Konten dari Pengguna

Penderita Diabetes Meningkat! Gaya Hidup Orang Indonesia Berpengaruh?

Muhammad Nadhif Azizie
Siswa kelas 12 SMA, Bersekolah di SMA Citra Berkat Tangerang
9 Januari 2025 11:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Nadhif Azizie tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber: Meta AI
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Meta AI
Jumlah prevalensi diabetes di Indonesia menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun. Terutama dalam 10 tahun terakhir, data dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 19,5 juta orang, menempatkan Indonesia di peringkat kelima dunia untuk jumlah penderita diabetes terbanyak. Dan pada tahun 2030 Kementerian Kesehatan memperkirakan jumlah penderita diabetes dapat mencapai 30 juta orang jika gaya hidup tidak berubah. Peningkatan jumlah penderita diabetes ini tentu menjadi perhatian besar, mengingat diabetes merupakan salah satu penyebab utama kematian di Indonesia dan dapat memicu berbagai komplikasi serius seperti penyakit jantung, stroke, dan kerusakan ginjal. Yang jadi pertanyaannya adalah, kenapa orang Indonesia banyak yang terkena diabetes? apakah gaya hidup orang Indonesia sangat tidak sehat?
Sumber: Meta AI
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita lihat secara detail bagaimana keseharian rata-rata orang Indonesia. Pola makan yang tinggi gula, lemak jenuh, dan karbohidrat olahan merupakan salah satu penyebab utama meningkatnya risiko diabetes. Sebagai contoh di pagi hari setelah bangun tidur, kita biasanya makan sarapan, dan yang menjadi menu favorit orang Indonesia adalah Nasi Uduk. Biasanya Nasi Uduk dilengkapi dengan berbagai topping, seperti ayam goreng atau telur, satu porsi nasi uduk mengandung sekitar 435 kalori. Dan biasanya orang-orang memakannya dengan meminum es teh manis. Mengonsumsi nasi bersama es teh manis tentu dapat meningkatkan kadar gula darah, Indeks glikemik nasi putih yang tinggi membuatnya cepat dicerna dan meningkatkan kadar gula darah. Data dari American Diabetes Association mengungkapkan bahwa konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2, ditambah lagi gula yang dikandung dalam es teh manis yang dapat meningkatkan kadar gula darah tanpa memberikan manfaat gizi. Dan mengonsumsi minuman manis secara rutin dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes.
ADVERTISEMENT
Untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil, disarankan untuk mengurangi konsumsi nasi putih dan minuman manis. Sebagai alternatif, kita dapat memilih nasi merah atau quinoa sebagai sumber karbohidrat, dan mengganti es teh manis dengan air putih atau teh tanpa gula.
Itu baru sarapan, belum yang lainnya, rata-rata kita makan tiga kali sehari. Ditambah orang Indonesia tidak suka berjalan kaki atau naik sepeda, alasan utamanya adalah mungkin karena infrastruktur di Indonesia tidak mendukung pejalan kaki, tidak seperti kota-kota besar, rata-rata di pinggiran kota, hampir tidak terdapat banyak jalan untuk pejalan kaki dan pilihan transportasi publik juga sangat minim dan jarang tersedia, maka dari itu penggunaan kendaraan pribadi sangat dibutuhkan. Padahal, olahraga teratur dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengontrol berat badan, dua faktor penting dalam mencegah diabetes. Dengan gaya hidup seperti ini dan ditambah lagi dengan makanan yang mengandung banyak kadar gula, tidak heran bahwa penderita diabetes di Indonesia mengalami peningkatan.
ADVERTISEMENT
Untuk mencegah perkembangan diabetes, kita perlu melakukan perubahan yang signifikan dalam pola makan dan gaya hidup. Salah satunya adalah dengan mengganti pola makan yang tinggi gula dan karbohidrat olahan dengan makanan yang lebih bergizi, seperti sayuran, buah-buahan, protein tanpa lemak, serta biji-bijian utuh. Selain itu, olahraga rutin sangat penting, baik itu berjalan kaki, bersepeda, atau melakukan aktivitas fisik lainnya. Pemerintah juga perlu lebih serius dalam meningkatkan infrastruktur kota yang ramah pejalan kaki dan mendukung transportasi publik, sehingga masyarakat dapat lebih mudah beralih ke gaya hidup yang lebih aktif.
Upaya edukasi tentang pentingnya pola makan sehat dan olahraga teratur perlu diperkuat, terutama di kalangan anak muda. Menurut World Health Organization (WHO), pola makan yang sehat dan aktivitas fisik yang cukup dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2 hingga 50%. Oleh karena itu, jika masyarakat Indonesia mulai mengubah gaya hidupnya, mengurangi konsumsi makanan yang tidak sehat, dan meningkatkan aktivitas fisiknya, bukan tidak mungkin angka penderita diabetes dapat menurun.
ADVERTISEMENT