Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kemenangan Diplomasi Sinematografi Palestina Menuju Rekonstruksi Gaza
6 Maret 2025 12:12 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Muh Khamdan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Negara-negara Arab di Kairo pada 4 Maret 2025 menandai langkah strategis dunia Arab dalam menjawab tantangan rekonstruksi Gaza. Inisiatif ini tidak hanya berorientasi pada pemulihan fisik pascaperang, tetapi juga sebagai respons terhadap proposal kontroversial Amerika Serikat yang didorong oleh mantan Presiden Donald Trump. Rencana Washington untuk menjadikan Gaza sebagai "Riviera Timur Tengah" dengan relokasi warga Palestina ke negara-negara lain telah ditolak mentah-mentah oleh negara-negara Arab yang melihatnya sebagai bentuk pemusnahan identitas Palestina.
ADVERTISEMENT
Kecepatan negara-negara Arab dalam merancang rekonstruksi Gaza memperlihatkan kesigapan diplomasi regional dalam menangkal upaya penghapusan hak historis rakyat Palestina. Meski terdapat indikasi bahwa Hamas tidak akan dilibatkan dalam proses formal rekonstruksi, fakta bahwa warga Gaza telah mulai kembali dari pengungsian sejak berlakunya gencatan senjata menegaskan kemenangan mereka dalam pertarungan diplomasi dunia.
Dalam pertarungan narasi, Israel berusaha menutupi kekalahannya dengan propaganda, tetapi Hamas berhasil membalikkan keadaan melalui komunikasi politik yang cermat. Selebrasi penyerahan sandera Israel yang disiarkan luas serta publikasi Ramadhan damai di Gaza membangun persepsi global bahwa kehidupan di wilayah tersebut tetap berlangsung dengan optimisme. Ini menjadi pukulan telak bagi Israel, yang selama ini menggambarkan Gaza sebagai tempat yang tidak layak huni akibat perang.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, kemenangan film dokumenter No Other Land dalam kategori Best Documentary Feature Film di Piala Oscar 2025 memperkuat momentum diplomasi Palestina. Film ini menggambarkan realitas pendudukan Israel dengan cara yang menyentuh emosi publik internasional. Keberhasilan film ini di Oscar bukan hanya prestasi sinematografi, tetapi juga bentuk diplomasi budaya yang memperluas kesadaran global tentang penderitaan rakyat Palestina.
Sinematografi telah menjadi alat komunikasi politik yang efektif bagi Palestina dalam melawan narasi dominan Israel di media arus utama Barat. Dengan mengangkat kisah nyata penderitaan rakyat Palestina, No Other Land melawan propaganda yang selama ini dikendalikan oleh Israel. Keberhasilan film ini dalam meraih penghargaan tertinggi dunia membuktikan bahwa opini publik internasional semakin berpihak kepada perjuangan kemerdekaan Palestina.
ADVERTISEMENT
Dalam strategi komunikasi politik, Hamas dan berbagai aktor Palestina lainnya telah berhasil memanfaatkan media sosial dan sinema untuk menggambarkan perjuangan mereka sebagai perjuangan pembebasan, bukan sekadar konflik agama atau terorisme. Gambar-gambar warga Gaza yang merayakan Ramadan dengan penuh kebahagiaan menjadi kontra-narasi yang melemahkan upaya Israel menggambarkan Hamas sebagai penyebab penderitaan rakyat Gaza.
Keberhasilan Palestina dan pendukungnya dalam menguasai ruang sinematografi dan media sosial menjadi bagian dari strategi perlawanan non-militer yang semakin efektif. Di tengah dominasi media global oleh narasi pro-Israel, film No Other Land dan berbagai konten digital yang diproduksi aktivis Palestina berhasil menembus audiens global dan menggugah simpati masyarakat internasional. Setidaknya, netizen Indonesia yang meramaikan identitas Julid Fi Sabilillah dalam ruang-ruang interaksi di sejumlah media sosial melawan psywar Israel, berjalan efektif membangun persepsi global.
ADVERTISEMENT
Selain melalui sinematografi, Hamas juga memainkan strategi komunikasi politik dengan menampilkan diri sebagai aktor yang mampu melindungi rakyat Gaza. Narasi ini, meskipun kontroversial, tetap menarik perhatian dunia Arab dan umat Muslim global yang melihat Hamas sebagai garda terdepan dalam melawan pendudukan Israel.
Keberhasilan sineas Palestina di Oscar 2025 dan meningkatnya dukungan internasional terhadap perjuangan mereka menandai pergeseran opini publik global. Bahkan di negara-negara Barat, suara-suara yang menuntut boikot terhadap Israel semakin nyaring, menunjukkan bahwa strategi komunikasi politik Palestina telah membuahkan hasil yang signifikan.
Rekonstruksi Gaza yang dirancang oleh negara-negara Arab, di sisi lain, memperlihatkan bahwa Palestina tidak bisa lagi direduksi hanya sebagai korban perang. Sebaliknya, mereka adalah bangsa yang memiliki masa depan dan hak untuk menentukan nasibnya sendiri. KTT Kairo 2025 menjadi momentum penting yang menunjukkan bahwa dunia Arab tidak tinggal diam menghadapi rencana relokasi warga Gaza yang diusulkan oleh Amerika.
ADVERTISEMENT
Diplomasi Palestina yang semakin kuat di berbagai ranah, baik politik, ekonomi, maupun budaya, memperlihatkan bahwa perjuangan mereka tidak lagi terisolasi. Dengan semakin banyaknya negara yang mengakui Palestina secara de facto, termasuk dukungan dari berbagai organisasi internasional, Israel semakin terpojok dalam percaturan geopolitik global.
Kombinasi strategi diplomasi, komunikasi politik, dan sinematografi menjadi senjata utama Palestina dalam menghadapi penjajahan Israel. Dengan memenangkan hati dan pikiran publik internasional, Palestina memperlihatkan bahwa perlawanan bukan hanya soal senjata, tetapi juga soal narasi, citra, dan persepsi global yang dapat mengubah arah sejarah.