news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Wakaf Ilmu Generasi Muda: Mendakwahkan Digitalisasi Literasi Keuangan Syariah

Muhammad Rizal
Mahasiswa Universitas Brawijaya
25 Oktober 2023 17:05 WIB
·
waktu baca 10 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Rizal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wakaf Ilmu Generasi Muda dalam Mendakwahkan Literasi Keuangan Syariah. Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Wakaf Ilmu Generasi Muda dalam Mendakwahkan Literasi Keuangan Syariah. Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Jika masa lampau para ulama meninggalkan ilmu melalui tulisan dalam bentuk kitab secara klasik, saat ini di era digital para penerus ulama dapat mensyiarkan agama Islam melalui rekam jejak media digital. Siklus zaman telah berubah, media edukasi pun harus berubah.
ADVERTISEMENT

Seberapa Berkembang Media Digital Saat Ini?

Kemunculan internet pada akhir abad ke-20 telah memberikan perubahan secara keseluruhan terhadap siklus hidup manusia. Kemunculan blockchain system sampai hadirnya metaverse, membuktikan peran internet menunjukkan pertumbuhan eksponensial di dunia digital. Perkembangan ini terus berlanjut sampai berbagai inovasi yang muncul di abad ke-21 dikarenakan revolusi digital yang terus sustainable.
Salah satu contoh yang cukup jelas dan nyata adalah cashless transaction seperti media digital OVO dan Dana cukup dengan koneksi internet dapat melakukan pertukaran uang. Selain itu, aplikasi seperti Grab dan Gojek meningkatkan aksesibilitas transportasi melalui jaringan internet.
Dan tentu hal yang terpenting muncul dari revolusi digital ini adalah kemudahan untuk mengakses ilmu. Hal ini dikarenakan dunia semakin terhubung dengan satu sama lain sehingga pertukaran informasi menjadi semakin cepat.
ADVERTISEMENT
Salah satu media digital terkenal yang memberi pengetahuan secara gratis merupakan Khan Academy di mana semua tipe pengetahuan dari Fisika sampai Ekonomi diajarkan secara gratis. Hal tersebut meningkatkan akses pengetahuan di seluruh dunia. Contoh kedua yang cukup umum juga merupakan Freecodecamp yang mengajarkan coding secara gratis.
Hal yang bersamaan juga berlaku di sisi pendidikan online berbasis biaya seperti Coursera dan Udemy menunjukkan potensi yang ada di pendidikan digital ini melalui dedikasi generasi muda dalam mewakafkan ilmunya melalui media digital. Salah satu contoh platform lokal yang patut dilihat merupakan website Wakaf Ilmu yang diinisiasi oleh Lembaga Nazhir Wakaf Sukses untuk menghubungkan antara orang yang ingin mengembangkan diri dan para mentor yang ingin mewakafkan ilmunya.
ADVERTISEMENT

