Prof Azra, Rektor Yang Bijaksana

Muhammad Iqbal PhD Psikolog
Seorang Psikolog Bekerja sebagai seorang konselor pernikahan dan Owner Rumah Konseling, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Periode 2016-2021.Saat Dosen Tetap Psikologi Universitas Paramadina. Ketua STIE Swadaya Jakarta
Konten dari Pengguna
21 September 2022 11:18 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Iqbal PhD Psikolog tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Prof Azra, Rektor Yang Bijaksana
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Iqbal, Ph.D Psikolog/Alumni UIN Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Iqbal, Ph.D Psikolog/Alumni UIN Jakarta
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Muhammad Iqbal, Ph.D
Alumni FPsi UIN Jakarta
Ketua STIE Swadaya
ADVERTISEMENT
Prof.Dr.Azyumardi Azra hari ini wafat di Negeri jiran Malaysia, saya baru saja selesai memberikan materi ketahanan keluarga di Bengkulu tak kuasa menahan sedih, merasa kehilangan, belakangan ini saya satu group komunitas intelektual Minang Diaspora sering menyimak tulisan-tulisan dan diskusi beliau dengan para senior orang-orang minang di perantauan. Kebetulan kami berasal dari kampung yang sama yang yaitu Pariaman Sumatera Barat
Dalam beberapa tahun belakangan ini tulisan-tulisan tajam Prof Azra mengkritisi kebijakan pemerintah sering menghiasi media massa, beliau sering mengirim tulisan-tulisan di group wa terkait isu-isu pendidikan, sejarah, dunia Islam, demokrasi dan permasalahan kontemporer, sangat tajam dan mencerahkan
Perkenalan saya dengan Prof. Azra bukanlah yang baru, beliau adalah Rektor UIN Syarif Hidayatullah Periode 1998-2006 dimana ketika itu saya menjadi mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Jakarta (1999-2003) dan saya sempat menjadi staf pribadi wakil Rektor Kemahasiswa tahun 2003-2004 sebelum melanjutkan pendidikan ke Universiti Kebangsaan Malaysia
ADVERTISEMENT
Ada sebuah cerita yang sungguh saya kenang, yang menyelamatkan "muka" dihadapan mahasiswa muslim Psikologi Se-Indonesia, kalau diingat ini adalah aksi nekat kami sebagai mahasiswa ketika itu. Tahun 2000 dalam kongres IMAMUPSI di Unisba Bandung, saya terpilih menjadi Presiden Ikatan Mahasiswa Muslim Psikologi Indonesia (IMAMUPSI) dan disepakati tahun 2002 kongres di adakan di UIN Jakarta sebagai tuan rumah
Ketika waktu kongres tiba, kami menghadap Dekanat psikologi untuk berkordinasi meminta dukungan fasilitas dan sarana agar sukses berjalan lancar, namun ketika itu UIN Jakarta sedang membangun, sehingga gedung-gedung banyak yang tidak bisa di gunakan, begitu penjelasan pihak Dekanat, kami pun bingung, karena organisasi tidak memiliki cukup dana menyewa hotel dan gedung yang bagus
ADVERTISEMENT
Menjelang Hari-H kami semua cemas, kemana teman-teman dari daerah mau di tampung, karena kehadiran peserta terus bertambah, akhirnya berkumpullah pengurus dan panitia dari berbagai kampus di kampus Fak Psikologi UIN, ada dari Psikologi UI, UPI YAI, Gunadarma, Az-zahra, membicarakan bagaimana solusinya, lalu terpikir oleh kami untuk menyewa area perkemahan situ gintung (dibelakang Pasca Sarjana UIN) dan menempatkan peserta di tenda, lalu kami beramai-ramai sekitar 10 orang berjalan kaki dari Gedung Fak Psikologi meninjau langsung lokasi Situ Gintung, namun setelah di lihat sepertinya tidak memungkinkan karena situasinya habis hujan dan becek serta ada shooting film kolosal disana dan sewanya juga tidak murah
Kami berjalan lunglai, saya sebagai ketua mulai bingung, sementara hanya tinggal beberapa hari lagi peserta akan hadir, tak satupun ruangan bisa kami pinjam. Ketika keluar dari area Situ Gintung, saya teringat bahwa itu melewati Gang rumah pak Rektor (di belakang FK UIN saat ini), spontan saya mengajak teman-teman untuk belok ke Gang tersebut, lalu saya dengan semangat mengatakan kepada teman-teman "ayo kita lobi pak Rektor" agar berkenan meminjamkan ruangan dan fasilitas lainnya, dengan bergerombol kami mengucapkan salam, ternyata yang keluar wakil Rektor (terlihat kaget dan tatapannya tajam), pak warek bertanya " ngapain kalian kemari " spontan kami jawab mau ketemu pak Rektor jawab kami, pak warek sedikit heran dikira kami mau demo.
