Konten dari Pengguna

Apakah Aksi Kementerian ESDM Mengenai Transisi Menuju EBT Memadai? Mengapa?

Muhammad Nabil Putra Muhyidin
Saya adalah seorang mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
14 Desember 2024 18:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Nabil Putra Muhyidin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Panel surya by Pngtree
zoom-in-whitePerbesar
Panel surya by Pngtree
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim kini telah menjadi permasalahan global yang perlu diatasi. Negara-negara di dunia telah berkontribusi dalam mengatasi perubahan iklim dengan menyetujui Paris Agreement dan berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai Net Zero Emission. Indonesia sebagai salah satu negara penyumbang gas rumah kaca terbesar di dunia turut andil dalam mengatasi perubahan iklim. Salah satu langkah yang diambil untuk mengurangi emisi gas rumah kaca adalah dengan melakukan transisi energi ke Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang dilaksanakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM).
ADVERTISEMENT
Apa itu Energi Baru dan Terbarukan (EBT)?
EBT atau Energi Baru dan Terbarukan menurut UU nomor 30 tahun 2007 adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumber daya energi yang berkelanjutan dan dapat diperbarui secara alami, seperti angin, bioenergi, panas bumi, sinar matahari, aliran dan terjunan air, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut. Selain sumber daya yang dapat diperbaharui, EBT juga ramah lingkungan dan menghasilkan gas rumah kaca yang jauh lebih rendah dibandingkan sumber energi fosil. Dengan adanya transisi menuju EBT, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan energi fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Apa saja aksi yang telah dilakukan KESDM mengenai transisi menuju EBT?
Kementerian ESDM telah melakukan berbagai upaya transisi menuju Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Beberapa upayanya seperti pembangunan PLTS terapung, mendorong masyarakat dalam pemanfaatan PLTS atap, kendaraan listrik, dan kompor listrik, serta menghubungkan pulau-pulau di Indonesia agar di setiap pulau dapat menggunakan energi bersih. Selain menyediakan energi yang bersih dan ramah lingkungan, KESDM juga memastikan bahwa penyediaan listrik harus terjangkau dan sejalan dengan ketersediaan sumber daya. Selain itu, KESDM juga melibatkan badan usaha untuk mempercepat proses transisi energi.
ADVERTISEMENT
Apakah aksi yang dilakukan KESDM mengenai transisi menuju EBT telah memadai atau belum ada perubahan sama sekali?
Berdasarkan data dari Dewan Energi Nasional, bauran energi tahun 2023 didominasi oleh batu bara sebesar 40,46%, minyak bumi sebesar 30,18%, gas bumi sebesar 16,28%, dan EBT sebesar 13,09%. Sama seperti tahun 2023, bauran energi tahun 2024 juga didominasi oleh batu bara. Meski masih didominasi oleh batu bara, persentase energi batu bara menurun menjadi 39,48% dan minyak bumi menurun menjadi 29,9%, sedangkan persentase energi gas bumi naik menjadi 16,69% dan EBT naik menjadi 13,93%. Walaupun persentase EBT naik dari tahun ke tahun, namun realisasi tersebut masih di bawah target 19,49%.
Apa yang menyebabkan aksi KESDM kurang memadai?
ADVERTISEMENT
Pemerintah terus berupaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil dengan meningkatkan persentase Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional. Namun, terdapat tantangan yang menjadi faktor penghambat yang menyebabkan realisasi bauran energi nasional masih di bawah target. Faktor-faktor tersebut yaitu:
Aksi Kementerian ESDM mengenai transisi menuju Energi Baru dan Terbarukan (EBT) memang masih belum cukup memadai. Persentase EBT dalam bauran energi nasional masih jauh dari target yang ingin dicapai. Meski begitu, KESDM tetap menunjukkan komitmennya dalam mengurangi peggunaan energi fosil dan batu bara serta memperbanyak penggunaan Energi Baru dan Terbarukan. Dari data yang sudah dijabarkan sebelumnya kita bisa mengetaui kalau persentase EBT dalam bauran energi nasional naik tiap tahunnya dan persentase batu bara dalam bauran energi nasional turun tiap tahunnya. Walaupun KESDM memiliki komitmen yang tinggi, tentunya transisi menuju EBT hanya dapat dilakukan jika seluruh masyarakat merespon dan bekerja sama. Selain itu, KESDM harus dapat mengatasi tantangan-tantangan yang ada dari berbagai aspek.
ADVERTISEMENT