Impresi Negatif Media Digital terhadap Literasi Keuangan Syariah

Selain berdampak positif, fenomena perkembangan media digital ini memunculkan dampak negatif berupa permasalahan literasi keuangan yaitu judi online. Saat ini masyarakat lebih tertarik dengan keuangan yang bersifat instan dan spekulatif seperti judi online.
Menurut Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyatakan bahwa perputaran uang di rekening para pelaku judi online tahun 2022 naik signifikan sebesar 42,1% dari tahun sebelumnya. Padahal kita ketahui bersama bahwa dampak negatifnya sangat besar sekali, salah satunya sampai bisa mengarah ke tindakan kriminal sebagaimana yang sudah sering terjadi.
Tindakan judi online tak jarang pula berkaitan dengan pinjaman online untuk mendapatkan tambahan modal secara instan. Walaupun pinjaman secara fundamental bukan merupakan hal yang buruk, tetapi beberapa tipe pinjaman seperti paylater memiliki ambigu dalam akad syariah dan dapat dikatakan haram oleh beberapa ulama.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kemampuan untuk melakukan pinjaman secara mudah juga adanya kemiripan dengan krisis properti pada tahun 2008 di mana salah satu penyebabnya merupakan pinjaman yang tidak dapat dibayar balik atau sub-prime. Pinjaman yang kemudian tidak dapat dibayar menjadi sebuah bubble yang pecah menyebabkan krisis moneter.
Pinjaman online baik paylater maupun varian lain dapat memberi risiko tinggi ke masyarakat untuk terjerat dan susah mencari jalan keluar dikarenakan beberapa pinjaman memiliki tingkat bunga yang tinggi. Pinjaman juga mempercepat siklus bisnis yang hanya meningkatkan risiko, hal ini dikarenakan berbagai transaksi yang terjadi tidak memiliki uang asli di belakangnya dan hanya sekadar pinjaman yang meningkatkan risiko sebuah bubble.
Semua ini menunjukkan risiko yang dapat muncul jika tidak adanya literasi keuangan syariah. Sistem perekonomian tidak sustainable dan perlunya diberikan semacam remidi untuk permasalahan ini sebelum terjadinya krisis berikutnya.
ADVERTISEMENT
Keberadaan pinjaman online ini menjadi polemik karena rendahnya literasi keuangan syariah pada masyarakat Indonesia. Hal ini tentu berisiko membuat debitur pinjaman online terjebak jeratan utang yang terlalu berat hingga tak mampu membayar cicilannya. Berbagai permasalahan seperti ini terjadi dikarenakan implementasi keuangan syariah di Indonesia masih belum maksimal, sehingga keuangan syariah belum bisa memberikan impact yang menyeluruh bagi masyarakat Indonesia.

Menelisik Penyebab Rendahnya Literasi Keuangan Syariah Indonesia

Ilustrasi digital marketing. Foto: Shutter Stock
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, ternyata Indonesia masih berada di tingkat literasi keuangan Syariah yang tergolong rendah. Hal ini dibuktikan oleh survei yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (2022), bahwa tingkat literasi dan inklusi masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan Syariah hanya berada di angka 9,14% atau dengan kata lain, hanya 9 dari 100 orang dewasa Indonesia yang mengenal produk-produk keuangan Syariah dengan baik.
ADVERTISEMENT
Saat ini masih banyak sekali masyarakat yang beranggapan bahwa keuangan Syariah itu hanya diperuntukkan bagi umat Islam saja. Terutama karena keuangan syariah identik dengan istilah dan nama produknya yang menggunakan bahasa Arab. Padahal sejatinya, produk keuangan Syariah bersifat universal dan diperuntukkan bagi semua golongan.
Selain itu, kurangnya Sumber Daya Manusia yang mumpuni dan kompeten dalam hal keuangan syariah menjadi masalah pokok dasar dari fenomena ini. Padahal terdapat bonus demografi yang merupakan potensi besar untuk memberdayakan generasi muda dalam mendakwahkan literasi keuangan syariah melalui kecanggihan teknologi saat ini berupa media digital.

Generasi Muda Fardhu Ain Melek Digital

Dengan berbagai dampak negatif melalui media digital seperti terbuai judi online dan terhasut pinjaman online dengan bunga besar menunjukkan sebuah permasalahan bagi orang awam yang tidak memiliki pengetahuan terkait literasi keuangan, terutama berbasis syariah. Literasi keuangan syariah bisa dijadikan sebagai sebuah alternatif permasalahan individu dalam mengelola keuangannya. Namun, hal ini dibutuhkan dukungan kuat dari berbagai golongan khususnya kalangan pemuda sebagai golongan yang mempunyai potensi besar dalam menguasai teknologi.
ADVERTISEMENT
Melek digital dihukumi fardhu ain bagi generasi muda yang bercita-cita mendakwahkan literasi keuangan syariah. Hal ini dikarenakan mayoritas masyarakat Indonesia saat ini sudah sedikit tahu tentang penggunaan media digital, sehingga mau tidak mau pemuda pun harus melek digital.
Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia mencapai 215,63 juta orang pada periode 2022-2023. Jumlah tersebut meningkat 2,67% dibandingkan pada periode sebelumnya yang sebanyak 210,03 juta pengguna. Jumlah pengguna internet tersebut setara dengan 78,19% dari total populasi Indonesia yang sebanyak 275,77 juta jiwa.
Jumlah Pengguna Internet Internet di Indonesia

