Darurat Selingkuh!

Muhammad Iqbal PhD Psikolog
Seorang Psikolog Bekerja sebagai seorang konselor pernikahan dan Owner Rumah Konseling, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Periode 2016-2021.Saat Dosen Tetap Psikologi Universitas Paramadina. Ketua STIE Swadaya Jakarta
Konten dari Pengguna
24 September 2022 7:44 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Iqbal PhD Psikolog tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi selingkuh. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi selingkuh. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Oleh : Muhammad Iqbal, Ph.D Psikolog
Setelah viralnya kisah "layangan putus" dari tulisan media sosial yang akhirnya menjadi film pendek, kini cerita " layangan putus" terjadi lagi, seorang ibu yang sedang menjemput anaknya pulang sekolah di tembak orang tak dikenal, dan ternyata pelaku menembak korban atas suruhan suaminya sendiri, karena suaminya selingkuh dan punya kekasih lagi, dan sang suami yang awalnya melarikan diri akhirnya didapati melakukan bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya di Medan, seorang Istri meminta selingkuhannya untuk membunuh suaminya yang bekerja sebagai seorang hakim karena sakit hati karena suaminya selingkuh, dan ia pun membalas dengan selingkuh dan akhirnya suaminya tewas di tangan selingkuhannya. Ada juga kasus seorang oknum pejabat yang menyewa pembunuh bayaran untuk "menghabisi" selingkuhan istri "sirri" nya
Ada juga kasus-kasus suami yang membunuh istri dan istri membunuh suami karena pasangannya selingkuh dan ada banyak lagi kasus-kasus selingkuh yang berujung kepada kematian dan kesengsaraan. Ada yang membakar pasangannya karena selingkuh, bahkan ada yang memotong/menyayat kemaluan pasangannya karena pasangan selingkuh dan ada banyak kasus-kasus lain yang belum terungkap
Kisah maraknya selingkuh ibarat fenomena gunung es, dalam beberapa tahun belakangan ini di "Rumah Konseling" kami banyak sekali klien-klien yang datang karena masalah perselingkuhan.
ADVERTISEMENT
Selingkuh dalam konteks pernikahan adalah perilaku mengalihkan perhatian baik secara kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dilakukan pasangan dalam bentuk pelanggaran komitmen pernikahan dengan tujuan mendapatkan kepuasan dan sensasi yang baru
Selingkuh adalah salah satu gejala adanya masalah besar dalam rumah tangga yang tidak terungkap, diabaikan dan tidak diselesaikan, ia tidak datang dengan tiba-tiba. Selingkuh semakin hari semakin marak karena kemudahan akses dan lemahnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai moral dan Agama di kalangan masyarakat. Ada banyak pasangan khususnya Istri yang mengumbar masalah rumah tangganya di media sosial yang tentu saja "mengundang" orang lain untuk mendekatinya
Selingkuh juga tidak hanya dilakukan oleh suami, namun kasus istri yang menyelingkuhi suami juga banyak, namun jarang terungkap ke media karena suaminya biasanya langsung mengajukan gugatan ke pengadilan tanpa menulisnya di media sosial, sehingga jarang menjadi pemberitaan
ADVERTISEMENT
Selingkuh di era digital juga tidak hanya dengan lawan jenis, namun juga terjadi pada sejenis (homoseksual), tidak hanya dilakukan secara tatap muka namun banyak juga selingkuh yang dilakukan secara online. Selingkuh banyak ragamnya, mulai dari yang ringan, sedang, berat. Selingkuh kategori ringan misalnya 'chat" dengan lawan jenis, memantau lawan jenis/mantan di medsos, ataupun membayangkan hal-hal yang berbau seksual dengan orang lain yang bukan pasangan sahnya. Selingkuh ringan sedang seperti memiliki "pacar"
Selingkuh sering dianggap masalah sederhana, padahal dalam kasus-kasus rumah tangga, kasus selingkuh "zina" sangat berisiko, beberapa klien kami terinfeksi penyakit infeksi menular seksual termasuk HIV AIDS yang bisa menyebabkan kematian dan penderitaan.
Dalam pandangan Agama, selingkuh adalah perbuatan dosa, yang bisa dilakukan siapa saja, bila tidak memiliki keimanan, ketakwaan, dan pengetahuan Agama yang baik.
ADVERTISEMENT
Kenapa selingkuh?
