Konten dari Pengguna

Mengenal Hilirisasi Nikel: Tantangan dan Peluang Menuju Kejayaan Ekonomi

Muhammad Rafi Tasrif
Hallo, saya Rafi seorang Mahasiswa Politeknik Statistika STIS
7 Januari 2025 15:17 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Rafi Tasrif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: freepik
zoom-in-whitePerbesar
sumber: freepik
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu pemain utama dalam pasar nikel dunia. Sebagai salah satu negara penghasil nikel terbesar, Indonesia mencatatkan produksi sebesar 1,8 juta metrik ton pada tahun 2023, jauh melampaui negara-negara lain seperti Filipina dan Rusia. Dengan kekayaan sumber daya alam ini, hilirisasi menjadi langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah domestik dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.
ADVERTISEMENT
Apa Itu Hilirisasi Nikel?
Hilirisasi adalah proses pengolahan bahan mentah menjadi produk dengan nilai tambah lebih tinggi sebelum diekspor atau dimanfaatkan. Dalam konteks nikel, hilirisasi mencakup pengolahan bijih nikel menjadi produk olahan seperti nikel sulfat, kobalt sulfat, dan nikel matte. Produk-produk ini memiliki nilai jual yang jauh lebih tinggi dibandingkan bahan mentah. Misalnya, bijih saprolit hanya bernilai sekitar USD 32 per metrik ton, sedangkan nikel matte mencapai USD 15.000 per metrik ton, dan nikel sulfat bahkan bisa mencapai USD 4.960 per metrik ton.
Menurut Tina, Staf Khusus Kementerian Investasi/BKPM, "hilirisasi merupakan kunci untuk menciptakan nilai tambah dari kekayaan alam Indonesia". Nikel adalah unsur utama dalam pembuatan stainless steel, baterai, dan berbagai produk industri lainnya yang permintaannya terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi.
ADVERTISEMENT
Peran Strategis Nikel di Pasar Global
Indonesia memiliki cadangan logam nikel yang sangat besar, terutama di Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Sulawesi Tengah. Ketiga provinsi ini menyumbang lebih dari 90 juta ton sumber daya logam nikel. Sulawesi Tenggara menjadi produsen terbesar dengan total sumber daya mencapai 61,3 juta ton, diikuti oleh Maluku Utara dengan 38,08 juta ton, dan Sulawesi Tengah dengan 32,29 juta ton. Potensi ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemasok utama kebutuhan nikel dunia.
Sebagai bahan utama stainless steel dan baterai kendaraan listrik, nikel memainkan peran penting dalam transformasi energi global. Dengan semakin berkembangnya tren kendaraan listrik dan kebutuhan energi bersih, permintaan nikel diperkirakan akan terus meningkat di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
Ekspor Nikel Indonesia
Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat, ekspor nikel Indonesia dan produk turunannya naik pada Februari 2024 dibandingkan Februari 2023 atau secara year on year (yoy). Kenaikan volume ekspor itu terjadi di tengah turunnya harga nikel pada bulan itu. Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, volume ekspor nikel dan barang dari padanya atau yang termasuk golongan HS 75 ini sebesar 110,8 ribu ton pada Februari 2024, atau meningkat sebesar 15,97% dibandingkan Februari 2023.
"Jadi secara year on year volume ekspor nikel dan barang dari padanya, HS 75 ini meningkat," kata Amalia saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (15/3/2024).
Adapun dari sisi harga, Amalia mengatakan produk nikel itu kini tengah turun, seiring dengan turunnya harga produk komoditas besi dan baja. Penurunan terbesar untuk harga komoditas veronikel yang harganya turun senilai US$ 383 juta atau sebesar 31,92%.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau kita lihat secara month to month, dan kita lihat dari HS delapan digit, sebagian besar komoditas besi dan baja, serta turunannya itu mengalami penurunan, terbesar itu dari veronikel dengan kode HS 72026000," tutur Amalia.
Meski begitu, secara kumulatif atau pada Januari-Februari 2024, BPS mencatat ekspor nikel juga anjlok sebesar 0,92% menjadi senilai US$ 920 juta dari periode yang sama sebelumnya senilai US$ 1,27 miliar. Dipengaruhi turunnya ekspor komoditas itu ke China sebesar US$ 275 juta, Norwegia turun US$ 135 juta, dan Jepang US$ 70 juta.
"Untuk ekspor nikel dan barang dari padanya secara kumulatif turun 27,26% di mana penurunan nilai ekspor barang ini didorong penurunan nilai ekspor ke Tiongkok," tegas Amalia.
ADVERTISEMENT
Tantangan Hilirisasi Nikel
Meskipun memiliki potensi besar, hilirisasi nikel di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Solusi untuk Hilirisasi yang Berkelanjutan
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Indonesia harus mengedepankan pengembangan smelter yang ramah lingkungan. Smelter yang baik harus memenuhi kriteria seperti efisiensi energi, pengurangan emisi, pengolahan limbah yang efektif, serta keamanan dan keselamatan kerja. Penerapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) menjadi syarat wajib untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Selain itu, pemerintah perlu memperkuat diplomasi ekonomi untuk mengatasi sengketa dagang dengan Uni Eropa. Upaya ini harus didukung oleh regulasi yang konsisten, insentif investasi, serta penguatan kapasitas teknologi domestik.
Nilai Tambah Ekonomi dari Hilirisasi
Hilirisasi tidak hanya meningkatkan nilai ekspor, tetapi juga memberikan dampak positif pada ekonomi domestik. Data menunjukkan bahwa nilai ekspor produk olahan nikel mencapai USD 543 juta pada Januari 2024, mencerminkan kontribusi signifikan sektor ini terhadap pendapatan negara. Selain itu, hilirisasi juga menciptakan lapangan kerja baru, mendorong alih teknologi, dan memperkuat industri dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Pengolahan bijih nikel menjadi produk bernilai tinggi, seperti baterai kendaraan listrik, dapat menjadikan Indonesia sebagai pusat manufaktur global. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, di mana sektor industri berbasis sumber daya alam menjadi salah satu pilar utama pembangunan ekonomi.
Menuju Indonesia Emas 2045
Dengan strategi hilirisasi yang tepat, Indonesia dapat mengoptimalkan kekayaan nikel untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Langkah ini tidak hanya meningkatkan pendapatan negara, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di pasar global sebagai produsen utama produk nikel berkualitas tinggi.
Hilirisasi nikel adalah lebih dari sekadar eksploitasi sumber daya alam; ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan Indonesia. Dengan komitmen pada keberlanjutan, inovasi, dan teknologi, Indonesia dapat mencapai visinya sebagai negara maju yang mandiri dan berdaya saing tinggi di tingkat dunia.
ADVERTISEMENT
Sumber: