Konten dari Pengguna

Emotional Burnout: Kelelahan Emosional yang Mengganggu Produktivitas

Muhammad Rahmadhani
A psychology student Universitas Muhammadiyah Malang
29 Oktober 2021 20:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Rahmadhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seseorang mengalami emotional burnout. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seseorang mengalami emotional burnout. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekarang ini, tidak sedikit dari kita yang mengalami kelelahan secara fisik dan mental, dan kelelahan itu terasa terus-menerus tanpa henti. Hal ini tidak lepas karena pekerjaan dan tugas yang overload, istilah ini biasanya disebut dengan burnout.
ADVERTISEMENT
Apa itu emotional burnout?
Istilah burnout pertama kali muncul pada tahun 1970 yang di cetuskan oleh Herbert Freudenberger. Emotional burnout atau kelelahan emosional merupakan keadaan di mana individu mengalami kelelahan yang amat sangat dari segi fisik dan mental karena akumulasi stres dari situasi dalam kehidupan pribadinya.
Apa yang membedakan kelelahan biasa dengan emotional burnout?
lelah yang biasa kita rasakan akan hilang jika kita istirahat seperti tidur siang. Namun emotional burnout berbeda, meskipun kita sudah beristirahat dengan waktu yang cukup lama, rasa lelah tersebut sulit hilang dan bahkan akan terus di rasakan.
Ada beberapa tanda-tanda individu yang mengalami emotional burnout, yaitu sebagai berikut:
1. Mengalami kelelahan kronis
2. Ketidakstabilan emosional
3. Mulai tidak peduli terhadap diri sendiri
ADVERTISEMENT
4. Penurunan produktivitas dan performa
5. Selalu merasa dalam sebuah kegagalan
6. Mengasingkan diri dan menghindari interaksi sosial
7. Hopeless atau merasa tidak memiliki harapan
Sejatinya tidak ada satu pun individu di dunia ini yang ingin mengalami emotional burnout. Karena emotional burnout akan mengganggu aktivitas harian dari individu itu sendiri. Emotional burnout tidak bisa mereda dengan sendirinya, justru dapat semakin memperparah kondisi individu jika individu membiarkannya terus berlarut. Ada beberapa solusi yang bisa dicoba untuk memulihkan kondisi tersebut agar menjadi lebih baik, berikut solusi yang dapat dilakukan:
1. Mengenali dan mengakui apa yang kita rasakan
Mengakui apa yang sedang terjadi dan alami, setelah itu baru belajar untuk labeling emotion yang kamu rasakan. Misalnya ada suatu kejadian di mana kamu merasa sedih, dari situ kamu bisa merasakan dan memahami apa yang sedang kamu rasakan.
ADVERTISEMENT
2. Temukan penyebab emotional burnout yang dirasakan
Jika mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi penyebab emotional burnout yang sedang di alami, kamu dapat take your time untuk mulai merenung dan memikirkan lebih dalam tentang perasaan apa yang sedang kamu alami dan hal apa saja yang membuat emotional burnout ini muncul. Setelah mengetahui apa penyebabnya, kamu bisa mulai memikirkan solusi apa yang tepat untuk memperbaiki keadaan tersebut.
3. Cari waktu untuk istirahat dan berlibur
Walaupun istirahat tidak dapat mengobati rasa lelah, biarkan dirimu untuk menikmati waktu tersebut dengan tidur, bersenang-senang, dan menikmati makanan yang bergizi. Dari hal itu dapat menimbulkan energi baru yang bisa membuat kamu keluar dari rasa lelah tersebut. Di momen ini, penting untuk memberikan ruang agar bisa istirahat dan memberikan kasih sayang pada diri sendiri dengan meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan.
ADVERTISEMENT
4. Mulai gaya hidup sehat
Rutin berolahraga, jaga pola makan, tidur yang cukup, dan usahakan menikmati matahari pagi. Karena faktor burnout tidak hanya secara psikologis tapi juga secara fisik.
5. Balik ke dunia sosial untuk meningkatkan mood
Membangun koneksi dengan lingkungan sosial itu penting, karena itu merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan mood kamu.
6. Buat manajemen waktu yang lebih baik
Manajemen waktu itu tidak hanya dibuat untuk mengetahui apa saja yang akan kamu lakukan, tetapi untuk mengevaluasi waktu kamu ada atau tidaknya untuk beristirahat. Jangan sampai karena tuntutan atau kecintaan kamu terhadap pekerjaan, membuat kamu lupa untuk beristirahat.
7. Ekspresikan perasaan kamu
Ekspresikan perasaan yang sedang kamu rasakan kepada orang lain, karena penting untuk menceritakan situasi yang sedang kamu alami. Kamu bisa menceritakan hal tersebut kepada teman, sahabat, orang tua, atau bahkan ke profesional. Dengan itu, perasaan bisa menjadi lega dan rileks.
ADVERTISEMENT
8. Terapkan self-awareness
Self-awareness sangat ampuh untuk meminimalisir terjadinya kelelahan, baik secara emosi dan mental. Self-awareness membuat kamu sadar, kapan kamu harus bekerja dan kapan kamu harus istirahat.
Jika tanda-tanda emotional burnout muncul dan kamu sudah menerapkan beberapa solusi yang telah tertulis di atas, tetapi tidak berhasil membuat emotional burnout kamu berhenti, alangkah baiknya pergi ke profesional untuk minta penanganan lebih lanjut.