Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kurangnya Inovasi dalam Pertunjukan Drama Teater
16 Desember 2022 15:52 WIB
Tulisan dari Muhammad Iqbal Ash Siddiq Sudjaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Drama adalah genre sastra yang diajarkan di sekolah menengah dan universitas. Di Indonesia, mata kuliah akting di sekolah dan perguruan tinggi masih belum memadai. Ada sejarah teater yang panjang dan terkenal di Indonesia. Penonton terbuka untuk mengalami berbagai jenis tindakan. Bahkan ekspresi yang diciptakan baru-baru ini yang terlihat canggih dapat diterima dengan baik asalkan disajikan dengan cara yang mudah didekati. Dengan asumsi bahwa segala sesuatu yang dapat diamati akan dianggap dapat diterima, frasa "tontonan" telah disisipkan. Tidak ada relevansi dalam penggunaan bahasa yang berbeda. Karena lakon itu adalah pengalaman bersama bagi mereka, penonton tidak hanya menikmati logika apa yang terjadi di depan mereka. Selain itu, tidak ada "upacara".
ADVERTISEMENT
Teater tradisional berakar kuat pada realisme. Ada beberapa frasa teatrikal yang juga memiliki kaitan kuat dengan kehidupan nyata. Di Bali, seseorang yang memiliki pesona luar biasa saat tampil dalam pertunjukan disebut sebagai "taksu," dan istilah ini digunakan secara lokal. Di permukaan, dia mungkin tampak tidak lebih dari seorang petani yang sederhana dan jujur; Namun, ketika dia naik ke atas panggung, dia memiliki pesona yang luar biasa. Dalam kehidupan sehari-hari, istilah taksu mengacu pada kemampuan supranatural yang berpotensi meningkatkan penampilan atau keberadaan seseorang dengan cara yang menguntungkan.
Ada konsep yang disebut goro-goro dalam bahasa wayang. Adegan obrolan orang Panawan tentang "kegilaan". Di sana, Panacawan memiliki banyak kelonggaran dalam hal pidato mereka, bahkan keluar dari bingkai secara artistik. Dia dengan bebas mengacak-acak cerita dan menyelingi peristiwa kehidupan nyata dengan peristiwa fiksi selama presentasi. Saat ini terjadi, peluru yang datang dari kanan dan kiri akan muncul, membuat para anggota kesatria asyik.
ADVERTISEMENT
Kurangnya inovasi dalam pertunjukan teater sehingga kurangnya diminati masyarakat. Hal ini karena dalam segi cerita dan segi untuk menarik penonton hal ini karena kurangnya minat penonton untuk melihat pentas teater karena masyarakat lebih tertarik dalam pentas musik yang diadakan dimana-mana saat ini.
Inovasi dari segi penceritaan dari pembuat naskah dilihat dari kacamata sastra tidak memiliki dobrakan sehingga itulah penyabab di mana pentas senit teater ini kurang diminati, seharusnya pengarang memasukkan elemen-elemen yang bisa menarik penonton untuk melihat pentas teater yang biasanya durasi pementasan bisa sampai 3 jam lebih dalam satu cerita dan segmen ke segmen yang ditampikan.
Cerita yang disajikan oleh para pementas teater drama kurang diminati karena dalam penceritaannya penonton harus memahami apa yang ingin disampaikan dengan melalui makna tersirat dalam pentas teater yang dilakukan. Kadang kala inilah yang membuat penonton malas untuk menonton teater, bisa kita lihat sampai saat ini penonton teater paling banyak ialah 20 sampai 50 orang, Sedangkan penonton pertunjukan musik bisa sampai ratusan, bahkan sampai ribuan tergantung siapa penampil dalam pertunjukan musik itu.
ADVERTISEMENT
Pertunjukan musik lebih diminati oleh semua kalangan karena penampilannya yang tidak membosankan, penonton bisa bernyanyi bersama, sedangkan dalam pertunjukan teater drama penonton harus tenang dan tidak tahu lagu apa yang akan dibawakan oleh para pemain pementas drama, inilah yang membuat teater drama kurangnya diminati dibandingkan pertunjukan lain.
Kriteria yang harus dinilai oleh para aktor yang berperan dalam drama tersebut adalah sebagai berikut: (1) Cerita harus dibuat semenarik mungkin; (2) Judul harus cukup lugas untuk dipahami oleh masyarakat umum; dan (3) Suasana pementasan drama tidak boleh tegang, dan aktor harus mampu berinteraksi dengan penonton. Mungkin ini adalah ide utama yang harus saya coba sampaikan kepada orang-orang yang menulis drama dan berakting dalam drama.
ADVERTISEMENT
Saya ingin memberi tahu Anda, berdasarkan perspektif yang disajikan di atas, bahwa pemain drama perlu berinovasi untuk menarik perhatian orang dalam menonton teater drama; ini adalah sesuatu yang masih belum dilihat oleh penulis dan aktor. Namun, saya tidak dapat membantah bahwa ada pasar untuk teater drama, dan pencantuman fakta ini hanya untuk memastikan bahwa pertunjukan teater drama dapat menghasilkan inovasi yang mengarah pada penemuan-penemuan baru.