Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Permasalahan Urban Pekanbaru Perlu Solusi Bersama
3 Maret 2024 15:05 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Muhammad Rafi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pekanbaru merupakan kota Metropolitan di Sumatra yang memiliki tingkat kepadatan yang tinggi, hal tersebut bisa dilihat berdasarkan data Badan Pusat Statisik (BPS) pada pertengahan tahun 2023, jumlah penduduk Pekanbaru sebanyak 1.116.142 orang.
ADVERTISEMENT
Luas wilayah Pekanbaru sebesar 632 Km2, artinya 1KM2 memiliki kepadatan 1.765 orang.
Kepadatan penduduk tersebut diiringi dengan sejumlah permasalahan yang timbul. Jurnal Kependudukan Indonesia menyatakan bahwasanya pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang cepat diidentifikasi sebagai akar penyebab dari konfigurasi risiko bencana.
Bencana tersebut diantaranya meningkatnya kemiskinan, ketidaksetaraan, dan kegagalan dalam tata kelola, kepadatan penduduk yang tinggi, kondisi kehidupan yang padat, dan penentuan area permukiman yang dekat dengan industri berbahaya atau di tempat-tempat yang terkena bahaya alam. Wilayah perkotaan lebih sering terpapar bencana alam, khususnya banjir.
Penulis melakukan pemantauan lapangan pada beberapa daerah di Pekanbaru, termasuk Kecamatan Rumbai yang menjadi langganan banjir, Kecamatan Rumbai sering mengalami banjir diakibatkan karena resapan air yang berkurang akibat pembangunan pertokoan dan Pusat Perbelanjaan (Mall), kondisi tersebut diperparah dengan besi pintu air yang berada di sekitar Sungai Siak itu dicuri, sehingga tidak efektif untuk menahan air yang keluar masuk.
ADVERTISEMENT
Permasalahan banjir tidak hanya terjadi di Kecamatan Rumbai, banjir juga terjadi di Panam, sebuah daerah yang padat akan aktivitas.
Panam merupakan pintu masuk Kota Pekanbaru yang mengarah dari Sumatra Barat, drainase di sekitar Panam tidak berjalan baik, hal tersebut bisa diamati bahwasanya drainase yang berada di tepi jalan habis digunakan untuk pengecoran jalan untuk menuju ruko, akibatnya ukuran kedalaman drainase berkurang menyebabkan air dalam selokan tidak berjalan baik.
Hal serupa terjadi di Jalan Bangau Sakti dan Singunggung, drainase di daerah tersebut harus diberikan box cover agar air dan sampah yang ikut terbawa bisa lancer mengalir, sehingga permasalahan banjir bisa teratasi.
Masalah sampah juga tak luput dari penyebab banjir, pengelolaan sampah perlu diubah dengan cara mengubah sampah tersebut menjadi barang yang berguna.
ADVERTISEMENT
Sampah yang menumpuk di drainase seperti di Jalan Lobak diakibatkan adanya pipa jaringan yang menghambat.
Perilaku masyarakat membuang sampah sembarangan juga masih terjadi, pengendara yang sehabis makan, dilempar ke selokan dan drainase membuat sampah menumpuk akibatnya ketika hujan jalanan tergenang.
Kota Pekanbaru juga tidak luput dari permasalahan kemacetan, biasanya kemacetan sering terjadi saat jam sibuk, seperti pagi dan sore hari.
Kemacetan diakibatkan banyak faktor, diantaranya putaran balik yang diatur oleh ‘pak ogah’ acap kali sering menjadi penyebab kemacetan.
Seperti Jalan Riau, sebuah jalan di Kota Pekanbaru yang memiliki beragam aktivitas kantoran seperti Mall, Hotel, dan pertokoan, namun hampir setiap hari mengalami kemacetan.
Berdasarkan pantauan dilapangan, kemacetan di jalan tersebut disebabkan karena banyaknya simpang kecil yang pengendara tidak tertib saat keluar gang.
ADVERTISEMENT
Kemacetan juga diperparah dengan adanya proyek pengerjaan IPAL.
Solusi atas kemacetan jalan tersebut yakninya perlu adanya perlebaran jalan, harusnya jalan dengan memiliki aktivitas tinggi, ukuran jalannya minimal seperti Jalan Sudirman.
Tingkat kriminalitas kota juga menjadi sorotan, kejadian kemalingan besi Tugu Zapin akhir akhir ini menjadi evaluasi bagi Pemerintah, harusnya cagar budaya yang melambangkan budaya Melayu dijaga dan dirawat semaksimal mungkin.
Polisi harus lebih sering berpatroli bersama masyarakat, agar tercipta ruang aman pada saat terutama malam hari.
Sumber
Jurnal Kependudukan Indonesia
Pantauan lapangan