Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Penghentian Bantuan Luar Negeri Pemerintahan Trump dan Stabilitas Global
30 Januari 2025 15:34 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Muh Khamdan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada 20 Januari 2025, hanya sehari setelah dilantik, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengambil keputusan yang mengejutkan banyak pihak, yaitu menghentikan seluruh program bantuan luar negeri kepada negara mitra. Kebijakan yang bertujuan untuk mewujudkan visinya tentang America First atau "Dahulukan Amerika" ini menetapkan sebuah garis keras dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Meski ada pengecualian untuk Mesir dan Israel, penghentian bantuan yang akan dievaluasi dalam 90 hari, memunculkan tanda tanya besar terkait dampaknya terhadap stabilitas global, terutama di kawasan yang sudah rapuh seperti Ukraina, Timur Tengah, dan Afrika.
ADVERTISEMENT
Salah satu dampak paling mencolok dari penghentian bantuan luar negeri adalah terhadap Ukraina, yang saat ini berada dalam perang sengit melawan Rusia. Bantuan militer dan keuangan dari Amerika Serikat telah menjadi salah satu pilar utama bagi Ukraina dalam mempertahankan diri dari invasi Rusia. Tidak hanya hibah senjata, tetapi juga pelatihan, teknologi canggih, dan dukungan keuangan yang sangat dibutuhkan untuk memelihara ekonomi Ukraina yang terkoyak akibat perang. Penghentian bantuan ini jelas akan mengurangi kapabilitas Ukraina untuk melanjutkan perlawanan terhadap agresi Rusia, yang berisiko mengubah peta geopolitik di Eropa.
Jika kebijakan ini berlanjut, tidak hanya Ukraina yang akan merasakan dampaknya. Eropa sebagai keseluruhan juga akan terancam oleh potensi ekspansi lebih lanjut dari Rusia. Tanpa dukungan dari Amerika Serikat, negara-negara di kawasan Eropa Timur, yang sebagian besar masih rawan terhadap ancaman Rusia, mungkin akan mulai meragukan komitmen Amerika untuk menjamin keamanan mereka. Inilah yang dapat memicu ketidakstabilan lebih lanjut di kawasan tersebut.
ADVERTISEMENT
Dampak pada Aliansi Pertahanan Kawasan
Di Timur Tengah, penghentian bantuan luar negeri AS juga dapat memperburuk konflik yang sudah lama berlangsung. Banyak negara di kawasan ini, seperti Yaman, Afghanistan, dan Suriah, telah bergantung pada bantuan Amerika dalam bentuk bantuan kemanusiaan, pembangunan, dan stabilitas ekonomi. Tanpa dana tersebut, negara-negara ini berisiko terperosok lebih dalam ke dalam kekacauan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan radikalisasi dan memperburuk krisis pengungsi yang sudah meluas.
Selain itu, penghentian bantuan ini berpotensi memicu kekosongan kekuasaan di beberapa negara mitra Amerika di Timur Tengah. Negara-negara seperti Irak dan Lebanon, memiliki ketergantungan besar terhadap dukungan Amerika dalam hal keamanan dan pembangunan. Negara-negara itu bisa jatuh ke dalam pengaruh negara seperti Rusia, Iran, atau China yang siap mengisi kekosongan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan pergeseran aliansi di Timur Tengah yang cenderung mengarah anti-Barat, sehingga berpotensi meningkatkan ketegangan global.
ADVERTISEMENT
Di Afrika, penghentian bantuan luar negeri juga membawa dampak yang signifikan, terutama bagi negara-negara yang bergantung pada bantuan kemanusiaan dan pembangunan. Krisis kelaparan, konflik internal, dan instabilitas politik yang melanda banyak negara di Afrika, seperti di Sahel, Sudan, dan Somalia, akan semakin buruk. Bantuan dari Amerika Serikat, baik dalam bentuk hibah atau pinjaman pembangunan infrastruktur, serta dukungan kesehatan, sangat penting untuk menjaga kestabilan di banyak negara Afrika.
Tanpa dukungan Amerika, banyak negara di Afrika berisiko mengalami penurunan dalam kualitas hidup warganya, yang berpotensi menyebabkan lonjakan ketegangan sosial, pemberontakan, atau bahkan pergolakan politik yang lebih luas. Negara-negara besar dengan pengaruh terbatas seperti China dan Rusia dapat memanfaatkan situasi ini untuk meningkatkan pengaruh mereka di benua Afrika, yang memperburuk persaingan antara kekuatan besar dan memperburuk ketidakstabilan global.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, kebijakan America First yang menghentikan bantuan luar negeri akan memperburuk stabilitas global, terutama di kawasan-kawasan yang sudah rentan terhadap ketegangan. Dari Afrika hingga Eropa, penghentian bantuan ini bisa memperburuk kondisi yang sudah kritis dan meningkatkan ketegangan di berbagai belahan dunia. Selain itu, kebijakan ini juga bisa mengurangi kredibilitas Amerika Serikat sebagai kekuatan global yang menjamin perdamaian dan stabilitas dunia.
Stabilitas dunia tidak hanya tergantung pada kekuatan militer atau ekonomi semata, tetapi juga pada kemampuan negara-negara besar untuk berperan dalam menjaga keseimbangan global melalui diplomasi, bantuan kemanusiaan, dan pembangunan. Jika Amerika Serikat memutuskan untuk mundur dari peran ini, maka dunia berisiko menghadapi kekosongan yang bisa dimanfaatkan oleh kekuatan-kekuatan lain yang mungkin tidak sejalan dengan nilai-nilai demokrasi dan perdamaian yang dijunjung tinggi oleh Amerika.
ADVERTISEMENT
Penghentian bantuan luar negeri oleh Amerika Serikat di bawah kebijakan America First, tidak hanya akan berdampak pada negara-negara penerima bantuan, tetapi juga pada stabilitas global secara keseluruhan. Konflik yang sudah ada, terutama di Ukraina, Timur Tengah, dan Afrika, dapat semakin memanas, dan kekosongan kekuasaan yang ditinggalkan oleh Amerika dapat mengarah pada ketegangan yang lebih besar antara negara-negara besar. Jika tidak ditangani dengan hati-hati, kebijakan ini berisiko memperburuk ketidakstabilan global dan meningkatkan ancaman terhadap perdamaian dunia.
Ketika satu negara memilih untuk mundur dari perannya sebagai penjaga perdamaian dunia, ketidakstabilan global dapat merambah ke setiap sudut bumi. Namun, kita semua memiliki kekuatan untuk membangun kembali perdamaian, karena stabilitas dunia dimulai dari komitmen kita untuk saling mendukung dan menjaga keseimbangan bersama.
ADVERTISEMENT