Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Hambatan Menulis bagi Pemula
9 Februari 2021 15:36 WIB
Tulisan dari Muhammad Muflih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Meski saya bukan penulis profesional atau jurnalis, saya ingin sekali melahirkan banyak penulis di komunitas saya. Makanya, saya dan teman-teman berinisiatif membuat semacam kelas menulis sederhana. Temanya “Semua Bisa Menulis”.
ADVERTISEMENT
Saya memikirkan beberapa nama penulis yang memungkinkan untuk diundang. Sampai akhirnya, saya memilih Yusuf Arifin, atau yang akrab disapa Mas Dalipin. Walaupun di banyak kesempatan beliau tidak ingin membuka atau mengisi kelas menulis, tapi saya agak memaksanya agar mau mengisi kelas kami. Dan syukurlah, beliau bersedia dengan syarat formatnya mengobrol saja.
Rencananya, kelas menulis ini akan digelar Ahad 14 Februari 2021. Banyak kader Muhammadiyah yang telah mendaftar, dengan berbagai latar belakang. Ada yang bekerja sebagai guru, wirausaha, mahasiswa, pelajar, bahkan ibu rumah tangga. Apapun profesinya, saya pikir penting untuk memiliki kemampuan menulis yang baik.
Di grup WA, saya bertanya apa kesulitan-kesulitan yang ditemui untuk menulis. Ini akan jadi bahan untuk kelas menulis dengan Mas Dalipin. Kesulitan yang ditemui akan coba dipecahkan satu persatu.
ADVERTISEMENT
Masalah pertama, bingung untuk memulai dan mencari ide. Banyak sekali yang mengeluhkan ini. Menulis seakan merupakan lorong gelap yang bahkan titik mulainya saja kita tidak tahu entah di mana. Kadang kala punya ide, lalu ide itu kabur ketika kita siap mengetik di depan laptop. Kumpulan kosakata yang telah kita pelajari sejak SD seakan hilang begitu saja.
Selanjutnya, ada yang merasa tulisannya terasa kaku dan bergaya berita. Calon peserta kelas menulis mengaku hal ini disebabkan pelatihan menulis pertama yang dia ikuti adalah menulis berita. Bahkan sayapun merasa tulisan saya kaku.
Ada juga yang merasa terbebani kalau menulis itu harus berkualitas. Padahal kalau kita mau dengar petuah Raditya Dika, menulislah karena pasti tulisan pertama kita jelek. Seiring berjalannya waktu, kualitas tulisan kita akan terus mengalami proses perbaikan. Sebaiknya tidak perlu terlalu memikirkan kualitas dulu untuk mulai menulis. Mengalir saja.
ADVERTISEMENT
Sisanya merasa kurang PD, tidak menguasai topik, bingung membangun kerangka tulisan, dan malas. Ajaibnya, di beberapa kesempatan mas Dalipin juga mendeklarasikan dirinya sebagai pemalas.
Saya yakin pembaca juga mengalami salah satu hal-hal di atas ketika mulai menulis untuk pertama kalinya.
Ketika kelas menulis nanti sudah selesai, saya akan berbagi lagi tentang hal-hal apa saja yang dibagikan Mas Dalipin tentang untuk menanggulangi hambatan menulis. Kelasnya memang terbatas, tapi saya pikir, ilmu menulis harus dibagikan seluas mungkin.