Langkah Wakaf Ilmu Generasi Muda Mensyiarkan Literasi Keuangan Syariah melalui Media Digital

ADVERTISEMENT
Kandungan hadits tersebut mengisyaratkan bahwa pentingnya melakukan amal baik yang dapat memberikan manfaat jangka panjang, bukan hanya untuk diri kita sendiri tapi juga untuk seluruh umat manusia. Salah satunya adalah ilmu yang bermanfaat, hal tersebut dapat diimplementasikan melalui wakaf ilmu bisa menjadi amal jariyah mengingat kebermanfaatannya untuk masyarakat.
Peran wakaf ilmu di era modern ini merupakan implementasi memberi wakaf berupa ilmu melalui pemanfaatan media digital. Hal ini didukung oleh kontribusi generasi muda ekonomi rabbani mendakwahkan poin penting dari permasalahan ekonomi saat ini yaitu literasi keuangan syariah.
Peran generasi muda sangat strategis dalam meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah secara luas. Hal ini sebagaimana yang pernah diucapkan oleh Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat opening speech Temu Ilmiah Nasional (Temilnas) ke-20 bahwa generasi muda harus mampu memberikan pemahaman berupa ekonomi dan keuangan Syariah adalah pilihan yang tidak saja rasional, inklusif, dan berkeadilan tapi juga sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah. Tentu dengan potensi generasi muda di era modern ini, menjadi peluang besar dalam meningkatkan literasi keuangan syariah di Indonesia melalui media digital dengan langkah-langkah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT

1. Penggunaan Media Digital

Generasi muda dapat memanfaatkan media sosial, blog, situs web, podcast, dan media digital lainnya untuk menyampaikan pesan literasi keuangan syariah. Salah satu di antaranya berupa Coursera, Academy, Ruang Guru, Facebook, Twitter, Instagram, Tiktok, YouTube, dan masih banyak lagi media digital yang ada dan mudah digunakan.
Perlu diketahui, pastikan konten yang dibuat dapat dipahami dengan mudah oleh audiens. Dengan berdakwah secara digital seperti ini tentunya jangkauan audiens-nya pun merambah lebih luas dibanding berdakwah secara tatap muka, sehingga akselerasi peningkatan literasi keuangan syariah dapat lebih cepat.
Berdasarkan laporan We Are Sosial, rata-rata pengguna internet yang mengakses media digital menghabiskan waktu antara 60 menit hingga 180 menit lebih dalam sehari untuk menggunakan media digital. Laporan itu menunjukkan, semakin muda usia pengguna media digital maka semakin lama durasi menggunakan media sosial. Hal ini menjadi peluang tersendiri bagi generasi muda ekonomi rabbani untuk bisa menggunakan internet dengan bijaksana yaitu salah satunya memberikan edukasi literasi keuangan syariah kepada para pengguna internet di Indonesia.
ADVERTISEMENT

2. Pembuatan Konten Berkualitas

Selanjutnya hal vital di dalam sebuah media digital adalah bentuk konten yang dibuat. Di mana harus mengandung unsur informatif, relevan, dan akurat tentang literasi keuangan syariah. Sebelum pembuatan konten, pihak creator diharuskan memahami materi yang akan disampaikan dengan sumber referensi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Gunakan bahasa yang mudah dimengerti dan sederhana untuk menjelaskan konsep-konsep keuangan syariah, karena audiens yang menyimak bersifat universal di semua golongan. Sebagai pelengkap, dapat menggunakan infografis, gambar, dan animasi untuk memperjelas konsep-konsep keuangan syariah serta penyampaian konten dibuat se-menarik dan se-kreatif mungkin sehingga audiens tidak merasa jenuh, melainkan senang dapat belajar literasi keuangan syariah secara ringan.

