Konten dari Pengguna

Perubahan Pola Konsumsi dan Produksi Masyarakat di Masa Pandemi

Muhammad Luthfi Ramdhani
Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
29 November 2021 19:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Luthfi Ramdhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perubahan Pola Konsumsi dan Produksi Masyarakat di Masa Pandemi Photo by Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Perubahan Pola Konsumsi dan Produksi Masyarakat di Masa Pandemi Photo by Shutterstock
ADVERTISEMENT
Meski di tengah pandemi Covid-19, ekonomi digital di Indonesia pada tahun 2020 mengalami pertumbuh sebanyak 11% dibanding tahun sebelumnya (Berdasarkan data BPS, sektor informasi dan komunikasi). Hal tersebut didorong oleh adanya perubahan perilaku masyarakat di masa pandemi. Masyarakat lebih banyak melakukan aktifitas di rumah, karena kebijakan lockdown dan pembatasan aktifitas berskala besar, melakukan segala kegiatan ekonomi secara daring. Ini membuat pola konsumsi masyarakat juga berubah, bahkan meningkat dibanding masa sebelum pandemi.
ADVERTISEMENT
Perubahan pola konsumsi masyarakat mendorong UMKM untuk dapat berkembang. Mereka yang tadinya berbisnis menggunakan cara konvensional, kini turut beradaptasi menggunakan e-commerce. Hal ini menuntut sektor industri makanan dan minuman untuk lebih aktif dalam pengembangan inovasi sehingga dapat memudahkan masyarakat untuk mengonsumsi dengan memperhatikan protokol kesehatan serta menjaga kebersihan dari makanan atau minuman tersebut.

Nah, selanjutnya bagaimana perubahan pola konsumsi pada masyarakat?

Perubahan pola konsumsi masyarakat juga berkaitan dengan perubahan sistem pemasaran, logistik, dan produksi. Sistem pemasaran secara online menjadi solusi atas permasalahan ini. Bidang logistik juga perlu memperkenalkan sistem yang mengurangi interaksi antar manusia sehingga masyarakat merasa lebih aman.
Adapun bidang produksi perlu dikenalkan dengan teknologi olahan pangan dan diversifikasi pangan seperti makanan beku atau frozen food dan teknologi pengemasan lain yang membuat produk makanan menjadi lebih tahan lama. Juga produk-produk disiapkan agar bisa siap santap serta bisa diolah lebih mudah oleh konsumen.
ADVERTISEMENT
Industri makanan dan minuman mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. Sepanjang tahun 2020, industri makanan dan minuman yang merupakan subsektor industri pengolahan nonmigas, menjadi penyumbang terbesar pada PDB nasional mencapai 7,02%. Industri makanan dan minuman juga memberikan nilai ekspor tertinggi dalam kelompok manufaktur yang menembus hingga $27,59 miliar pada Januari-November 2020.
Perlu adanya kebijakan khusus dari pemerintah mengenai cara untuk para pengusaha maupun UMKM agar mampu bertahan disegala keadaan terutama pandemi Covid-19. Pemerintah diharapkan turut menyumbang fokusnya untuk industri makanan maupun minuman agar bisa terus berkembang.
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan pedoman kepada pelaku usaha khususnya dibidang makanan dan minuman terkait cara dalam beradaptasi. Dengan adanya penelitian ini pengusaha yang sebelumnya tidak bisa beradaptasi karena terdampak pandemi Covid-19, diharapkan mendapat pedoman serta arahan untuk bisa bertahan disegala situasi bisnis khususnya pandemi seperti saat ini.
ADVERTISEMENT