ADVERTISEMENT
Tidak berapa lama keluarlah Prof Azra, lalu menyuruh kami semua masuk, di sambut dengan hangat di sediakan minuman dan makanan, terlihat rumah beliau penuh dengan buku-buku
Pak Rektor mendengarkan keluhan kami dengan hangat, untuk menjaga nama baik UIN Jakarta kami memang harus sedikit "nekat".
Akhirnya saya minta sekjen saya dari Psikologi UI pertama kali menyampaikan maksud dan tujuan, sebagai ketua saya menjelaskan duduk perkaranya, ketika itu saya berargumen bahwa asrama mahasiswa sudah siap dan bisa di pakai, walaupun belum serah terima, prof azra mengaguk-aguk, beliau langsung menelpon Dekan Psikologi dan Warek Kemahasiswaan meminta besok pagi jam 08 datang keruangannya, wajah kami sumringah, saya diminta besok hadir ke ruangan beliau, hati kami lega, karena beliau mengatakan senang UIN Jakarta jadi tuan rumah dan akan mendukung kongres IMAMUPSI di UIN Jakarta
ADVERTISEMENT
Keesokan harinya Bu Dekan dan Warek kemahasiswaan rapat bersama pak Rektor, saya menunggu diluar, lalu bu Dekan dan pak Warek keluar menyampaikan arahan pak Rektor, akhirnya permintaan kami di setujui, asrama mahasiswa bisa kami pakai, bis kampus bisa kami pinjam untuk menjemput mahasiswa dan akhirnya kongres berjalan lancar, Prof Azra telah menyelamatkan muka saya di hadapan mahasiswa psikologi se-Indonesia
Sebelumnya ada juga kisah yang membuat saya malu namun berkesan, suatu hari ketika shalat Jumat di mesjid kampus, sampai waktu adzan tiba belum terlihat khatibnya, dengan pedenya saya sebagai mahasiswa semester 2, naik mimbar untuk kutbah, begitu saya naik dan memulai kutbah, ternyata pak Rektor ada di depan saya, langsung wajah saya pucat dan gemetar, bahan kutbah pun lupa membuat saya sedikit terbata-bata, harusnya beliau yang naik mimbar bukan saya (dalam hati saya bergumam), namun apalah daya tidak mungkin turun, sampai hampir lupa membaca doa diakhir kutbah, lalu beliau membeli kode mengangkat tangannya, akhirnya selamatlah saya dari ujian hari itu, selesai shalat saya salami dan beliau hanya tersenyum saya minta maaf atas kenekatan saya, tidak melihat siapa yang hadir sehingga berani-beraninya naik mimbar
ADVERTISEMENT
Kebijaksanaan dan keberpihakan kepada mahasiswa menjadi kenangan kami hingga saat ini, di zaman beliau memimpin organisasi mahasiswa hidup, baik intra kampus, maupun ekstra kampus, mahasiswa berlatih berorganisasi, menerapkan sistem pemerintahan mahasiswa, partai kampus didirikan dan hingga saat ini melahirkan banyak para politisi, pengamat politik dan penyelenggara pemilu di Indonesia dan akademisi serta Intelektual muslim yang berasal dari UIN Ciputat
Ketika beliau menjadi salah satu deputi di kantor Wakil Presiden, tahun 2008 saya sempat bertemu di Kuala Lumpur, ketika itu ada dialog antara Wapres Jusuf Kalla dengan mahasiswa, ketika itu saya sebagai Ketua Umum Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Malaysia, sempat bernostalgia dan beliau membantu menyampaikan beberapa keluhan mahasiswa Indonesia dan selalu menjawab sms yang saya kirimkan dari Malaysia dan membantu beberapa program mahasiswa
ADVERTISEMENT
Selamat jalan Prof.Dr. Azyumardi Azra, semoga Allah mengampuni dosanya dan dimasukan Allah Swt dalam surga. Semoga saya bisa bijaksana dan memudahkan semua urusan mahasiswa seperti yang Prof lakukan. Amiin
IG @muhammadiqbalpsy