3. Sosialisasi Melalui Grup Media Sosial

Membuat grup media sosial khusus yang membahas literasi keuangan syariah. Hal ini bisa menjadi wadah bagi generasi muda untuk saling bertukar pengalaman dan pengetahuan tentang keuangan syariah, sehingga harapannya mampu mengimplementasikan perilaku keuangan syariah di dunia nyata untuk pribadi dan lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT
Selain melalui media grup khusus, bisa menggunakan grup umum dengan cara membagikan konten-konten literasi keuangan syariah. Dengan cara seperti itu, setidaknya pasti akan ada beberapa orang yang tertarik dan mempelajarinya.

4. Menyelenggarakan Event Edukasi

Setelah penggunaan media digital digencarkan secara optimal, langkah terakhir mengadakan acara skala besar, seperti webinar, seminar, workshop, perlombaan keuangan syariah atau pertemuan langsung untuk memberikan pelatihan langsung kepada masyarakat umum tentang literasi keuangan syariah.
Dalam mengadakan acara ini tentu bisa berkolaborasi dengan lembaga-lembaga keuangan syariah, ulama, atau pakar keuangan syariah untuk mendukung menyukseskan kegiatannya. Ajak mitra atau narasumber yang berkompeten dalam literasi keuangan syariah untuk berbicara dalam acara podcast atau webinar.
Gunakan kesempatan ini untuk berinteraksi dengan masyarakat dan menjawab pertanyaan mereka. Buat masyarakat yakin, bahwa pengimplementasian keuangan syariah secara inklusif dapat memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian nasional.
ADVERTISEMENT

Manfaat dan Dampak Wakaf Ilmu terhadap Literasi Keuangan Syariah

Melalui wakaf ilmu ala generasi muda, akan terjadinya dampak secara keseluruhan terhadap literasi keuangan syariah. Salah satu dampak langsung terhadap literasi keuangan syariah dengan adanya wakaf ilmu berbasis media digital ini adalah pengetahuan masyarakat dalam pinjam-meminjam.
Banyak orang awam yang sekedar meminjam asal tanpa melihat sumber, perjanjian/akad, dan ketentuannya. Namun, masyarakat yang memiliki literasi tinggi setelah penyampaian literasi keuangan dapat mengetahui bahayanya terhadap model bisnis tersebut dan akan memilih model pinjam-meminjam yang lebih dipercaya dan didasari prinsip keuangan syariah.
Selain pengetahuan terkait pinjam-meminjam, masyarakat juga memiliki keinginan untuk melakukan filantropi Islam berupa sedekah. Hal ini didukung hasil dari laporan World Giving Index, bahwa Indonesia merupakan negara peringkat nomer 1 di dunia dalam tingkat kedermawanan pada tahun 2021 (BWI, 2022). Potensi ini menunjukkan bahwa jika orang Indonesia memiliki pengetahuan yang tepat terkait pengetahuan syariah, maka mereka dapat memahami berbagai cara untuk melakukan sedekah terkait harta mereka ke pihak yang membutuhkannya dengan media tertentu.
ADVERTISEMENT
Terakhir adalah keinginan seseorang untuk menabung di bank syariah. Untuk orang awam, bank syariah hanya sekadar marketing saja dan tidak memiliki nilai tambah.
Hal ini disayangkan dikarenakan berbagai tabungan, perjanjian, dan produk keuangan yang ditawarkan keuangan syariah dapat menguntungkan seorang nasabah dibanding dengan bank konvensional seperti dengan akad mudharabah (penghimpunan dana nasabah) dan musyarakah (pembiayaan modal). Melalui literasi keuangan syariah, masyarakat dapat diubah persepsi mereka terkait perbankan syariah secara umum.