Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menanggulangi Overthinking Secara Islami
21 November 2024 15:37 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Muhammad Radhi Ukasah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Overthinking, atau berpikir berlebihan, adalah fenomena yang sering kali menyebabkan individu terjebak dalam siklus pemikiran negatif tanpa solusi yang jelas. Kondisi ini tidak hanya menguras energi mental, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan fisik, emosional, dan spiritual seseorang. Dalam perspektif Islam, berbagai pendekatan dapat digunakan untuk menanggulangi overthinking, yang melibatkan peningkatan ketakwaan, kesadaran spiritual, serta implementasi amal ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Jurnal Overthinking dalam perspektif islam; Overthinking terdiri dari dua kata yang berbeda “over” dan “thinking”. “Over” diartikan“terlalu, berlebih”, jika kata “thinking” memiliki makna fikiran. Terlalu banyak berpikir membuat orang tersebut terdapat kendala dalam proses berpikir tersebut,karena adanya lingkarang yang tidak produktif. Jika dalam bahasa arab memiliki kesinambungan dengan kata dzann. Pemikiran yang berlebihan tersebut bisa jadi tentang hal yang belum terjadi, bahkan tidak akan terjadi. Berikut adalah langkah-langkah mendetail untuk mengatasi overthinking menurut ajaran Islam.
1. Meningkatkan Ketakwaan dan Tawakal kepada Allah
Islam menganjurkan umatnya untuk memiliki keyakinan penuh kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan. Ketakwaan yang kuat dapat menjadi tameng utama dalam menghadapi kecemasan dan kekhawatiran yang disebabkan oleh overthinking. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
ADVERTISEMENT
"Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar." (QS. At-Talaq: 2).
Ketakwaan ini mencakup kesadaran untuk selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Melalui ibadah seperti shalat lima waktu, dzikir, dan membaca Al-Qur'an, seseorang dapat merasa lebih dekat dengan Allah, sehingga hati menjadi lebih tenang dan terhindar dari gangguan pikiran yang tidak produktif. Tawakkal, yaitu menyerahkan hasil usaha kepada Allah, juga merupakan bentuk keimanan yang mampu meredakan rasa takut terhadap hal-hal yang berada di luar kendali manusia.
ADVERTISEMENT
2. Memahami Hikmah di Balik Ujian Hidup
Salah satu alasan utama seseorang mengalami overthinking adalah ketidakmampuan menerima kondisi tertentu. Dalam Islam, setiap kesulitan yang dihadapi manusia diyakini memiliki hikmah yang tersembunyi. Allah berfirman dalam QS. Al-Insyirah: 5-6:
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."
Kesadaran akan janji Allah ini dapat membantu seseorang melihat masalah dari sudut pandang yang lebih positif. Ujian dianggap sebagai cara Allah menguatkan iman dan meningkatkan kedewasaan spiritual hamba-Nya. Dengan memahami bahwa segala sesuatu terjadi atas izin Allah dan memiliki tujuan tertentu, seseorang dapat melepaskan beban pikiran yang tidak perlu.
3. Mempraktikkan Dzikir dan Doa untuk Menenangkan Hati
Dzikir dan doa adalah cara efektif dalam Islam untuk menenangkan hati dan pikiran. Rasulullah SAW bersabda:
"Ketahuilah bahwa dengan mengingat Allah hati menjadi tenang." (HR. Muslim).
ADVERTISEMENT
Dzikir seperti Subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu Akbar_dapat membantu mengalihkan fokus dari pikiran yang mengganggu. Doa juga menjadi sarana utama untuk memohon pertolongan Allah dalam mengatasi overthinking. Salah satu doa yang dianjurkan adalah:
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa sedih, gelisah, kelemahan, dan kemalasan."_ (HR. Bukhari).
Konsistensi dalam berdzikir dan berdoa mampu memperkuat keimanan serta menutup pintu bagi bisikan syaitan yang sering kali menjadi sumber overthinking.
4. Mengelola Overthinking sebagai Bisikan Syaitan
Dalam ajaran Islam, pikiran yang berlebihan sering kali dikaitkan dengan was-was, yaitu bisikan syaitan yang bertujuan untuk mengganggu ketenangan hati. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menekankan pentingnya menjaga hati dari pengaruh syaitan dengan cara memperbanyak ibadah, memperkuat niat, dan meningkatkan kedekatan kepada Allah.
Dilansir dari Kompasiana.com; Overthinking bisa disebabkan karena adanya bisikan syaitan yang menjadikan manusia merasa buruk, selain itu hal ini juga bisa disebabkan karena belum sepenuhnya manusia memiliki sikap tawakal dan bergantung hanya kepada Allah.
ADVERTISEMENT
Al-Ghazali menjelaskan bahwa syaitan menyerang manusia melalui kelemahan emosional, seperti rasa takut dan kemarahan, yang sering kali memicu overthinking. Dengan melibatkan diri dalam ibadah yang mendalam, seperti membaca Al-Qur'an dan melakukan shalat sunnah, seseorang dapat memperkuat perlindungan spiritualnya dan menjauhkan diri dari gangguan ini.
5. Mengalihkan Pikiran dengan Aktivitas Positif
Islam mengajarkan pentingnya menyibukkan diri dengan aktivitas yang bermanfaat sebagai bentuk ibadah. Ibn Hazm, seorang ulama besar, menekankan bahwa menyibukkan diri dengan amal kebaikan dapat mencegah seseorang terjebak dalam pikiran yang tidak produktif. Kegiatan seperti membantu sesama, belajar ilmu agama, atau melakukan olahraga ringan dapat menjadi cara efektif untuk mengalihkan pikiran dari hal-hal yang menyebabkan kecemasan.
Selain itu, Islam juga mendorong umatnya untuk hidup seimbang, yang melibatkan kegiatan fisik, intelektual, dan spiritual secara bersamaan. Dengan menjaga keseimbangan ini, seseorang dapat membangun kesehatan mental yang lebih baik dan terhindar dari siklus overthinking.
ADVERTISEMENT
6. Bersyukur atas Nikmat yang Ada
Sikap syukur merupakan salah satu elemen kunci dalam Islam untuk menjaga ketenangan jiwa. Allah berfirman:
"Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu." (QS. Ibrahim: 7).
Dengan bersyukur, seseorang dapat memfokuskan perhatian pada hal-hal positif yang telah dimiliki, daripada memikirkan masalah yang belum terselesaikan. Latihan bersyukur, baik melalui doa maupun refleksi harian, dapat membantu mengurangi overthinking dengan menggantikan pikiran negatif dengan perasaan puas dan bahagia.
7. Memahami Keterbatasan Manusia
Islam mengajarkan bahwa manusia memiliki keterbatasan, dan tidak semua hal dalam hidup dapat dikendalikan. Oleh karena itu, penting untuk menerima kelemahan diri dan menyerahkan hal-hal di luar kendali kepada Allah. Kesadaran ini dapat mengurangi tekanan mental yang sering kali menjadi penyebab overthinking.
Menanggulangi overthinking membutuhkan pendekatan yang holistik, termasuk penguatan spiritual, peningkatan ibadah, dan pengelolaan aktivitas sehari-hari. Dengan menerapkan nilai-nilai Islami, seseorang tidak hanya dapat mengatasi overthinking tetapi juga meningkatkan kualitas hidupnya secara keseluruhan. Islam menawarkan solusi yang komprehensif, di mana ketenangan jiwa ditemukan melalui hubungan yang lebih erat dengan Allah. Langkah-langkah ini, jika dilakukan secara konsisten, dapat menjadi panduan efektif dalam mencapai ketenangan hati dan pikiran.
ADVERTISEMENT