Tetangga Juga Keluarga

Sakti Darma A
Alumni Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta (2021)
Konten dari Pengguna
6 Mei 2020 14:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sakti Darma A tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kehidupan bertetangga. Sumber: Hipwee.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kehidupan bertetangga. Sumber: Hipwee.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekat antar pintu hanya menjadi batasan yang semu. Tak banyak bertemu, sekali bersua senyum pun beradu.
ADVERTISEMENT
Seperti itulah konsep hidup bermasayarakat. Antara keluarga satu dengan yang lain saling berdampingan menjalankan kesehariannya. Tak mudah memang hidup dengan orang lain yang disebut tetangga, gampang-gampang susah. Sekalipun banyak manfaatnya, tetapi bagi sebagian orang menjadi sebuah malapetaka.
Sifat manusia pada dasarnya berbeda-beda. Ada yang senang bersosialisasi, ada pula yang cenderung menutup diri. Bertetangga pun sama seperti itu. Menurut seorang konsultan etika di Amerika Serikat Jodi, R. R Smith, ada beberapa tipe tetangga. Dua diantaranya adalah tetangga unik dan tetangga tak mau bersosialisasi.
Tetangga Unik
Seperti namanya yang unik, tetangga jenis ini memiliki ciri khas tersendiri. Layaknya para tetangga yang senang berkunjung ke rumah kita, tetapi dibarengi dengan membuka lemari es atau menyentuh furnitur ruangan tanpa seizin pemilik rumah. Serta hal-hal unik lainnya yang mungkin dianggap tak biasa bagi orang kebanyakan.
ADVERTISEMENT
Selama saya bertetangga memang ada yang termasuk dalam jenis tersebut, baik di rumah orang tua ataupun di rumah kontrakkan. Pak Mul adalah salah satunya. Beliau adalah seseorang yang lebih dekat dengan saya dibanding tetangga lain, layaknya Ayah sendiri. Maka hal-hal tersebut menjadi wajar untuk beliau lakukan.
Kewajaran tersebut saya maklumi atas dasar kedekatan tadi. Namun dalam kasus lain hal ini bisa saja tidak berlaku, apalagi jika masih berstatus tetangga baru. Bukan tidak mungkin itu malah membuat kita risih dan tertanggu. Dibutuhkan juga ketegasan dan memberikan pengertian bahwa hal yang dilakukannya sudah melanggar privasi.
Tetangga Tak Mau Bersosialisasi
Berbeda dengan tetangga unik yang lebih terbuka dan terkesan serampangan. Tetangga jenis ini biasanya suka menghindar dari kerumunan dan memang menjadi kemauannya tersendiri. Jenis ini biasanya kita temukan di hunian vertikal (apartemen) dan bentuk hunian umum lainnya.
ADVERTISEMENT
Melansir dari video YouTube Raditya Dika, ia pernah berkata “Gue pendiem orangnya, jadi gue secara sosial jarang bergaul dan gak pernah keluar rumah,” jawab Radit saat ditanya oleh Pandji Pragiwaksono. Bahkan seorang Raditya Dika ini juga mengaku anti sosial. Hal ini bagi saya membuktikan bahwa tipe tak mau bersosialisasi dapat kita temui di strata sosial manapun, termasuk seorang publik figur.
Terkadang saya pribadi sering merasa enggan untuk berbaur dan bertegur sapa secara berlebihan dengan tetangga. Tetapi tinggal di lingkungan yang sudah berkeluarga membuat saya harus terbiasa dengan kehangatan para tetangga. Beda cerita jika di kiri-kanan adalah mahasiswa/i yang tipenya seperti saya juga, mungkin tidak akan ada kehidupan sosial di sana.
ADVERTISEMENT
Hidup bertetangga memang gampang-gampang susah, tak jarang terjadi keributan antarsesama. Seperti dilansir dari kompasiana, menurut penyelidikan kasus kelahi para tetangga di Belanda menunjukkan angka yang meningkat tiap tahunnya. Tahun 2012 saja sudah tercatat sampai 10.000 kasus, bagaimana dengan tahun ini?
Daripada harus berkelahi karena perbedaan karakter dan prinsip, mengapa tidak mencoba untuk saling menghargai? Pak Mul adalah orang yang senang berbagi, baik berupa makanan, uang, dll. Sedangkan saya adalah orang yang tergolong cuek dan menutup diri. Bagi saya, dengan tidak mengganggu orang lain sudah menjadi sebuah kebaikan. Dua hal yang berbeda ini sebenarnya tak perlu menjadi perdebatan apalagi sampai timbul keributan.
Bertetangga yang baik adalah saling bertukar kebaikan. Bagi umat Muslim khususnya, pasti sering mendengar adab bertetangga yang baik menurut anjuran Rasul. Sudah menjadi tugas kita untuk bisa melakukan hal-hal yang tidak merugikan atau mengganggu tetangga.
ADVERTISEMENT