Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Duck Syndrome: Terlihat Bahagia di Luar, Tapi Tidak Bahagia di Dalam
9 Oktober 2023 6:15 WIB
Tulisan dari Muhammad Ridwan Tri Wibowo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mari kita renungkan sebuah gambaran yang mungkin sangat akrab bagi kita, terutama kita yang berada di kalangan mahasiswa. Kita sering melihat teman-teman kita mampu meraih banyak prestasi dan terlihat bahagia akan pencapaiannya.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik itu semua, ternyata mereka tidak sebahagia yang kita lihat dan kita bayangkan sebelumnya. Nah, fenomena tersebut biasa dikenal dengan sebutan duck syndrome.
Apa si Duck Syndrome?
Istilah duck syndrome diciptakan di Universitas Stanford. Istilah ini merujuk pada situasi di mana mahasiswa tampak terlihat sukses dan bahagia, tetapi sebenarnya mereka mengalami stres, kecemasan, dan tekanan yang besar.
Duck syndrome sendiri menggambarkan seekor bebek yang tampak tenang saat berenang di atas air, tetapi di bawah permukaan ia berjuang sangat keras untuk tetap mengapung.
Apa Saja Tanda dan Gejala Duck Syndrome?
Sebenarnya duck syndrome bukanlah diagnosis klinis yang disebutkan dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5). Namun, tanda dan gejala umumnya mirip dengan gejala stres, antara lain:
ADVERTISEMENT
• Kita merasa kewalahan dan tidak terkendali
• Kita merasa seolah-olah gagal memenuhi tuntutan hidup
• Kita kesulitan untuk bersantai
• Kita takut akan kritik
• Kita merasa lebih baik dari orang lain
• Kita mengalami gejala fisik, antara lain energi rendah, sulit tidur, ketegangan otot, gigi terkatup, mual, atau mulut kering
• Kita mengalami gejala kognitif, termasuk rasa khawatir yang terus-menerus,pikiran yang berkecamuk, kesulitan fokus, dan penilaian yang buruk
• Kita mengalami perubahan perilaku, termasuk perubahan nafsu makan, penundaan, peningkatan penggunaan zat-zat seperti alkohol atau obat-obatan
Apa Penyebab Duck Syndrome?
Berikut beberapa faktor penyebab mengapa banyak mahasiswa mengalami gejala kesehatan mental yang terkait dengan duck syndrome, antara lain:
• Kita memiliki self-esteem yang rendah
ADVERTISEMENT
• Melihat konten media sosial tertentu dapat menimbulkan perbandingan dan membuat kita merasa kehidupan orang lain lebih mudah
• Tekanan dari diri kita sendiri atau keluarga untuk mempertahankan standar yang tidak masuk akal dapat menyebabkan individu menjadi stres
• Lingkungan perguruan tinggi yang kompetitif dapat memicu perasaan stres
• Tekanan untuk mencapai prestasi yang berlebihan
• Terlalu sedikit tidur akibat aktivitas seperti belajar hingga larut malam
• Kafein, alkohol, atau penggunaan narkoba
• Merasa tidak nyaman atau tersesat tanpa dukungan keluarga
Bagaimana Cara Mengatasi Duck Syndrome?
Berikut beberapa tips mengatasi duck syndrome, antara lain:
• Belajar mencintai diri kita seendiri
• Kurangi mengkonsumsi alkohol dan rokok, berolahraga secara teratur, dan konsumsi makanan yang sehat
ADVERTISEMENT
• Luangkan waktu untuk kita bersantai atau melakukan relaksasi untuk mengurangi stres
• Berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain dan ubah perspektif kita menjadi lebih positif
• Mencoba berhenti menggunakan media sosial untuk beberapa waktu
Referensi
(2022, October). In focus: don’t be a duck! How to resist the stanford duck syndrome. Stanford Student Affairs.
Marrisa, M. (2022, May 20). Understanding duck syndrome. PsychCentral.
Mattew, F. (2018, September 14). Duck syndrome, social media, and struggling together. PsychnewsOnline.
Nikki, C. (2023, September 21). What is duck syndrome, and are you suffering from it. BetterHelp.