Buya Syafii dan Amien Rais Kompak Bicara Kepemilikan Tanah oleh Asing

22 Maret 2018 21:36 WIB
Prabowo, Amien Rais, Buya Syafi'i (Foto: Helmi Afandi/kumparan, Antara/M Agung Rajasa, Dok. Asmul Khairi)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo, Amien Rais, Buya Syafi'i (Foto: Helmi Afandi/kumparan, Antara/M Agung Rajasa, Dok. Asmul Khairi)
ADVERTISEMENT
Pidato Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berhasil menjadi buah bibir di masyarakat. Banyak yang memandang bahwa apa yang disebutkan oleh Prabowo tentang Indonesia akan bubar tahun 2030 adalah sebuah kekeliruan, terlebih Prabowo mengutip informasi tersebut dari sebuah buku novel, yang ia sebut sebagai kajian ilmiah.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari kontroversialnya pernyataan itu, ada satu lagi pernyataan yang menjadi perdebatan di publik. Prabowo dalam pidatonya mengatakan bahwa saat ini, 80 persen tanah di Indonesia dikuasai oleh konglomerat yang jumlahnya hanya 1 persen dari seluruh masyarakat Indonesia.
Pernyataan ini kemudian menjadi polemik susulan, padahal kehebohan perdebatan mengenai Indonesia bubar tahun 2030 pun hingga sekarang belum usai.
Namun, bukan hanya Prabowo saja yang mengatakan hal itu. Terdapat beberapa tokoh yang memiliki pandangan serupa, salah satunya adalah Amien Rais.
Amien Rais yang merupakan Ketua Dewan Kehormatan PAN sebut bahwa apa yang dilakukan oleh Jokowi dengan bagi-bagi sertifikat tanah merupakan sebuah kebohongan. Kritik Amien Rais ini bukanlah yang pertama, dari awal pemerintahan Jokowi bergulir, Amien dikenal getol menjadi oposisi sejati Jokowi.
ADVERTISEMENT
Dalam satu kritiknya Amien memiliki pandangan yang sama dengan Prabowo, bahwa 74 persen tanah di negeri ini sudah dikuasai oleh pihak tertentu.
"Ini pengibulan, waspada bagi-bagi sertifikat, bagi tanah sekian hektar, tetapi ketika 74 persen negeri ini dimiliki kelompok tertentu seolah dibiarkan. Ini apa-apaan?" kata Amien, Minggu (18/3).
Mungkin jumlah tersebut berbeda 6 persen, namun pada dasarnya jumlah tersebut tetaplah besar apabila hanya dikuasai oleh 1 persen orang saja.
Ucapan soal kepemilikan tanah ini, apabila merunut ke belakang juga pernah diucapkan Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Syafii Maarif. Seperti dikutip dari antara, pada 5 Juli 2017 lalu, Syafii Maarif pernah mengucapkan keprihatinannya soal urusan tanah ini.
"Yang cukup mengharukan adalah tanah kita ternyata 80 persen dikuasai oleh asing, 13 persen dikuasai konglomerat, sisanya tujuh dibagi untuk 250 juta jiwa," kata Syafii Maarif. Dalam keterangan berita antara disebutkan kata-kata itu merupakan isi sambutan Buya Syafii yang dibacakan tamir masjid.
ADVERTISEMENT
Kemudian, ada juga Ketum MUI Ma'ruf Amin yang juga Anggota Badan Pemantapan Ideologi Pancasila (BPIP) mengomentari urusan tanah ini, usai bertemu Jokowi, Kamis (22/3).
Ma'ruf yakin Jokowi tidak pernah memberikan tanah di Indonesia kepada pihak asing. Terlebih, hal tersebut pernah dikatakan langsung oleh Jokowi kepada Ma'ruf.
"Dan itu (dianggap) sudah dikuasai orang, konglomeratlah. Beliau tidak memberikan. Beliau bilang kepada saya, tidak satu hektar pun memberi kepada konglomerat," ucap Ma'ruf Amin.
Menutup urusan tanah ini, Menteri BPN Sofyan Djalil memberi tanggapan. Kata dia, isu penguasaan asing itu tidak benar.
"Yang benar? Datanya enggak ada itu," tutup Sofyan di Jakarta, Rabu (21/3).
Kutipan bicara mayoritas Indonesia. (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kutipan bicara mayoritas Indonesia. (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)