Konten dari Pengguna

Perjalanan Usaha Kebun Kelapa Sawit Pak Pasman dan Bu Asmarina

Muhammad Salsabil Gumel
Mahasiswa Universitas Andalas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Manajemen
7 Oktober 2024 9:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Salsabil Gumel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pasman. (2024). Kebun Sawit Pak Pasman dan Ibu Asmarina di Pagi Hari.
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pasman. (2024). Kebun Sawit Pak Pasman dan Ibu Asmarina di Pagi Hari.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kesuksesan Usaha Kebun Kelapa Sawit Pak Pasman dan Bu Asmarina: Dari Modal Awal hingga Keuntungan Signifikan
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2007, Pak Pasman dan Bu Asmarina memulai usaha kebun kelapa sawit dengan modal awal sebesar 40 juta rupiah. "Lebih dari satu dekade kami memiliki kebun ini, dimulai dari tahun 2007 hingga sekarang," ungkap Bu Asmarina. Perjalanan mereka dalam mengelola kebun sawit selama lebih dari sepuluh tahun telah membuahkan hasil yang luar biasa. Saat ini, kebun mereka mencakup area seluas 24 hektar dengan 3 karyawan dan menghasilkan pendapatan bersih per bulan mencapai lebih dari 16 juta rupiah. Artikel ini akan membahas langkah-langkah yang mereka lakukan dalam membuka dan mengelola kebun kelapa sawit, serta tantangan dan biaya yang mereka hadapi.
Langkah-Langkah Pembukaan Kebun Kelapa Sawit
1. Pembukaan Lahan
Langkah pertama dalam membuka kebun kelapa sawit adalah proses pembukaan lahan. Proses ini meliputi pembersihan lahan dari tumbuhan liar, semak-semak, dan pepohonan. Menurut Bu Asmarina, biaya untuk pembukaan lahan cukup tinggi, yaitu sekitar 25 juta rupiah per hektar. Pembukaan lahan yang baik sangat penting untuk memastikan bahwa tanah siap ditanami bibit sawit. Tanah yang bersih dan subur akan mendukung perkembangan bibit secara optimal.
ADVERTISEMENT
2. Penanaman Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Setelah lahan dibuka, langkah berikutnya adalah penanaman bibit kelapa sawit. Pada tahap ini, tanaman disebut sebagai Tanaman Belum Menghasilkan (TBM). Bu Asmarina menjelaskan bahwa tahap TBM terbagi menjadi tiga fase berdasarkan usia tanaman:
TBM 1 (Usia 1 Tahun)
Pada fase ini, tanaman sawit masih dalam tahap pertumbuhan awal. Pemeliharaan meliputi penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama. Biaya pemeliharaan TBM 1 mencapai 20 juta rupiah per hektar.
TBM 2 (Usia 2 Tahun)
Memasuki tahun kedua, tanaman mulai tumbuh lebih kuat, namun belum menghasilkan buah. Biaya pemeliharaan pada tahap ini sedikit lebih rendah, sekitar 15 juta rupiah per hektar.
TBM 3 (Usia 3 Tahun)
Pada usia tiga tahun, tanaman sawit hampir siap untuk berproduksi. Perawatan yang lebih intensif dilakukan untuk memastikan tanaman siap menghasilkan buah di tahun-tahun berikutnya. Biaya pemeliharaan TBM 3 meningkat lagi menjadi 20 juta rupiah per hektar.
ADVERTISEMENT
3. Total Biaya Hingga Tanaman Menghasilkan
Setelah melalui ketiga tahap TBM, pohon kelapa sawit biasanya sudah mulai memasuki fase produktif. Total biaya yang dikeluarkan untuk membuka lahan dan merawat tanaman hingga siap menghasilkan mencapai 80 juta rupiah per hektar. Ini adalah investasi besar yang diperlukan sebelum sawit mulai memberikan keuntungan finansial.
Kesuksesan dan Tantangan
Pak Pasman dan Bu Asmarina telah melalui berbagai tantangan dalam mengelola kebun kelapa sawit mereka. "Meskipun biaya awal yang besar dan waktu yang dibutuhkan hingga tanaman mulai menghasilkan, ketekunan kami akhirnya membuahkan hasil," kata Pak Pasman. Dengan luas kebun yang kini mencapai 24 hektar dan 3 karyawan, serta pendapatan bersih per bulan yang mencapai 16 juta rupiah atau lebih, usaha ini membuktikan bahwa sektor perkebunan kelapa sawit memiliki potensi keuntungan besar jika dikelola dengan baik. Salah satu karyawan, Ujang, menyatakan, "Saya senang dengan keberhasilan mereka, karena dengan itu saya mendapatkan lapangan pekerjaan dalam usaha perkebunan ini."
ADVERTISEMENT
Keberhasilan mereka juga tidak lepas dari kemampuan untuk terus belajar dan beradaptasi dengan tantangan di lapangan, termasuk perubahan cuaca, fluktuasi harga pasar sawit, dan tantangan dalam pengelolaan sumber daya manusia.
Kesimpulan
Usaha kebun kelapa sawit Pak Pasman dan Bu Asmarina menunjukkan bahwa dengan perencanaan yang matang, investasi yang cukup, dan ketekunan, sektor perkebunan kelapa sawit dapat mendatangkan keuntungan signifikan. Proses pembukaan lahan dan perawatan tanaman hingga masa produktif memang memerlukan biaya yang besar, tetapi hasilnya sebanding dengan usaha yang dilakukan. Kebun kelapa sawit yang dikelola dengan baik tidak hanya memberikan keuntungan finansial bagi pemiliknya, tetapi juga berpotensi berkontribusi pada perekonomian lokal dan nasional.