Sebuah layangan mudah putus, tentunya karena ada beberapa sebab, bisa karena anginnya kencang, bisa juga karena ada lawan yang menyerang atau jangan-jangan karena benang yang digunakan untuk mengikat layangan adalah benang yang murahan sehingga layangan itu mudah putus, jadi kata kuncinya adalah "bonding" kedekatan, keintiman dan komunikasi yang hangat
Muhammad Iqbal, Ph.D Psikolog / IG @muhammadiqbalpsy
Sebagai psikolog dan konselor keluarga, dari berbagai kasus-kasus yang saya tangani , saya menemukan bahwa selingkuh disebabkan berbagai faktor, ada faktor pendorong (push factor), ada faktor penarik (pull factor)namun ada yang disebut faktor antara (mediator)
Faktor utama yang menjadi pendorong seseorang melakukan selingkuh adalah karena kepuasan pernikahannya yang rendah termasuk kepuasan seksual, pengaruh tontonan pornografi, konflik keluarga berkepanjangan, masalah komunikasi, kejenuhan, kurang penghargaan serta kontrol diri yang lemah menjadi faktor pendorong
ADVERTISEMENT
Faktor penarik adalah adanya godaan orang ketiga, pengaruh lingkungan sosial (konformitas), gaya hidup, dukungan akses dan fasilitas, interaksi (pergaulan bebas), CLBK, membalas dendam (karena pernah diselingkuhi)
Namun ada juga faktor mediator, yaitu keimanan, spiritualitas, keintiman pasangan, kematangan psikis, sehat mental serta keharmonisan keluarga bisa menjadi faktor yang mencegah terjadinya selingkuh
Fenomena selingkuh sangat erat dengan era digital, di mana kehadiran media sosial menjadi sarana yang efektif untuk selingkuh, saat ini ada banyak aplikasi perkenalan, perjodohan yang dijadikan saran selingkuh bahkan prostitusi yang dilakukan secara terbuka dengan istilah "Open BO" dan ini dilakukan secara terang-terangan di media sosial
Demikian juga dengan kaitannya dengan kesehatan mental, akibat interaksi yang intens dengan internet, membuat banyak orang menjadi "anti sosial" sehingga bersifat induvidualis dan berdampak pada kesehatan mental. Untuk itu aspek kesehatan mental sangat penting menjadi perhatian, karena pribadi yang sehat mental, optimis, bisa berkomunikasi dengan baik, adaptif, solutif, tangguh, berpikir positif sangat bisa mencegah terjadinya perselingkuhan
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa kasus yang terjadi pada klien-klien saya selingkuh terjadi biasanya saat mereka LDR, pasangan hamil/melahirkan, mencapai puncak karir (harta, tahta dan wanita), reuni, curhat sembarangan, adiksi pornografi, ajakan teman, dan ada juga selingkuh karena motif ekonomi
Beberapa kasus di antaranya perkenalan di media sosial, kecantol dengan rekan kerja, jatuh cinta dengan staf, reuni (CLBK), terpikat dengan janda (tetangga), gratifikasi seks (korupsi), pengaruh pergaulan, selingkuh dengan ipar dan PRT, video call sex (VCX), panti pijat plus, pemandu lagu (karaoke)
Bahkan beberapa klien kami menjadi korban "black mail" melalui modus video call sex (VCX) sehingga menjadi korban pemerasan oleh "penjahat" online yang awalnya mengajak kenalan, lalu menjurus kepada percakapan mesum/seks, lalu saling bertukar foto yang berbau seksual, hingga akhirnya pelaku mengancam akan menyebarkan percakapan tersebut bila tidak di kirimkan uang, dan korbannya kebanyakan adalah tokoh publik
ADVERTISEMENT
Ada juga kasus-kasus "selingkuh" yang berujung pada pernikahan, namun pernikahan dilakukan secara diam-diam saya menyebutnya dengan istilah "Kah-Kuh" menikah tapi seperti selingkuh, karena pernikahan dilakukan secara tidak "beradab" bahkan tidak diketahui keluarga dan orang terdekat. Pernikahan dilakukan hanya untuk memuaskan hawa nafsu seksual, bahkan ada kasus seorang laki-laki yang menikahi seorang perempuan dengan diam-diam, mereka hanya bertemu untuk "check-in" namun setelah beberapa lama, didapati perempuan yang dinikahinya telah memiliki suami. Bahaya nikah secara diam-diam (Sirri) tentu saja menjadi ancaman ketahanan keluarga, bila ini terus terjadi akan berdampak pada kualitas anak dan SDM Indonesia
