
“Sesat pikir ” jadi frasa yang kerap kali dilontarkan dalam perbincangan seputar berpikir logis dan logika . Sesuai namanya, sesat pikir merupakan bentuk-bentuk penalaran yang keliru secara logika—dus, pola pikir yang sesat.
Sesat pikir mengacaukan pikiran dan argumentasi secara keseluruhan dengan membuatnya tidak sahih. Ketidaksahihan argumentasi ini berpotensi membuat kita mempercayai sesuatu hal yang keliru. Apabila kita sedang dalam proses belajar, hal tersebut dapat dimaklumi. Namun apabila tidak, hal tersebut sangatlah berbahaya.
Terdapat banyak sekali bentuk sesat pikir. Saya pikir, mempelajarinya satu per satu adalah cara belajar yang tidak efisien dan tidak praktis. Kita cukup mempelajari kriteria-kriteria sederhana dari sesat pikir, sehingga kita dapat menghindarinya dalam kehidupan sehari-hari.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanplus
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanplus
Gratis akses ke event spesial kumparan
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814
Konten Premium kumparanplus
Bertindak, berkata, berpikir, menduga, semua butuh logika. Malu sekali kalau sudah mantap bersuara keras tapi ternyata logikanya bermasalah. Ini panduan M.Q. Ahnaf agar pembaca kumparan+ terhindar dari sesat pikir dan punya cara berpikir yang logis.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten