Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Makna Strategis Turki-Indonesia, Membangun Poros Baru Dunia Islam
12 Februari 2025 14:31 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Muh Khamdan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (Sumber: Kumparan)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkwajyhy59cqh0e6mv05pvy9.jpg)
ADVERTISEMENT
Kunjungan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, ke Indonesia menandai momentum strategis bagi kedua negara. Momentum itu guna memperkuat kemitraan strategis dan membangun solidaritas dunia Islam. Dalam lanskap geopolitik global yang semakin didominasi oleh kekuatan Barat, hubungan erat antara Indonesia dan Turki tidak hanya menjadi peneguhan diplomasi bilateral, tetapi juga membuka jalan bagi alternatif kekuatan dunia Islam yang lebih solid dan berdaya saing.
ADVERTISEMENT
Organisasi Kerjasama Islam (OKI), yang didirikan pada 25 September 1969 di Rabat, Maroko, merupakan organisasi antarnegara terbesar kedua di dunia setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Namun, dalam realitasnya, peran OKI dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan membela kepentingan dunia Islam masih jauh dari harapan. Ketidakmampuannya dalam menghadapi tekanan geopolitik dan ekonomi dari Barat membuat organisasi ini tampak stagnan dan kurang efektif sebagai kekuatan global.
Dalam konteks ini, Indonesia dan Turki muncul sebagai dua kekuatan Islam yang vokal dalam diplomasi internasional, terutama dalam menyuarakan hak-hak rakyat Palestina dan menantang dominasi Barat. Kedua negara ini telah membuktikan ketegasan mereka melalui berbagai forum internasional seperti G20, D-8 (Developing-8), dan Gerakan Non-Blok. Kunjungan Erdogan ke Indonesia bukan sekadar seremoni diplomasi, tetapi membawa visi besar dalam membangun kerja sama yang lebih konkret dan berpengaruh bagi dunia Islam.
ADVERTISEMENT
Turki dan Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pilar utama dalam membangun kekuatan Islam global. Beberapa aspek kerja sama yang dapat diperkuat meliputi ekonomi dan perdagangan, pertahanan dan keamanan, diplomasi dan solidaritas Islam, serta poros alternatif dalam tata dunia baru.
Turki dan Indonesia memiliki ekonomi yang berkembang pesat. Kerja sama dalam bidang perdagangan, industri pertahanan, dan teknologi dapat memberikan daya saing bagi dunia Islam dalam menghadapi hegemoni ekonomi global. Gerakan funding "sedekah" global juga bisa menjadi inisiatif baru untuk pemerataan kesejahteraan di negara-negara Muslim yang masih tertinggal. Hal demikian akan semakin kuat dengan pakta pertahanan yang terbangun.
Dalam menghadapi dinamika global yang semakin kompleks, pembentukan pakta pertahanan alternatif dunia Islam menjadi relevan. Kolaborasi industri pertahanan antara Turki dan Indonesia dapat menjadi embrio bagi poros pertahanan dunia Islam yang lebih independen dan mandiri dari tekanan kekuatan asing. Tentunya, poros demikian dapat berkolaborasi dengan Iran, Pakistan, Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, dan negara lain lintas mazhab dan aliran.
ADVERTISEMENT
Diplomasi dan Solidaritas Islam
Kedua negara dapat berperan sebagai juru bicara dunia Islam dalam forum global, mendorong kebijakan luar negeri yang lebih berpihak pada keadilan internasional dan hak asasi manusia. Sinergi ini juga dapat memperkuat gerakan solidaritas untuk Palestina dan isu-isu lain yang selama ini belum mendapat perhatian serius dari dunia internasional.
Di tengah ketidakmampuan OKI sebagai kekuatan Islam global, kemitraan strategis antara Indonesia dan Turki dapat menjadi katalis bagi terbentuknya poros baru dunia Islam. Kolaborasi yang lebih erat antara kedua negara tidak hanya berimplikasi pada kepentingan nasional masing-masing, tetapi juga menjadi harapan bagi negara-negara Muslim lainnya untuk memiliki daya tawar yang lebih kuat di kancah internasional.
Jika langkah ini dapat dikonsolidasikan dengan baik, Indonesia dan Turki dapat menjadi motor penggerak transformasi dunia Islam menuju keseimbangan global yang lebih adil dan inklusif. Dengan membangun inisiatif bersama dalam bidang ekonomi, pertahanan, dan diplomasi, kedua negara ini berpotensi menghadirkan tatanan dunia baru yang lebih berkeadilan, serta menjadi suara utama dalam menghadapi ketimpangan global yang selama ini didominasi oleh kepentingan Barat.
ADVERTISEMENT
Kunjungan Erdogan ke Indonesia bukan hanya diplomasi biasa, tetapi merupakan sinyal kuat bagi dunia Islam bahwa kebangkitan peradaban Islam di era modern bukanlah sekadar utopia. Dengan langkah konkret dan kolaborasi strategis, dunia Islam dapat kembali menjadi aktor utama dalam panggung global, membawa keadilan, kesejahteraan, dan perdamaian bagi seluruh umat manusia. Kemitraan strategis antara Indonesia dan Turki bukan sekadar diplomasi, tetapi sebuah harapan bagi dunia Islam untuk bangkit, bersatu, dan menciptakan tatanan global yang lebih adil dan berkeadilan.