Dampak Selingkuh
Dampak buruk selingkuh sangat besar dalam kehidupan keluarga bahkan Negara, karena selingkuh menyebabkan kekerasan, kehilangan nyawa, penyakit fisik (IMS) dan psikis dan perceraian yang berdampak langsung pada kualitas anak (kehilangan kasih sayang, pengasuhan dan pendidikan) yang tentu saja berdampak pada kenalan remaja dan kriminalitas yang tentu saja menurunkan kualitas SDM Indonesia
ADVERTISEMENT
Beberapa kasus yang saya tangani orang-orang yang selingkuh dan "Kah-kuh" memiliki masalah dengan kecemasan dan tertekan, mereka selalu khawatir rahasianya akan terbongkar sehingga tidak fokus dalam kerja, sulit tidur, cemas berlebihan, suka marah bahkan berdampak kepada kesehatan fisiknya, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan lain-lain
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ana Nogales (2010) menyebutkan bahwa perselingkuhan orang tua mengakibatkan 75% anak menjadi merasa dikhianati, lalu sebanyak 80% mengatakan perselingkuhan orang tua membuat mereka takut dalam membina hubungan dan 70% jadi sulit mempercayai orang lain. Penelitian ini juga menemukan pola berulang terjadi pada hubungan si anak dewasa, 55% anak yang orang tuanya selingkuh juga akan melakukan hal yang sama di kemudian hari
ADVERTISEMENT
Kesimpulan dan Saran
1) Selingkuh saat ini sudah menjadi "budaya" baru di kalangan masyarakat, seolah-olah dianggap biasa karena sudah semakin banyak terjadi, selingkuh sangat erat dengan ketahanan keluarga dan tentu saja bila keluarga rapuh makanya akan mengancam ketahanan nasional kita, untuk itu perlu dilakukan kampanye yang terus menerus agar keluarga harmonis serta perlu perkuat dengan Undang-Undang Ketahanan Keluarga.
2) Pendidikan karakter yang dibentuk oleh keluarga dan sekolah sejak dini sangat penting, bagaimana akhlak dan nilai agama, saling menghormati dan menghargai pasangan, kesabaran, tangguh, komunikasi menjadi kunci dalam keutuhan rumah tangga.
3) Pendidikan Pra nikah dan Pasca Nikah, termasuk pengetahuan tentang hukum dalam pernikahan berbasis nilai-nilai Agama sangat penting untuk memberikan edukasi yang tepat, sehingga bisa mencegah perselingkuhan. Pendidikan Pasca nikah sangat juga diperlukan bukan hanya pra nikah, karena setiap keluarga akan menghadapi masalah sesuai dengan usia pernikahannya.
ADVERTISEMENT
4) Penggunaan media sosial yang sehat penting di era digital, karena media sosial menjadi salah satu sarana yang paling efektif terjadinya selingkuh di era digital. Penggunaan internet sehat, cerdas bermedia sosial dan edukasi tentang bahaya pornografi sangat penting di kalangan masyarakat.
www.rumahkonseling.online
5) Keintiman, kehangatan serta kasih sayang dalam keluarga sangat penting, untuk itu nilai-nilai ini harus menjadi perhatian dalam membentuk rumah tangga, Karakter sabar dan akhlak mulia sangat penting mencegah perselingkuhan.
6) Contoh dan keteladanan sangat penting dalam membentuk keluarga harmonis, untuk keteladanan dari pemimpin sangat penting dicontohkan, pemimpin yang memiliki rumah tangga harmonis akan menjadi "role model" bawahan.
7) Akses layanan konseling/konsultasi mengenai masalah pernikahan dan keluarga perlu diberikan, baik secara online/offline, sehingga bila ada masalah pasangan bisa mendapatkan jalan keluar, karena bila masalah dibiarkan akan menjadi dorongan untuk terjadinya selingkuh.
ADVERTISEMENT
Muhammad Iqbal, Ph.D Psikolog
Owner Rumah Konseling, Dosen Psikologi Universitas Paramadina, Alumni PPRA-54 Lemhannas RI
@muhammadiqbalpsy
www.rumahkonseling.online