Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Intervensi Dalam Bayangan: Penggunaan Private Military Company Dalam Politik AS
20 Februari 2025 14:40 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Muhammad Irfan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Muhammad Irfan
Mercenary, hired gun, private military company/contractor (PMC), atau yang biasa dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai tentara bayaran, adalah sebutan untuk suatu pihak swasta yang menyediakan jasa atau layanan keamanan sebagai penjaga atau personil berkeahlian dalam senjata dan berbasis militer bagi pihak yang memiliki kepentingan. Hal yang biasa diketahui oleh sebagian orang adalah penggunaan jasa PMC ini untuk kebutuhan keamanan pribadi, pengawalan suatu kapal kargo serta muatan bisnis lainnya, ataupun sebagai layanan pelatihan militer bagi beberapa pihak. Namun, bagaimana jika sektor swasta tersebut ikut berpartisipasi dalam kepentingan suatu negara, terutama untuk kebutuhan pengaruh politik negara tersebut dalam urusan politik luar negeri?
ADVERTISEMENT
Keberadaan PMC atau tentara bayaran saat melaksanakan tugasnya di dunia, hampir tidak pernah terpantau oleh publik. Apalagi jika membahas penggunaan para kontraktor militer ini demi kebutuhan politik suatu negara yang berpengaruh dalam bidang militer seperti Amerika Serikat dan Rusia. Jika melihat situasi konflik yang sedang terjadi antara Rusia dan Ukraina pada awal tahun 2022 hingga hari ini, banyak video di media sosial terutama X atau dulu dikenal sebagai Twitter. Video tersebut menampilkan para tentara bayaran terutama dari pihak Wagner Group, yang ikut turun di medan pertempuran bersama pasukan Rusia. Hal ini dilakukan secara terang-terangan untuk membantu pasukan Rusia, meskipun dari Kremlin (Pemerintah Rusia) tidak secara langsung mengakui hal tersebut.
Lalu bagaimana dengan Amerika Serikat? Apakah mereka pernah melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Rusia? Jawabannya tentu saja pernah. Sebagai informasi, Amerika Serikat adalah negara dengan sektor dan organisasi PMC atau tentara bayaran terbanyak di dunia seperti Constellis (sempat dikenal dengan Blackwater dan Academi) dan DynCorp International. Berbagai insiden yang melibatkan PMC yang diduga digunakan untuk kepentingan Amerika Serikat. Contohnya adalah pelatihan untuk tentara Afghanistan di bawah upaya untuk menekan pemberontakan Taliban, hingga disinyalir terlibat dalam operasi militer di negara-negara Timur Tengah seperti saat-saat kejatuhan rezim mantan pemimpin Libya yaitu Muammar Khadafi. Kemudian beberapa kasus keterlibatan lainnya di Suriah dan Irak, di mana terjadinya beberapa kontak senjata yang menewaskan sejumlah warga sipil. Insiden tersebut dikenal dengan Insiden Nisou Square yang terjadi pada 16 September 2007, yang melibatkan PMC dari Constellis yang pada saat itu sedang melakukan tugas pengawalan terhadap pejabat Amerika di Irak.
ADVERTISEMENT
Lalu apa tujuan Amerika Serikat menggunakan layanan tentara bayaran tersebut? Mengapa tidak menerjunkan tentara resmi di bawah presiden mereka? Jawaban yang paling memungkinkan adalah untuk bergerak dan mengontrol medan kepentingan negara mereka di suatu wilayah negara terutama yang sedang berkonflik, tanpa perlu melibatkan atau memperlihatkan keberadaan bendera negara mereka (Amerika Serikat). Hal seperti ini terjadi dalam operasi-operasi rahasia yang bertujuan untuk mendapatkan kepentingan yang diinginkan oleh pemerintah Amerika itu sendiri. Keberadaan mereka dianggap dapat lebih fleksibel dan efektif dalam bertugas skala tertutup, daripada menerjunkan langsung pasukan yang lebih besar dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk memobilisasinya ke tempat.
Masih banyak pertanyaan terkait keterlibatan PMC ini. Apakah mereka hanya sebagai alat politik, sebuah kerjasama bisnis yang saling menguntungkan kedua belah pihak, atau bahkan hanya sebagai alat yang jika gagal saat bertugas, pemerintah tidak perlu merepotkan diri dengan mengurus pemakaman mereka?
ADVERTISEMENT
Pernyataan di atas hanya merupakan opini semata. Namun apa yang tertulis di situ tidak menutup kemungkinan akan kebenaran yang mungkin pernah terjadi di lapangan, baik itu seorang kontraktor dari Amerika Serikat itu sendiri, maupun kontraktor dari negara lain yang dibayar untuk melakukan pekerjaan mereka. Seorang kontraktor tentara bayaran dengan anggota militer resmi suatu negara mungkin memiliki keahlian yang serupa atau bahkan dapat lebih mahir dari tentara itu sendiri. Selain itu keduanya juga memiliki kesamaan lain, yaitu dapat digunakan sebagai alat kepentingan politik bagi petinggi-petinggi suatu negara untuk mencapai pengaruh politik yang lebih besar di dunia. Salah satu perbedaan terletak adalah untuk apa mereka bertugas. Demi uang dan bisnis atau demi negara yang mereka beri sumpah untuk menjaga dari musuh, baik dalam atau luar negeri.
ADVERTISEMENT