiliki dampak yang baik dan dampak buruk terhadap kehidupan kita nantinya.
ADVERTISEMENT