Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Swiftonomics: Bagaimana Taylor Swift Mengguncang Ekonomi Singapura?
2 Maret 2025 11:10 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Muhammad Rifqi Rasyiddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Jika ada yang bilang musik hanyalah hiburan, mungkin mereka belum mengenal fenomena Swiftonomics. Taylor Swift, penyanyi pop fenomenal asal Amerika Serikat, bukan hanya merajai tangga lagu, tetapi juga mencetak sejarah di dunia ekonomi. Swiftonomics adalah istilah yang merujuk pada dampak ekonomi luar biasa yang dihasilkan oleh konser Taylor Swift, khususnya lewat Eras Tour. Lihat saja bagaimana Singapura berubah menjadi ladang emas berkat konser ini yang digelar selama enam hari pada Maret 2024. Washington Post
ADVERTISEMENT
Fenomena Swiftonomics: Musik yang Menggerakkan Ekonomi
Swiftonomics adalah istilah yang merujuk pada dampak ekonomi luar biasa yang dihasilkan oleh Taylor Swift, khususnya lewat tur konsernya. Fenomena ini bukan sekadar tentang tiket konser yang terjual habis, tetapi juga efek berantai yang mempengaruhi berbagai sektor—hotel, penerbangan, restoran, ritel, hingga pariwisata.
Menurut Maybank Research, konser Taylor Swift di Singapura diproyeksikan menyumbang antara US$260 juta hingga US$375 juta dalam penerimaan wisatawan. Bayangkan saja, dalam waktu kurang dari sepekan, puluhan ribu penggemar dari berbagai negara datang berbondong-bondong ke Singapura. Ini bukan hanya sekadar konser—ini adalah stimulus ekonomi instan! (Washington Post, 2024).
Mengapa Singapura Bisa Meraih Keuntungan Besar?
Keberhasilan Swiftonomics di Singapura bukan kebetulan. Ada strategi cerdas yang dimainkan di balik layar. Pemerintah Singapura dilaporkan memberikan subsidi sebesar US$2-3 juta agar Taylor Swift hanya menggelar konser di sana, menjadikannya satu-satunya negara di Asia Tenggara yang kebagian tur Eras Tour (ASEAN Briefing, 2024). Strategi eksklusivitas ini terbukti berhasil. Hasilnya? Lonjakan wisatawan luar negeri yang menggerakkan perekonomian setempat. Sektor perhotelan menikmati lonjakan luar biasa. Marina Bay Sands misalnya, menawarkan paket eksklusif seharga S$7.500 hingga S$35.000 yang ludes terjual, dengan 90% pembeli berasal dari luar negeri (Washington Post, 2024). Belum lagi maskapai penerbangan seperti Singapore Airlines yang menikmati lonjakan penumpang sebesar 20% selama periode konser.
ADVERTISEMENT
Efek Multiplier: Musik sebagai Katalisator Ekonomi
Swiftonomics bukan hanya soal tiket konser dan kamar hotel yang penuh. Ada efek domino yang dirasakan oleh berbagai industri lainnya:
Dalam dunia ekonomi, ini disebut dengan multiplier effect—di mana satu sektor berkembang pesat dan turut menggerakkan sektor lainnya.
Pelajaran untuk Indonesia: Bisa Kah Kita Menerapkan Swiftonomics?
Melihat kesuksesan Singapura, wajar jika kita bertanya: Bisakah Indonesia meniru strategi ini? Sebagai negara dengan banyak destinasi wisata unggulan, Indonesia sebetulnya punya peluang besar untuk menarik artis global dan mendongkrak ekonomi lokal melalui konser skala besar. Bayangkan jika Eras Tour diadakan di Jakarta atau Bali—hotel, UMKM, hingga industri kreatif pasti ikut kecipratan manfaat.
ADVERTISEMENT
Namun, ada beberapa tantangan yang harus diperbaiki lebih dulu, seperti:
Jika semua faktor ini bisa dioptimalkan, bukan tidak mungkin kita bisa menikmati versi Swiftonomics ala Indonesia.
Kesimpulan
Swiftonomics adalah bukti bahwa industri hiburan bisa menjadi pendorong ekonomi yang serius. Dengan strategi yang tepat, konser musik bukan sekadar pertunjukan, tetapi juga investasi yang menguntungkan bagi sebuah negara. Singapura telah membuktikannya—sekarang giliran kita untuk belajar dan mengadaptasinya.
Referensi
"Swiftonomics: What We Can Learn from Singapore Multiplying Millions from Taylor Swift’s Eras Tour," The Conversation, 2024.
ADVERTISEMENT
"Swiftonomics: Fueling Singapore’s Entertainment Hub Growth," ASEAN Briefing, 2024.
"Swiftonomics in Singapore," Michigan Journal of Economics, 2025.
"Singapore and Taylor Swift: How the Eras Tour Boosted the Economy," The Washington Post, 2024.
"Swiftonomics: How Taylor Swift Boosted Economies Around the Globe," Firstpost, 2024.