Konten dari Pengguna

Pengalaman Seorang Mahasiswa Menjadi Cloud Engineer di Program Kampus Merdeka

Muhammad Lutfi Pratama
Lutfi, mahasiswa aktif tahun ketiga bidang Informatika UPN Veteran Jawa Timur. Ia sangat mendalami ilmu komputer terutama dalam pengembangan software. Telah menjadi lulusan banyak akademi ternama, salah satunya Bangkit Academy by Google.
29 Juli 2022 22:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Lutfi Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sesi mentoring bersama Kak Yuandra Ismiraldi, AVP of Engineering di Bukalapak. Kredit foto: Muhammad Lutfi Pratama
zoom-in-whitePerbesar
Sesi mentoring bersama Kak Yuandra Ismiraldi, AVP of Engineering di Bukalapak. Kredit foto: Muhammad Lutfi Pratama
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi pernah mengatakan bahwa Indonesia kekurangan 600 ribu talenta digital per tahun dan membutuhkan 9 juta untuk 15 tahun kedepan. Namun hanya mereka saja yang memenuhi spesifikasi industri. Industri pasti ingin selalu maju dan berkembang, hal ini perlu diimbangi dengan SDM yang tidak meragukan.
ADVERTISEMENT
Demi mencapai kesuksesan transformasi digital di Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah meluncurkan program Kampus Merdeka. Salah satu program Kampus Merdeka yang cukup bergengsi adalah Bangkit Academy. Program ini menjawab kesenjangan talenta digital terhadap kebutuhan industri.
Bangkit Academy merupakan program kerjasama Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, GoTo, dan Traveloka melalui program Kampus Merdeka untuk 3 ribu mahasiswa pilihan. Terbagi berdasarkan tiga opsi bidang kompetensi diantaranya pembelajaran mesin (machine learning), pengembangan aplikasi mobile, dan komputasi awan (cloud computing).
Artikel ini bercerita pengalaman seorang mahasiswa selama mengikuti program studi independen bersertifikat pada alur pembelajaran komputasi awan di Bangkit Academy 2022. Salah satu mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur yaitu Muhammad Lutfi Pratama berhasil terpilih dari 63 ribu pendaftar melalui beberapa tahap seleksi.
ADVERTISEMENT
Tim Bangkit mencatat ada lebih dari 50 persen alumni Bangkit Academy telah bekerja di perusahaan mitra ataupun non-mitra. Diperkuat dengan adanya program bursa kerja khusus untuk peserta Bangkit saja. Sumber materi sangat relevan dengan kebutuhan industri digital saat ini. Didukung juga oleh peran mentor dan fasilitator yang berpengalaman di bidangnya.
Terdapat sesi belajar langsung secara daring yang membahas materi teknikal dan kemampuan soft skill. Sesi pembelajaran materi teknikal akan membahas lebih rinci terkait permasalahan komputasi awan, dalam kasus ini bagaimana menggunakan layanan Cloud di GCP dengan baik. Sesi pembelajaran soft skill mengajarkan tentang manajemen waktu, kemampuan beradaptasi, berbicara di depan umum, menjawab wawancara yang baik, dsb.
ADVERTISEMENT
Tim Bangkit juga menyediakan berbagai sesi pertemuan langsung diantaranya sesi pembelajaran bahasa Inggris, Bangkit 2022 Guest Speaker, konsultasi mingguan, dan Bangkit 2022 Team Meeting.
Sesi Guest Speaker Bangkit 2022 bersama Mr. Laurence Moroney, AI Lead di Google. Kredit: Tim Bangkit Academy
Hampir 70 persen dari 900 jam total pembelajaran digunakan untuk sesi belajar mandiri. Peserta akan mengikuti kelas secara asinkron melalui platform pembelajaran Google Classroom, Dicoding, Coursera, dan Google Cloud Skills Boost. Sertifikat kelulusan dari setiap platform akan menjadi poin penilaian akhir.
Di penghujung program, peserta akan dihadapkan dengan proyek akhir atau biasa disebut dengan capstone project. Proyek akhir ini mengharuskan peserta untuk membuat produk aplikasi yang dikembangkan secara kelompok dengan menggabungkan seluruh bidang ilmu yang telah dipelajari.
Pada Bangkit Academy 2022, terdapat dua jenis opsi proyek akhir yaitu berbasis produk dan berbasis perusahaan. Proyek terbaik berbasis produk akan mendapat dana inkubasi mencapai 140 juta, masing-masing untuk 15 tim yang terpilih. Proyek terbaik berbasis perusahaan akan diakuisisi dan semua anggota tim mendapat tiket emas untuk berkesempatan magang di institusi terkait.
ADVERTISEMENT
Lutfi bersama lima rekan lainnya yang berasal dari ITS dan ITB berkesempatan membuat produk teknologi informasi berbasis mobile. Tim ini mengembangkan aplikasi yang cukup unik, yaitu prediksi kualitas tidur atau kekurangan tidur hanya dengan menggunakan kamera saja. Aplikasi ini diberi nama Rehat. Dikembangkan menggunakan teknologi pembelajaran mesin yang canggih dan memiliki akurasi ketepatan yang tinggi.
Presentasi dan demo aplikasi Rehat proyek akhir Bangkit 2022. Kredit: Muhammad Lutfi Pratama
ADVERTISEMENT
Proyek ini dikembangkan selama satu bulan. Dibimbing oleh mentor profesional yang ahli di bidangnya, yaitu Kak Yuandra Ismiraldi (AVP of Engineering, Bukalapak). Luaran proyek akhirt meliputi demo aplikasi, presentasi langsung, laporan, dan strategi bisnis.
Proyek tersebut dirancang dan dikembangkan menggunakan arsitektur cloud di Google Cloud Platform dengan menerapkan teknik CI/CD. Lutfi sebagai cloud engineer sukses mengerjakannya dengan sempurna.
Arsitektur Cloud sistem CI/CD proyek akhir Bangkit 2022. Kredit: Muhammad Lutfi Pratama
Arsitektur Cloud tersebut selalu menjadi primadona perusahaan teknologi dalam mengembangkan aplikasi. Luar biasa bila peserta Bangkit dapat menerapkannya.
Menurut Lutfi, sekarang ini pemerintah sedang gencar-gencarnya memberikan kemudahan untuk akses ke dunia industri khususnya industri di bidang teknologi. Ada banyak program yang siap menerima siapa saja. Praktisi ahli dari industri dengan senang hati membagikan ilmunya untuk kita semua. Tentu saja, ini tidak sebatas hanya program Bangkit Academy oleh Kampus Merdeka saja.
ADVERTISEMENT