Saat Warga Jakarta Darurat Udara Bersih

Muhammad Rafi
Seorang Mahasiswa Universitas Riau, Aktivis dan Penggiat Sosial
Konten dari Pengguna
23 Agustus 2023 6:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Rafi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Polusi Udara Jakarta dari atas pesawat Sumber: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Polusi Udara Jakarta dari atas pesawat Sumber: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kualitas udara di Jakarta sangat buruk. Langit Jakarta yang harusnya berwarna biru, pun belakangan terlihat menjadi buram. Data yang dirilis NAFAS pada tanggal 15 Agustus 2023, kualitas udara Jakarta di angka 156 dengan keterangan tidak sehat.
ADVERTISEMENT
Hal ini tentu berdampak pada kesehatan warga Jakarta. Bahkan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta—sebagaimana dikutip dari berbagai media—menyebut ada sekitar 100.000 warga DKI Jakarta yang terkena infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
Asap pabrik, emisi kendaraan, dan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) dinilai menjadi penyebab atas polusi udara yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta.
Ngomong-ngomong soal PLTU, umumnya menggunakan bahan bakar fosil untuk membangkitkan listrik. Sementara batu bara menjadi salah satu bahan bakar fosil yang digunakan.
Di lain sisi, batu bara merupakan bahan bakar fosil paling besar di dunia, melebihi minyak bumi. Tentunya, proses pengambilan batu bara melalui proses penambangan dengan membabat hutan akan turut mengancam. Proses penambangannya juga dapat mencemari air, tanah, dan udara.
Keadaan Langit Jakarta Siang Hari Sumber: Pixabay
Selain PLTU, sumbangsih besar polusi udara di ibu kota juga berasal dari kendaraan bermotor. Bagaimana tidak, DKI Jakarta kerap diidentikkan dengan kemacetan. Jalanan tidak pernah sepi dari kendaraan bermotor: pagi, siang, sore, dan malam.
ADVERTISEMENT
Tak hanya kendaraan bermotor, asap dari pabrik-pabrik yang tidak dilengkapi filter turut memperparah kualitas udara di Jakarta. Maka, asap yang keluar dari cerobong pabrik semestinya disaring dan diendapkan terlebih dahulu.
Maka, alangkah baiknya sistem penggunaan filter asap ini harus direncanakan pada saat pembangunan pabrik. Ini biasanya kita kenal termasuk ke dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
AMDAL itu bisa dikatakan hasil studi dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan pabrik. Oleh karenanya, kajian AMDAL perlu diawasi secara bersama. Ketika pabrik tidak mampu untuk melaksanakan keputusan lingkungan yang dikeluarkan oleh pemerintah, maka izin AMDAL-nya perlu dicabut.
Demi mengatasi persoalan polusi udara Jakarta, penggunaan energi terbarukan juga bisa menjadi perhatian. Energi terbarukan merupakan energi yang tidak akan pernah habis dan akan terus ada, karena telah tersedia di alam.
ADVERTISEMENT
Terkait penyumbang polusi udara Jakarta, maka energi terbarukan yang tepat sebagai pengganti batu bara adalah bioenergi. Bioenergi merupakan energi terbarukan yang berasal dari sumber biologis atau bahan organik yang dapat menyimpan energi. Penggunaan bioenergi sudah diterapkan seperti penggunaan kotoran sapi sebagai gas alam.
Dikutip dari jurnal Prof. Dr. Ir. Soeprijanto, MSc dengan judul "Pembuatan Biogas dari Kotoran Sapi Menggunakan Biodigester di Desa Jumput Kabupaten Bojonegoro" menyatakan Selama proses terjadi menghasilkan gas yang terdiri atas methana (CH4) dan karbon dioksida) atau yang dikenal sebagai biogas.
Banyaknya biogas yang dihasilkan sangat bervariasi tergantung pada jumlah bahan organik yang diumpankan kedalam biodigester (bioreaktor) dan juga suhu sangat berpengaruh terhadap kecepatan proses peruraian bahan baku dan produksi biogas.
ADVERTISEMENT
Namun, biogas bukan satu-satunya energi terbarukan. Energi terbarukan yang dikenal masyarakat namanya bioetanol dan panel surya. Bioetanol juga termasuk bahan bakar minyak (BBM).
BBM yang dihasilkan dari campuran gula tebu dan pertamax, tentunya ini dapat mengurangi polusi udara. Sebab, bioetanol adalah bahan bakar yang dapat menurunkan karbon emisi.
Kemudian panel surya, energi terbarukan yang satu ini mengubah energi matahari berupa suhu panas, menjadi energi listrik. Dengan pemanfaatan panel surya ini, maka konsumsi PLTU dari batu bara akan berkurang, dan dapat mengurangi polusi udara yang berasal dari PLTU.
Ruang terbuka hijau (RTH) juga dapat menjadi solusi atas permasalahan polusi udara Jakarta dan sekitarnya. Gas nitrogen oksida (NO), karbon monoksida (CO), dan karbon dioksida (CO2) yang bersifat toksik atau racun, perlu keseimbangan berupa gas oksigen (O2) yang didapatkan dari tanaman.
ADVERTISEMENT
Ruang terbuka hijau juga berdampak positif bagi ekologi dan sistem lingkungan yang berkelanjutan. Maka, adanya ruang terbuka hijau yang semakin banyak di DKI Jakarta akan turut membantu mengurangi polusi udara.