Konten dari Pengguna

Pilihan yang Menjadi Misteri

Muhammad Rifki fauzan
saat ini saya beprofesi sebagai seorang mahasiswa di Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam
23 September 2023 10:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Rifki fauzan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi politik identitas. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi politik identitas. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kata “pilihan” mungkin penggalan yang tepat untuk memulai celotehan pada lembaran kertas tipis ini. Atau bahkan penggalan tersebut merupakan pemeran utama dari setiap huruf yang menghiasi setiap barisnya.
ADVERTISEMENT
Satu di antara banyaknya manusia nampak seperti tertimpa bencana besar ketika dihadapkan pada sebuah pilihan, rasa khawatir seolah menggerogoti seluruh tubuhnya. Sebab mereka berpikir satu langkah menentukan cerahnya kehidupan di masa depan.
Kata kehati hatian seperti balutan manis untuk menutupi perasaan khawatir yang berlebihan padahal hakikatnya kondisi itulah yang justru membuat setiap insan menjadi stucknan, sehingga tak sadar, bahwa stucknan itulah pilihan yang diputuskan. Sebab berbicara soal kehidupan merupakan persoalan atas keberanian untuk menentukan sebuah pilihan.
Kalimat takbir yang dilantunkan tepat di telinga kanan pada setiap insan yang dilahirkan, menandakan, bahwa manusia tak perlu khawatir atas kerasnya kehidupan sebab tuhan akan selalu memberikan jalan pilihan, dan Al-Insyiroh ayat 5 juga mengajarkan setiap kesulitan pasti ada kemudahan yang telah dijanjikan.
ADVERTISEMENT
Setiap manusia yang tercipta di muka Bumi diberikan kesempatan ataupun kekuatan oleh tuhan untuk mengambil jalan sesuai dengan keinginan, dengan kata lain manusia tak akan pernah luput dari sebuah pilihan dan keputusan.
Bertambahnya tingkatan proses kehidupan maka pilihan yang dihadapkan bukan lagi persoalan kiri ataupun kanan, melainkan menghentikan atau melanjutkan.
Dewasa ini semakin membuktikan bahwa kesulitan untuk menentukan sebuah pilihan, hadir atas dasar ketidakpekaan perasaan dan pikiran pada setiap rambu rambu yang sebenarnya tuhan telah berikan, sehingga semua bergelut bahkan larut pada kekhawatiran serta ketakutan atas pilihan yang akan diputuskan.
Berbicara soal ketakutan dalam menentukan, pasti bermuara pada dua kata yang sangat sentral bagi kehidupan, yaitu masa depan. Dan yang terlintas dalam benak pikiran adalah sebenarnya seperti apa indikator waktu ataupun ruang bahwa setiap insan telah sampai di garis finis yang disebut dengan masa depan, sampai sampai waktu itu menjadi cita cita dan harapan bahkan dielu-elukan oleh setiap insan.
ADVERTISEMENT
Tak ada yang salah melakukan pertimbangan dalam mengambil sebuah keputusan, sebab yang diharapkan adalah sebuah kebijakan, akan tetapi satu hal yang perlu digarisbawahi adalah tuhan menyukai orang orang yang melibatkan-Nya dalam mengambil satu keputusan. Dan percayalah hasil akhir yang ditentukan merupakan sebaik-baiknya kebijakan. Karena Dia, sangat mengerti apa yang dibutuhkan oleh makhluknya.
Namun melihat realita yang terjadi, banyak tragedi yang merepresentasikan kekecewaan atas setiap ketetapan. Dalam kata lain pilihan yang diputuskan tidak sesuai dengan harapan.
Jutaan cacian diberikan kepada Tuhan, seolah keadilan sama sekali tidak berpihak pada dirinya. Padahal hakikatnya yang diharapkan belum tentu menjadi yang terbaik untuk dijadikan sebuah pilihan.
Berhadapan dengan sebuah pilihan merupakan bagian dari ujian pendewasaan. Sebab kesuksesan juga merupakan bunga cinta dari sebuah pilihan.
ADVERTISEMENT
Dan kebahagiaan lahir atas dasar kelapangan hati dalam menyikapi rasa kekecewaan. Karena yang terpenting selalu melibatkan tuhan dalam setiap proses kehidupan, percayalah tuhan akan memberikan apa yang dibutuhkan, bukan cuma yang diharapkan.
Pesan terakhir yang diharapakan, “Tuhan, tolong bantu menentukan atas setiap pilihan!”