Konten dari Pengguna

Isra Mikraj: Perjalanan Spiritual Menuju Kesempurnaan Iman

Muhammad Naufal Nazali
Mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, peminatan Hukum Internasional.
29 Januari 2025 12:22 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Naufal Nazali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Isra Mikraj merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam. Suatu peristiwa yang agung dimana Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam (SAW)(Semoga Allah memberikan Sholawat dan salam kepadanya) menerima perintah Shalat 5 waktu. Sebuah perjalanan yang sangat istimewa dimana Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjid Al Haram menuju Masjid Al Aqsa (Isra') dan Masjid Al Aqsa ke Sidratul Muntaha atau langit tertinggi (Mi'raj).
ADVERTISEMENT

Perjalanan Agung

Masjid Al Aqsa. Sumber: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Al Aqsa. Sumber: Pixabay
Peristiwa Isra' Mi'raj (dibaca Isrok Mikroj) terdiri dari dua kata yakni Isra' adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjid Al Haram di Mekkah ke Masjid Al Aqsa di Yerussalem, Palestina. Sedangkan Mi'raj adalah perjalanan Nabi Muhammad dari Masjid Al Aqsa naik ke langit tertinggi atau Sidratul Muntaha menggunakan hewan Buraq yakni hewan yang menurut beberapa riwayat ukurannya lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari kuda. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 27 bulan Rajab. Tujuan dari perjalan tersebut adalah untuk mematuhi perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala (SWT)(Maha Suci dan Maha Tinggi) yakni menjemput perintah Shalat Fardhu dan melihat kebesaran Allah SWT. Namun disisi lain sebelum melakukan perjalanan tersebut beliau sedang masa Amul Huzni atau masa sedih Nabi Muhammad SAW karena istri yang beliau cintai yakni Khadijah dan paman beliau yakni Abu Thalib meninggal dunia sehingga Allah SWT hendak menghibur beliau dikala masa sedih tersebut.
ADVERTISEMENT

Gambaran Kehidupan Akhirat

Sumber: Pixabay
Pada saat Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanannya, beliau melakukan perjalanan ke surga dan nerakanya Allah SWT. Beliau dilihatkan beberapa kebesaran Allah SWT. Saat beliau melakukan perjalanan, beliau mencium aroma yang sangat wangi yang ternyata itu berasal dari Masyitah yang merupakan salah satu pelayan saat zaman Firaun. Beliau tetap teguh dengan imannya kepada Allah SWT meskipun beliau dipaksa untuk mengakui Firaun sebagai Tuhan sehingga ia dihukum dengan cara direbus hidup hidup. Kemudian Nabi Muhammad SAW juga melakukan perjalanan ke neraka dengan keadaan yang berbeda beda. Hal dikarenakan semasa mereka hidup mereka melakukan tindakan yang dilarang oleh Allah SWT.

Perintah Shalat

Ilustrasi Shalat. Sumber: Pixabay
Saat melakukan perjalanan ke Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT secara langsung, sesuatu yang tidak pernah dirasakan oleh makhluk Allah SWT. Bahkan Nabi Musa Alaihis Salam (AS)(Semoga keselamatan dilimpahkan kepadanya) yang pernah meminta kepada Allah SWT untuk melihat wujud-Nya. Namun Nabi Musa AS tidak berhasil sebagaimana diabadikan dalam Surah Al A'raf ayat 142-143. Pada pertemuan tersebut Allah SWT memberikan perintah shalat kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya sebanyak 50 kali dalam sehari. Kemudian beliau turun dari Sidratul Muntaha dan bertemu dengan para nabi terdahulu, namun ketika Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa AS beliau hendak bertanya kepada beliau apa perintah dari Allah SWT kepadamu. Lantas Nabi Muhammad SAW menjawab "Aku diperintahkan oleh Allah SWT kepadaku dan umatku untuk melaksanakan shalat wajib sebanyak 50 kali dalam sehari. Kemudian Nabi Musa AS menjawab kepada Nabi Muhammad SAW pergi kembali menemui Allah SWT untuk meminta pengurangan karena menurut Nabi Musa AS umat Nabi Muhammad SAW tidak sanggup melaksanakannya. Nabi Muhammad SAW kembali menghadap Allah SWT untuk meminta pengurangan dan Allah SWT menguranginya menjadi shalat 45 kali dalam sehari. Kemudian Nabi Muhammad SAW turun dan bertemu kembali dengan Nabi Musa AS dan Nabi Musa AS bertanya kembali apa perintah dari Allah SWT. Kemudian Nabi Muhammad SAW menjawab bahwa beliau mendapatkan pengurangan menjadi 45 kali. Kemudian Nabi Musa AS menjawab seperti sebelumnya untuk meminta pengurangan. Nabi Muhammad SAW pun kembali kepada Allah SWT untuk meminta pengurangan hingga total beliau meminta pengurangan jumlah pelaksanaan shalat dalam sehari adalah 9 kali sehingga total jumlah shalat yang wajib dilaksanakan adalah 5 kali dalam sehari. Kemudian setelah mendapat perintah 5 kali melaksanakan shalat wajib Nabi Musa AS kembali menyarankan kepada Nabi Muhammad SAW untuk meminta pengurangan, namun Nabi Muhammad SAW merasa malu menghadap kepada Allah SWT karena meminta pengurangan ibadah kepada-Nya.
ADVERTISEMENT

Renungan

Masjid Al Haram dan Ka'bah. Sumber: Pixabay
Kisah dari perjalanan beliau dapat kita petik hikmah atau pelajaran. Perjalanan yang beliau lakukan dalam waktu semalam ini tentu mendapat pertentangan oleh masyarakat Mekkah pada saat itu karena dinilai tidak masuk akal. Namun sahabat terdekat beliau yakni Abu Bakar yang percaya dan membenarkan peristiwa tersebut. Perjalanan beliau memberikan pelajaran bahwa sungguh maha baik dan maha pengasih Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad SAW. Pada awalnya Allah SWT memberi perintah 50 kali shalat sehari. Namun pada akhirnya Allah SWT hanya memberi 5 kali shalat sehari. Bukan hanya itu saja, nilai dari 5 kali shalat sehari bahkan memiliki nilai sama dengan melakukan 50 kali shalat sehari. Hanya kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya saja yang mendapatkan suatu keistimewaan yang tidak didapatkan oleh umat sebelum Nabi Muhammad SAW. Selain itu beliau juga diperlihatkan siksaan di neraka dimana semasa didunia melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Hal ini menjadi pengingat bagi kita agar senantiasa melakukan apa yang diperintahkan dan meninggalkan segala larangan yang telah Allah SWT tetapkan.
ADVERTISEMENT