Konten dari Pengguna

Mengenal Tokoh Pergerakan Nasional Indonesia dari Kalangan Tionghoa

Muhammad Rafi Dwi Wijaya
Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Semarang
31 Maret 2022 18:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Rafi Dwi Wijaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wajah Tokoh Pergerakan Nasional Indonesia dari Kalangan Tionghoa. Sumber: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Wajah Tokoh Pergerakan Nasional Indonesia dari Kalangan Tionghoa. Sumber: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Ketika berbicara mengenai pergerakan nasional Indonesia, pasti kebanyakan dari kita sudah terbiasa dengan sosok Soekarno, Soetomo, Tjipto Mangoenkoesoemo, Ki Hajar Dewantara, H.O.S Tjokroaminoto, atau tokoh pribumi lainnya sebagai tokoh utamanya. Namun, tahukah kalian jika tokoh utama dalam pergerakan nasional Indonesia ada juga yang berasal dari kalangan Tionghoa? Mungkin hal tersebut masih jarang di ketahui oleh masyarakat secara umum. Oleh karena itu, menarik kiranya jika dalam tulisan ini dapat menjelaskan mengenai tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia dari kalangan Tionghoa. Yang mana melalui tulisan ini, dapat mengenalkan kalangan Tionghoa yang memiliki peran dan menjadi tokoh utama dalam pergerakan nasional Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kwee Hing Tjiat dan Surat Kabar Mata Hari
Tokoh yang pertama kali menarik untuk dibahas adalah Kwee Hing Tjiat, yang mana merupakan seorang wartawan, yang pernah menjadi pemimpin redaksi surat kabar Sin Po dan surat kabar Mata Hari. Hal yang menarik dari tokoh ini adalah idenya agar peranakan Tionghoa dapat melakukan asimilasi total dengan masyarakat pribumi. Idenya ini dituliskan dalam surat kabar Mata Hari, yang diterbitkan dalam judul “Baba Dewasa”. Lahirnya tulisan ini menarik perhatian banyak orang dan menjadi polemik tersendiri, karena dari pihak pribumi dan peranakan, terdapat orang yang pro dan juga kontra, yang mana tidak semua sepemahaman dengan Kwee. Selain itu, dari ide dan tulisan Kwee Hing Tjiat ini, juga diketahui bahwa ia telah meninggalkan ideologi nasionalis Tiongkoknya dan menggantinya dengan ideologi nasionalis Indonesia.
ADVERTISEMENT
Injo Beng Goat dan Surat Kabar Keng Po
Tokoh selanjutnya adalah Injo Beng Goat, yang mana merupakan salah seorang tokoh dalam pergerakan nasional Indonesia yang juga menggeluti dunia persuratkabaran. Surat kabar yang dipimpin Injo Beng Goat adalah surat kabar Keng Po. Melalui surat kabar ini ia banyak mengenal dan membantu tokoh-tokoh nasionalis dari kalangan pribumi, seperti Amir Syarifuddin dan Adam Malik atau tokoh dari surat kabar Antara. Akan tetapi, surat kabar Keng Po ini tidak sejalan dengan surat kabar Sin Po, sehingga antara kedua surat kabar ini terjadi persaingan yang kuat. Surat kabar Keng Po dengan pimpinan Injo Beng Goat ini sering kali menuliskan dengan sudut pandang nasionalis Indonesia, yang menyatakan bahwa kaum peranakan Tionghoa di bumi Indonesialah tempatnya. Sedangkan Sin Po dengan pimpinan Kwee Kek Beng dengan sudut pandang nasionalis Tiongkoknya, seringkali menuliskan agar peranakan Tionghoa dapat selalu memuja tanah leluhurnya (China). Selain itu, bentuk idealis dan keberanian Injo Beng Goat ini juga telah membawanya pada kesengsaraan untuk keluar masuk penjara mulai pada zaman Belanda hingga zaman orde lama.
ADVERTISEMENT
Kwee Kek Beng dan Surat Kabar Sin Po
Sudah tidak asing jika membicarakan tokoh ini, karena sudah banyak yang menulis tentang Kwee Kek Beng dengan surat kabarnya. Hal itu karena, Kwee Kek Beng dengan surat kabar yang dipimpinnya, yaitu Sin Po, peranannya sangat besar dalam pergerakan nasional Indonesia. Walaupun memang surat kabar Sin Po ini sepanjang penerbitannya mengobarkan semangat nasionalisme Tiongkok. Namun terlepas dari itu, idealisme dan keberanian surat kabar Sin Po dan pemimpinnya tidak perlu dipertanyakan lagi, karena idealisme dan keberanian ini dapat dilihat secara jelas melalui peran besarnya dalam pergerakan nasional Indonesia. Adapun perannya antara lain: 1) Menjadi pelopor penggunaan bahasa Indonesia, 2) Mempopulerkan terminologi Indonesia, 3) Memberikan banyak informasi mengenai perkembangan pergerakan kebangsaan, dan 4) Menjadi koran yang pertama kali memuat dan menyebarkan lagu Indonesia secara utuh, yang mana lagu tersebut nantinya menjadi cikal bakal lagu kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Liem Koen Hian dan Partai Tionghoa Indonesia
Tokoh terakhir yang menjadi pembahasan dalam tulisan ini adalah Liem Koen Hian, yang mana merupakan pendiri Partai Tionghoa Indonesia (PTI). Bersama dengan PTI, Liem Koen Hian menjadi tokoh yang fenomenal dalam kancah pergerakan nasional Indonesia. Selain itu, untuk mendukung berjalannya organisasi ini, Liem Koen Hian juga memanfaatkan surat kabar yang dipimpinnya, yaitu Sin Tit Po untuk menopang kehidupan dan perkembangan PTI. Selanjutnya, untuk peran Liem Koen Hian dan PTI dalam kancah pergerakan nasional itu sendiri, antara lain 1) Ikut memprotes berlakunya peraturan larangan mendirikan sekolah tanpa izin dan pengawasan kolonial Belanda, 2) Ikut mendukung Petisi Soetardjo (1936), yang mana berisi tuntutan agar rakyat Indonesia diberi status berpemerintahan sendiri, 3) Bekerja sama dengan organisasi-organisasi pergerakan nasional lainnya dalam penghidupan masyarakat, dan 4) Memperjuangkan hak dan status peranakan Tionghoa di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada akhir tulisan ini, sekiranya dapat dipahami bahwa tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia dari kalangan Tionghoa, peranannya kebanyakan tidak dapat dipisahkan dengan dunia persuratkabaran. Karena bentuk aspirasi dan dukungannya terhadap gerakan nasional Indonesia di sampaikan melalui surat kabar. Bahkan pembentukan dan pengembangan organisasi Tionghoa juga dilakukan melalui surat kabar.