Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Sejarah Berdirinya Industri Dirgantara di Indonesia
22 Juli 2024 9:10 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari MUHAMMAD RAFIQ AL-FATIY tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pembangunan industri saat ini adalah hal yang krusial pembangunan jangka panjang pada suatu negara karena dianggap akan membuat struktur ekonomi seimbang dengan kemampuan industri maju, didukung juga pertanian yang kuat. Industri menyumbangkan kontribusi yang signifikan dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan memajukan bangsa. Strategi awal industrialisasi adalah menciptakan industri dalam negeri untuk menggantikan impor. Industri pesawat terbang di Indonesia dipilih dengan pertimbangan utama memenuhi kebutuhan transportasi udara dalam negeri, menciptakan lapangan kerja, dan menguasai teknologi tinggi untuk kemajuan bangsa. Industri pesawat terbang sangat penting bagi Indonesia karena didukung faktor indonesia adalah negara kepulauan yang luas. Transportasi udara memiliki kecepatan dan daya jangkau yang unggul dibandingkan transportasi darat dan laut.
ADVERTISEMENT
Industri pesawat terbang di Indonesia termasuk dalam industri yang strategis meliputi perusahaan seperti PT. PAL, PT. PINDAD, PT. PELNI, PT. INTI, PT. INKA, PT. LEN, dan PT. Krakatau Steel. Perusahaan ini dianggap mampu meningkatkan kemampuan bangsa Indonesia agar dapat sejajar dengan negara-negara maju karena menghasilkan teknologi yang mendukung pengembangan sektor industri lainnya. Pada tahun 1976, Indonesia mendirikan PT. Nurtanio sebagai perusahaan kedirgantaraan Pak BJ. Habibie sebagai direktur utama dari IPTN. Dengan hadirnya industri pesawat terbang di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan fasilitas pelayanan transportasi udara bagi masyarakyat di Indonesia.
Industri Dirgantara
Awal perkembangan industri pesawat terbang indonesia bermula saat Presiden Soeharto memanggil pulang para ahli ironical dari lulusan Universitas Aachen Technical High Learning di Jerman, pada tahun 1974 Soeharto memberikan tuugas kepada Bj. Habibie untuk mempersiapkan semua persiapan untuk memulai pembangunan Industri Dirgantara Nasional, Bj. Habibie kemudian mulai mengembangkan industri-industri yang strategis dengan mendirikan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai rencana awal untuk pengembangan industri strategis di Indonesia, di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini Bj. Habibie mulai merancang banyak industri strategis di Indonesia melalui Badan Perencana industri Strategis (BPS), kemudian mulai dikembangkan Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) di Bandung, armada laut PAL di Surabaya dan Badan Tenaga Atom Nasional (BTAN) di Serpong, industri srategis ini banyak sekali menghasilkan berbagai karya yang nyata seperti contohnya Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) yang menghasilkan pesawat udara dan PT PAL yang berhasil membuat berbagai macam kapal laut.
ADVERTISEMENT
Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) bertempatan di Bandung memulai operasi pada tahun 1976, untuk mengembangkan industri Dirgantara ini Bj Habibie juga memegang industri pesawat terbang yang ada di Eropa antara lain adalah Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB) yang bertempatan di Jerman barat dan Sastra yang berkedudukan di Spanyol, salah satu bentuk dari kerja sama ini adalah diperolehnya lisensi untuk pembuatan helikopter NBO-105 dan CN-235.
Awal dari perizinan yang dimiliki oleh IPTN hanya alih teknologi tinggi berdasarkan lisensi yang dimiliki oleh IPTN dan hanya diizinkan untuk merakit pesawat tersebut di Indonesia, setelah seluruh tahap perakitan berjalan dengan baik tahap berikutnya adalah untuk meminta izin memproduksi komponen bagian pesawat lainnya, salah satu hasil IPB adalah berhasil memproduksi beberapa jenis pesawat seperti pesawat terbang NC-212-100, helikopter NBELL-412, NAS-332 Super Puma, CM 234, CN-235, CM-250 dan N-2130. Perkembangan IPTN yang sangat berprestasi membuat industri pesawat terbang di dunia melihat dan mengajak bekerja sama dengan IPTN perusahaan tersebut seperti General Electric Industry, mesin pesawat terbang yang didirikannya divisi Universal Maintenance Center, lalu kerja sama lain yang dijalin juga adalah dengan Boeing salah satu industri pesawat terbang terbesar di dunia, kerja sama yang dijalin bertujuan untuk meningkatkan kemampuan manajemen IPTN agar lebih efisien dan mampu memproduksi secara maksimal.
ADVERTISEMENT
IPTN (Industri Pesawat Terbang Nurtianio)
IPTN (Industri Pesawat Terbang Nurtanio) telah berhasil mengembangkan teknologi penerbangan yang canggih dari Eropa ke Indonesia selama 24 tahun terakhir sejak awal pendirian. Perusahaan ini difokuskan untuk menguasai berbagai kemampuan seperti desain, pengembangan, dan manufaktur pesawat komuter regional kecil hingga menengah.
Perubahan pasar global yang terus berubah ubah membuat IPTN (Industri Pesawat Terbang Nurtanio) mengalami dampak restrukturisasi menjadi 'IPTN 2000', dengan berfokus pada strategi bisnis baru untuk menyesuaikan diri dengan situasi saat ini. Program restrukturisasi melibatkan reorientasi bisnis, penataan sumber daya manusia, dan kapitalisasi berbasis pasar yang lebih fokus.
Sekarang Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) telah berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau Indonesian Aerospace (IAe), perusahaan ini menawarkan layanan teknik seperti desain, pengujian, manufaktur komponen pesawat dan non-pesawat, dan juga layanan purna jual. Perubahan nama tersebut telah di resmikan oleh Presiden Republik Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid, di Bandung pada 24 Agustus 2000.
ADVERTISEMENT
N250 Gatotkaca
BJ Habibie, presiden ketiga Indonesia, bercita-cita menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan yang dapat disatukan melalui jalur udara. Salah satu upaya beliau adalah dengan menciptakan pesawat terbang N250 Gatotkaca yang merupakan buatan Indonesia. Meskipun proyek ini terhenti karena krisis moneter, Pak Habibie tetap bersemangat untuk melanjutkan pengembangan pesawat seperti yang terlihat dalam proyek R80.
Ilham Akbar Habibie, putra Habibie, juga memiliki minat yang sama terhadap pesawat terbang. Setelah Habibie wafat, Pak Ilham memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan mimpi beliau pesawat N250 merupakan salah satu langkah awal dalam visi pendiri negara, seperti Presiden Soekarno yang percaya bahwa infrastruktur transportasi seperti pesawat adalah kunci untuk menyatukan negara yang luas.
N250 Gatotkaca adalah prestasi teknologi Indonesia yang pertama kali terbang pada tahun 1995, meskipun kemudian proyek ini terhenti karena krisis moneter. Namun, semangat Indonesia untuk mengembangkan industri penerbangan terus berlanjut, seperti yang tercermin dalam upaya Ilham Habibie untuk merancang R80.
ADVERTISEMENT
R80 adalah pesawat yang diharapkan dapat mengangkut 80 hingga 100 penumpang dengan kecepatan maksimum 330 knot (611 km/jam). Meskipun proyek ini dipandang sebagai proyek kebanggaan nasional, pendanaannya tidak tercukupi oleh pemerintah, dan proyek ini dihentikan pada tahun 2019 karena tidak memenuhi persyaratan program strategis nasional.
Muhammad Rafiq Al-Fatiy, mahasiswa Prodi Teknik Industri IT Telkom Purwokerto.