Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Pentingnya Dukungan Keluarga pada Pasien Cuci Darah Gagal Ginjal Kronis
25 November 2024 14:46 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Muhammad Raffi Alauddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gagal ginjal kronis (GGK) adalah salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang terus meningkat di Indonesia dan dunia. Penyakit ini menyebabkan fungsi ginjal menurun secara bertahap hingga tidak dapat memulihkan diri. Akibatnya, tubuh kesulitan mengatur keseimbangan cairan, garam, dan membuang zat sisa metabolisme (Aisara dkk, 2018). Menurut Kementerian Kesehatan (2018), jumlah penderita gagal ginjal kronis di Indonesia terus meningkat, dengan prevalensi tertinggi pada kelompok usia di atas 65 tahun.
ADVERTISEMENT
Hemodialisa atau yang biasanya disebut cuci darah ini menjadi salah satu solusi utama untuk memperpanjang hidup pasien GGK. Terapi
ini membantu mengeluarkan zat sisa metabolisme seperti urea, kreatinin, dan racun dari tubuh. Di Indonesia, hanya sekitar 19,3% pasien GGK yang menjalani hemodialisa secara rutin. Pasien umumnya menjalani terapi dua hingga tiga kali seminggu dengan durasi 4-5 jam per sesi (Idzharrusman & Budhiana, 2022).
Terapi hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi, Sukabumi, misalnya, menggunakan teknologi Jepang yang memastikan kualitas pelayanan maksimal. Di rumah sakit ini, terapi dilaksanakan secara reguler dan dalam kondisi darurat, meskipun hanya ada satu shift. Layanan ini menjadi andalan bagi pasien GGK untuk mempertahankan kualitas hidup mereka (Sekarwangi, 2019).
ADVERTISEMENT
Selain pengobatan medis, dukungan keluarga menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas hidup pasien GGK. Dukungan ini meliputi bantuan emosional, seperti memberikan semangat dan perhatian; dukungan instrumental, seperti membantu kebutuhan sehari-hari hingga dukungan informasi berupa nasihat tentang pola hidup sehat (Carolina & Aziz, 2019).
Pasien yang mendapatkan dukungan keluarga dilaporkan lebih patuh menjalani terapi, lebih tenang, dan percaya diri dalam menghadapi penyakit. Sebaliknya, kurangnya dukungan dapat memperburuk kondisi pasien, baik secara fisik maupun psikologis (Helda dkk, 2020).
Menurut data World Health Organization (WHO), GGK merupakan salah satu dari 12 penyebab kematian utama di dunia, dengan angka kematian global mencapai 1,1 juta per tahun. Di Indonesia, prevalensi penyakit ini mencapai 0,2% dari populasi.
ADVERTISEMENT
Pasien GGK sering menghadapi tantangan psikologis dan sosial akibat penyakit mereka. Kekhawatiran tentang biaya pengobatan, ketidakmampuan melanjutkan pekerjaan, hingga rasa takut akan kematian menjadi beban pikiran yang tidak terhindarkan.
Penelitian Idzharrusman & Budhiana (2022) menuliskan bahwa kualitas hidup pasien GGK dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk dukungan keluarga, status kesehatan, kecukupan terapi hemodialisa, dan status gizi. Dengan pendekatan menyeluruh yang melibatkan keluarga dan pelayanan kesehatan berkualitas, pasien dapat lebih optimis menjalani pengobatan dan kehidupan sehari - hari meskipun menghadapi tantangan penyakit kronis ini.
Penyakit gagal ginjal kronis tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik pasien, tetapi juga berdampak pada aspek psikologis dan sosial mereka. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan pendekatan yang melibatkan dukungan keluarga dan juga pengobatan yang optimal sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Layanan unggulan seperti yang diberikan oleh RS Sekarwangi dapat menjadi contoh bagaimana terapi hemodialisa yang berkualitas mampu memberikan harapan bagi pasien GGK di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Referensi
Aisara, S., Azmi, S., & Yanni, M. (2018). Gambaran Klinis Penderita Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 42–50
Carolina, P., & Aziz, Z. A. (2019). Dukungan Keluarga Dalam Peningkatan Kualitas Hidup Pasien Dengan Gagal Ginjal Kronis Di RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 10(1).
Helda, I., Hamzah, & Yuliani, B. (2020). Support Sistem Keluarga Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani Hemodialisa Di RSUD Ulin Banjarmasin 2020. Jurnal Keperawatan Suaka Insan, 5(1), 69.
Idzharrusman, M., & Budhiana, J. (2022). HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DIRSUD SEKARWANGI KABUPATEN SUKABUMI. Jurnal keperawatan bsi, 10(1), 61-69.
ADVERTISEMENT
Kemenkes. (2018). Penyakit Tidak Menular. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. http//www.kemkes.go.id
Sekarwangi, R. S. (2019). Profil UPTD RSUD Sekarwangi Tahun 2019. sekarwangi.sukabumikab.go.i d