Konten dari Pengguna

Krisis Lingkungan Di Kalimantan Timur

Muhammad Ricky Pratama Putra
mahasiswa fakultas ilmu sosial ilmu politik
20 September 2024 10:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Ricky Pratama Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok BPBD Mahakam Ulu
zoom-in-whitePerbesar
Dok BPBD Mahakam Ulu
ADVERTISEMENT
Kalimantan Timur sedang menghadapi masalah lingkungan yang kian mengkhawatirkan. Banjir dan krisis air bersih menjadi dua masalah utama yang berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Banjir besar di Mahakam Ulu, misalnya, mencatat sejarah dengan ketinggian air mencapai 3-4 meter, mengakibatkan ribuan warga kehilangan tempat tinggal. Di sisi lain, kota Bontang mengalami krisis air bersih yang semakin parah akibat deforestasi dan pembangunan yang tidak terkendali, mengurangi kemampuan alam menyerap dan menyimpan air.
Faktor-Faktor Krisis Lingkungan
Deforestasi, alih fungsi lahan, serta kebakaran hutan (karhutla) menjadi faktor utama yang memperburuk situasi. Hutan Kalimantan Timur yang berfungsi sebagai penyerap karbon kini terancam, mengakibatkan emisi karbon yang semakin tinggi dan perubahan iklim yang kian ekstrem.
Proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) turut memperparah kerusakan lingkungan. Meskipun proyek ini diharapkan menjadi simbol modernitas, dampak ekologisnya, terutama penebangan hutan besar-besaran, menimbulkan masalah serius bagi keberlanjutan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Solusi dan Kebijakan yang Diperlukan
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan langkah strategis dan kolaborasi lintas sektor. Pembangunan infrastruktur anti-banjir dan percepatan penyediaan air bersih di wilayah terdampak harus menjadi prioritas. Selain itu, restorasi hutan dan ekosistem serta penguatan kebijakan perlindungan lingkungan sangat mendesak.
Peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan juga sangat penting. Kesadaran dan pendidikan lingkungan harus ditingkatkan agar masyarakat dapat turut berkontribusi dalam upaya menjaga kelestarian hutan dan sumber daya alam lainnya.
Melalui kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, diharapkan Kalimantan Timur dapat pulih dari krisis lingkungan yang sedang dihadapinya.