Ibu, Bukan Sekadar Pemberi ASI

Sakti Darma A
Alumni Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta (2021)
Konten dari Pengguna
10 Mei 2020 14:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sakti Darma A tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang Ibu dan anak laki-lakinya. Sumber: okezone
zoom-in-whitePerbesar
Seorang Ibu dan anak laki-lakinya. Sumber: okezone
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasih Ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa. Begitulah cuplikan syair lagu yang sering ku nyanyikan saat kecil. Memangnya sebesar apa kasih sayang seorang Ibu pada anaknya?
ADVERTISEMENT
Ibu, ia rela menghabiskan waktu yang tak sebentar untuk mengandung anak dalam perutnya. Mungkin itu jawaban sederhana yang bisa menjelaskan tentang kasih sayang seorang Ibu. Tentu terbayang bagaimana tidak nyamannya beraktivitas jika perut kita membesar dalam waktu yang lama. Bukan begitu?
Hidup dan Mati Seorang Ibu
Tak cukup dengan 9 bulan mengandung anak dalam perutnya, tiba masanya nanti sang buah hati harus keluar dan menghirup udara bebas di dunia. Melahirkan anak tercatat sebagai salah satu perjuangan terbesar Ibu, karena hidup dan mati menjadi taruhannya. Sebagai sebuah ujung dari penantian panjang masa kehamilan, tak jarang proses ini menyebabkan kematian.
Di setiap prosesi kelahiran pasti menciptakan momen dan kenangan unik tersendiri, begitupun saya. Saya dilahirkan di sebuah klinik bersalin dengan bantuan seorang bidan. Bobot saya yang mencapai 5 kg, membuat proses persalinan sedikit rumit dan tegang. Kepala ini sampai harus disedot menggunakan alat vakum, saking besar dan sulitnya saya keluar. Tak hanya itu, bahkan bidan berkata hanya salah satu dari kami yang akan selamat nantinya.
ADVERTISEMENT
Terdengar bukan sesuatu yang menggembirakan, tentunya. Tetapi kami berhasil melewati proses itu dengan selamat tanpa mengorbankan siapapun. Meski harus ada sedikit drama, dimana tak ada tangisan yang terdengar keras layaknya bayi baru lahir pada umumnya. Dari situlah terselip sejarah mengapa tersemat nama ‘Sakti’ di diri ini.
Kedekatan Ibu dan Anak
Ibu mengambil banyak peran dalam proses mendewasakan anaknya, ia selalu berada di dekat kita dan memastikan semuanya baik-baik saja. Tanpa mengesampingkan jasa seorang Ayah, pengaruh Ibu bisa dibilang sangat besar terhadap perkembangan anaknya. Tak hanya pertumbuhan fisik, tetapi juga emosional dan psikologis seorang anak.
Dr. William Pollack, seorang asisten profesor Harvard Medical School mengatakan bahwa, banyaknya interaksi antara Ibu dan anak laki-laki tidak membuatnya menjadi ‘lemah’. Justru bisa membuat anak tersebut tumbuh menjadi pribadi yang kuat secara emosional dan psikologis. Hubungan baik dan penuh cinta akan membantu menumbuhkan sisi maskulin pada anak.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut pun saya amini. Karena apa yang melekat pada diri ini, sedikit banyaknya tercipta karena kedekatan dengan seorang Ibu. Sosok seorang Ibu cenderung lebih tenang dan memanjakan bagi anak laki-laki, tidak semata-mata hanya menghakimi kesalahan sang anak. Ibu begitu banyak berjasa dalam pembentukan mental sang anak.
Tak Selamanya Ada
Seiring bertambahnya usia anak, semakin menua pula sang Ibu. Disitulah momen yang tepat untuk meluangkan waktu bersamanya, membalas budi baik yang tak terhitung jumlahnya. Manusia memang memiliki hak untuk berencana, tetapi Tuhan yang ambil kendali untuk memutuskan semuanya.
Jodoh, rezeki, dan umur adalah salah satu kuasa Tuhan. Belum sempat membalas jasanya, pada tahun 2016 Ibu harus pergi menapaki tangga ke surga. Sedih, kecewa, dan terpukul menjadi bagian perasaan yang campur aduk menjadi satu. Seakan tak percaya, ternyata memang begitu adanya. Tak banyak berkata, tak banyak bersuara menjadi sebuah pilihan selama satu tahun lamanya.
ADVERTISEMENT
Kehilangan seseorang yang disayang, apalagi Ibu adalah hal yang menyedihkan. Tetapi hidup harus terus berjalan dinamis, tak pantas jika hanya dihabiskan untuk menangis. Lantunan doa adalah salah satu media komunikasi dengan yang sudah tiada. Siapapun itu, jangan sampai menyesal dengan mengecewakan Ibu. Kasih anak hanya sepanjang galah, kasih Ibu sepanjang masa.