Memahami Definisi Kapitalisme

Muhammad izza Anil mu'ir
Muhammad Izza Anil Mu'ir lahir di Bandung pada 27 desember 2002. Saat ini, ia adalah mahasiswa semester 6 di Sekolah Tinggi Ilmu Adab dan Budaya Islam. Selama berkuliah, Ia aktif dalam organisasi HIMASPI.
Konten dari Pengguna
18 Juni 2024 6:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad izza Anil mu'ir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Gambar: https://www.canva.com/design/DAGIZsT3dzA/AG5zDI1VMZ0GFwmeO41usQ/edit
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Gambar: https://www.canva.com/design/DAGIZsT3dzA/AG5zDI1VMZ0GFwmeO41usQ/edit
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam perjalanan sejarah manusia, berbagai sistem ekonomi telah muncul sebagai cara untuk mengatasi kebutuhan hidup dengan memanfaatkan sumber daya yang terbatas. Masalah-masalah ekonomi yang terkumpul dari hulu sampai hilir, seperti ketimpangan pendapatan, pertumbuhan yang tidak merata, dan distribusi yang tidak adil, menandakan adanya kegagalan sistem dalam menyelesaikan tantangan yang dihadapi masyarakat dewasa ini. Salah satu sistem ekonomi yang dikenal adalah kapitalisme, berasal dan berkembang di Eropa.
Sumber Gambar: https://www.canva.com/design/DAGIZdbAiok/nVNNEm4mbLR-BcCWbcaUmg/edit
Kapitalisme berasal dari kata "capital" yang berarti modal, merujuk kepada alat produksi seperti tanah dan uang. Sementara itu "isme" menunjukkan paham atau doktrin. Dengan demikian, kapitalisme adalah sistem ekonomi-politik yang condong kepada akumulasi kekayaan secara individual tanpa campur tangan pemerintah. Dengan kata lain, kapitalisme merupakan suatu doktrin atau pemahaman tentang segala hal yang berkaitan dengan modal atau uang.
ADVERTISEMENT
Diberbagai kalangan, berbagai sudut pandang mengenai kapitalisme telah diutarakan. Menurut Jhon Schrems dalam buku yang berjudul Understanding Principles of Politics and the State, kapitalisme merupakan suatu sistem ekonomi yang mengutamakan kepemilikan dan produksi oleh individu atau perusahaan, di mana distribusi, harga, dan layanan ditentukan oleh pasar bebas.
Dalam pemikiran Adam Smith, setiap individu diberikan kebebasan penuh dalam kegiatan ekonomi. Smith meyakini bahwa jika setiap individu mengikuti kepentingan pribadi mereka sendiri, hal ini akan mengarah pada penciptaan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Prinsip “laissez faire” atau biarkan terjadi dan “self-interest” atau kepentingan diri sendiri menjadi panduan bagi perilaku individu dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Menurut Marx, kapitalisme adalah sistem ekonomi di mana sejumlah individu memiliki kendali atas sumber daya produktif utama dan menggunakannya untuk mencapai keuntungan maksimal. Individu-individu ini disebut sebagai kaum borjuis. Kaum borjuis mempekerjakan kelompok orang yang disebut proktar untuk memproduksi barang-barang yang kemudian dijual di pasar demi mencari keuntungan. Para kapitalis dapat memperoleh keuntungan karena mereka membayar buruh (proktar) dengan upah yang kurang dari nilai sebenarnya dari barang-barang yang diproduksi. Marx juga berpendapat bahwa kapitalisme membutuhkan adanya satu kelas pekerja yang menjual tenaga kerja mereka untuk mendapatkan upah.
ADVERTISEMENT
Dudley mengartikan kapitalisme sebagai sistem ekonomi yang telah menjadi kekuatan utama di dunia Barat sejak akhir masa feodalisme. Dalam kerangka sistem ini, kapitalisme mencerminkan hubungan antara individu yang memiliki kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi yang tidak bersifat pribadi, seperti tanah, tambang, instalasi industri, dan lain sebagainya, yang secara keseluruhan disebut sebagai modal atau kapital.
Dari beberapa definisi menurut ahli tentang kapitalisme diatas, penulis mencoba untuk menyimpulkan. Penulis mendeskripsikan kapitalisme sebagai mode produksi yang ditunjukkan untuk pencapaian keuntungan setinggi mungkin yang didapat melalui proses produksi dengan menekan biaya seminim mungkin. Biaya seminim mungkin tersebut didapat dari penekanan upah pekerja.