Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Kisah Nyata dari Tanah Papua: Suara-suara yang Tak Terdengar
26 Mei 2023 19:24 WIB
Tulisan dari Muhammad Raifasya Baihaqy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di pelosok Indonesia, ada tanah yang namanya sering terdengar tetapi suaranya jarang didengar. Tanah ini disebut Papua. Itu terletak di ujung timur nusantara, jauh dari keramaian ibu kota, tetapi dekat dengan hati kita. Suatu tempat yang kaya dengan budaya, keanekaragaman alam, dan sumber daya alam, tetapi juga menghadapi tantangan yang signifikan.
ADVERTISEMENT
"Kami Papua, kisah kami seperti gunung yang tertutup kabut, terlihat namun sering tidak dipahami," ungkap Rony, seorang anak muda asli Papua yang telah menghabiskan sebagian besar hidupnya di tanah ini. Menurutnya, banyak kisah dari Papua yang belum pernah diangkat, suara-suara yang belum pernah didengar, dan perjuangan yang sering kali tak terlihat.
Melihat data BPS pada 2020, Papua memiliki tingkat kemiskinan tertinggi kedua di Indonesia dengan 27,53%, dibandingkan dengan rata-rata nasional yang hanya 9,78%. Angka ini mencerminkan perjuangan besar yang dihadapi oleh masyarakat Papua. Di sisi lain, Papua adalah rumah bagi lebih dari 250 suku dengan berbagai bahasa dan budaya yang kaya.
Salah satu aspek paling mengagumkan dari Papua adalah keragaman budayanya. Berdasarkan data dari Pusat Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, terdapat lebih dari 270 bahasa daerah yang digunakan di Papua. Suku-suku ini menjaga tradisi dan kebiasaan mereka, menciptakan mosaik budaya yang mengesankan dan unik.
ADVERTISEMENT
Namun, suara-suara yang tak terdengar dari Papua bukan hanya tentang kesulitan. Ada juga cerita-cerita inspiratif dan penuh harapan. Misalnya, cerita tentang Marta, seorang perempuan Papua yang berhasil mendirikan sekolah di desanya meski dengan sumber daya yang sangat terbatas. “Saya percaya pendidikan adalah kunci untuk membangun Papua. Itu sebabnya, meski dengan sedikit, saya memutuskan untuk membangun sekolah ini," tutur Marta dengan penuh semangat.
Suara-suara ini menunjukkan bahwa masyarakat Papua tidak hanya berjuang melawan kesulitan, tetapi juga bekerja keras untuk membangun masa depan yang lebih baik. Apa yang mereka butuhkan adalah pengakuan dan dukungan, bukan sekadar simpati.
Begitu banyak kisah yang bisa diambil dari tanah Papua, dan kita perlu mendengarkannya. Suara-suara yang tak terdengar dari Papua adalah suara-suara yang perlu didengar oleh seluruh Indonesia. Sebagai bagian dari bangsa yang sama, kita memiliki tanggung jawab untuk mendengarkan dan memahami suara-suara ini.
ADVERTISEMENT
Dalam kata-kata indah seorang penyair Papua, “Kami bukan korban, kami adalah pejuang. Bukan penerima, tetapi pencipta. Bukan diam, tapi berbicara. Kami adalah suara dari Papua, yang terus berbicara, walaupun tak selalu didengar."
Memang, suara Papua terus berbicara. Melalui pengetahuan tradisional yang diturunkan dari generasi ke generasi, dalam tawa anak-anak yang bermain di tepi pantai, dan dalam doa para orang tua yang mengharapkan masa depan yang lebih baik untuk anak-anak mereka.
Pada dasarnya, untuk mendengar suara-suara yang tak terdengar ini, kita perlu membuka hati dan pikiran kita. Seperti Rony dan Marta, banyak orang Papua lainnya yang juga memiliki kisah-kisah inspiratif dan harapan besar untuk tanah mereka. Mereka bukan hanya figur-figur yang harus kita simpati, melainkan juga pahlawan dalam cerita mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Namun, tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Papua tetap ada. Perlunya peningkatan akses pendidikan dan layanan kesehatan, peningkatan infrastruktur, dan pengurangan kemiskinan menjadi isu-isu krusial yang harus dihadapi. Suara-suara ini membutuhkan tindakan konkret dari kita semua, sebagai bangsa yang satu.
Menutup kata-kata saya, saya ingin menekankan betapa pentingnya mengakui dan mendengar suara-suara dari Papua. Memahami dan menghargai keragaman budaya mereka, mendukung perjuangan mereka untuk mengatasi tantangan, dan merayakan prestasi mereka. Kita harus mendorong dialog dan keterbukaan, bukan pendekatan yang paternalistik atau kontradiktif.
Ingatlah kata-kata Marta, "Saya percaya pendidikan adalah kunci untuk membangun Papua." Kita semua harus berinvestasi dalam pendidikan, bukan hanya dalam arti sekolah dan buku, tetapi juga dalam arti yang lebih luas: pendidikan tentang sejarah, budaya, dan perjuangan Papua, sehingga kita dapat lebih menghargai dan mendukung saudara-saudara kita di sana.
ADVERTISEMENT
Seperti gunung yang tertutup kabut, kisah-kisah dari Papua mungkin terlihat samar. Namun, jika kita mau membuka mata dan telinga kita, kita akan mendengar suara-suara yang tak terdengar dan melihat kisah-kisah yang belum diceritakan. Papua adalah bagian dari kita, dan kita perlu mendengar suaranya.
"Mendengar adalah awal dari pengertian, dan pengertian adalah awal dari persatuan," kata seorang bijak. Mari kita mulai mendengar.