Konten dari Pengguna

Penggantian Gas LPG ke Kompor Induksi Dibatalkan Pemerintah

Muhammad Rizal Afandi
Mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomi, Departemen Ekonomi Pembangunan, Universitas Negeri Malang
11 Oktober 2022 15:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Rizal Afandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: dokumen penulis
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: dokumen penulis
ADVERTISEMENT
Wacana pemerintah tentang penggantian gas LPG 3 kilogram ke kompor listrik menjadi perbincangan utama akhir-akhir ini. Program ini dilakukan pemerintah dengan dibantu oleh PT PLN dalam pendistribusiannya. Tujuan dari program penggantian gas LPG ke kompor induksi ini adalah menekan tingginya lonjakan penggunaan kuota gas LPG 3 kilogram yang dalam beberapa tahun ke belakang mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman Kompas.com pada 5 tahun terakhir tepatnya di tahun 2017, kuota gas LPG sebanyak 6,2 juta ton metrik. Kuota tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2015 yang hanya 5,77 juta ton metrik. Hingga pada tahun 2022 penggunaan kuota gas LPG mencapai pada angka 8 juta metrik. Penggunaan kuota gas LPG 3 kilogram pada tahun 2022 ini jika dikonversikan sebesar Rp 66, 3 triliun.
Jika dilihat dari tren kenaikan tabung gas LPG 3 kilogram pada tahun 2022 setara dengan Rp 66,3 triliun atau jika dipresentasikan sebesar 49,5% dari total anggaran subsidi energi di tahun 2022. Dapat diartikan bahwa subsidi yang diberikan pemerintah terhadap penggunaan kuota gas LPG 3 kilogram nilainya cukup besar. Mengingat bahwa peningkatan gas LPG yang masif dan besar disebabkan karena gas LPG ini masuk kedalam kategori dua teratas penggunaan energi di tanah air setelah listrik.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman Kompas.com tahun 2021 konsumsi dari gas LPG mencapai 69 juta Barrel of Oil Equivalent (BOE). Pada Agustus 2022, harga gas LPG mencapai di angka Rp 12.750 untuk harga ecerannya dan Rp 44.000 untuk harga keekonomiannya. Dijelaskan bahwa pemerintah harus menanggung subsidi untuk satu tabung gas LPG kurang lebih sebesar Rp 31.750.
Pergantian gas LPG ke kompor induksi ini cukup menguntungkan. Mengingat bahwa banyak dampak positif yang ditimbulkan dari adanya kompor induksi. Penggunaan gas LPG diperhitungkan lebih mahal daripada kompor induksi, meskipun selisih yang dihasilkan tidak terlalu signifikan. Misalnya ketika memanaskan air sebanyak 1 liter, membutuhkan waktu sebanyak 3,8 menit dengan keadaan suhu mencapai 100 derajat celcius.
Dari perhitungan dengan harga gas LPG per tabungnya, maka dapat diperoleh hasil sebesar Rp 169 untuk satu kali memanaskan air sebanyak 1 liter. Untuk kompor listrik membutuhkan besaran listrik sebesar 1800 watt dengan waktu hingga 3,6 menit saja. Pemakaian kompor induksi diperhitungkan hanya menghsbiskan biaya sebesar Rp 158 saja.
ADVERTISEMENT
Memang selisih yang dihasilkan oleh tabung gas LPG dengan kompor induksi tidak terlalu besar nilainya. Dalam penggunaan jangka panjang, kompor induksi dinilai jauh lebih menguntungkan daripada kompor gas. Kelebihan lain yang dimiliki oleh kompor induksi ialah tidak perlu mengganti tabung seperti kompor LPG yang ketika habis harus membeli dan menggantinya.
PT PLN (Persero) membatalkan rencana program konversi kompor gas elpiji ke kompor listrik. Direktur Utama PLN mengatakan bahwa:
"Pembatalan program tersebut dilakukan demi menjaga kenyamanan masyarakat dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19" kata Darmawan Prasodjo.
"PLN memutuskan program pengalihan ke kompor listrik dibatalkan. PLN hadir untuk memberikan kenyamanan di tengah masyarakat melalui penyediaan listrik yang andal," ujarnya, dilansir dari laman PLN.
ADVERTISEMENT
Pembatalan rencana penyaluran kompor listrik oleh PLN ini dikatakan cukup tergesa-gesa. Karena belum dilakukan riset lebih lanjut terhadap situasi yang ada di Indonesia. Meskipun dalam pendistribusiannya sendiri masih banyak kekurangan yang harus dipenuhi, seperti listrik yang tidak merata. Banyak daerah pedesaan atau pelosok di Indonesia yang belum mendapatkan penyaluran listrik. Jika distribusi kompor listrik tetap dilanjutkan, kemungkinan besar masyarakat yang tinggal di daerah pelosok tidak akan menikmati teknologi kompor listrik ini.
Lebih lanjut, kompor induksi juga memerlukan daya yang besar. Sedangkan di Indonesia sendiri, masih banyak rumah tangga yang memakai listrik dengan daya dibawah 900 watt. Dapat diartikan bahwa kompor listrik juga tidak akan berfungsi di rumah yang tegangan listriknya di bawah 900 watt. Untuk menaikkan daya listrik juga diperlukan biaya yang tidak murah, sehingga banyak masyarakat yang akan dibebankan dengan program ini.
ADVERTISEMENT
Jika melihat dari keuntungan yang ada, kompor listrik merupakan inovasi yang sangat sesuai digunakan di Indonesia. Karena pasokan listrik yang ada di Indonesia sendiri juga mengalami kelebihan pasokan. Program penggantian kompor listrik ini juga dapat meringankan pengeluaran pemerintah dalam memberikan subsidi ke masyarakat.
Jika memang program penggantian kompor gas ke kompor induksi akan dilanjutkan kembali. Maka pemerintah dengan PT PLN harus meninjau kembali daerah-daerah yang dinilai kurang dalam menerima pasokan listrik. PT PLN harus meratakan pendistribusian listrik terlebih dahulu ke beberapa daerah pelosok, sebelum menjalankan program penggantian kompor gas ke kompor induksi.