Konten dari Pengguna

Api Kreativitas: Revolusi Teknologi Hijau Mengubah Wajah Energi Indonesia

Muhammad Satria
Saya seorang mahasiswa di Politeknik Negeri Jakarta, mengambil jurusan Teknik Mesin dengan fokus pada Teknologi Rekayasa Pembangit Energi, dengan semangat dan motivasi yang tinggi untuk mengeksplorasi dunia Energi Baru Terbarukan
12 Mei 2024 11:53 WIB
Β·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Satria tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Di tengah perubahan dinamis yang terjadi di era modern, kita menyaksikan munculnya Revolusi Teknologi Hijau sebagai respons terhadap tantangan global yang semakin kompleks. Revolusi ini tidak hanya mengubah tatanan industri secara mendasar, tetapi juga membuka pintu menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan penuh kepedulian terhadap lingkungan kita.

ADVERTISEMENT
Ridho Ksatria Viqih dalam makalahnya yang berjudul "Peran Teknologi Hijau dalam Menanggulangi Perubahan Iklim" menjelaskan konsep Teknologi Hijau sebagai solusi teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dalam konsep ini, teknologi hijau tidak hanya berfokus pada mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga pada peningkatan efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya alam. Lebih dari itu, teknologi hijau juga mendukung pembangunan berkelanjutan dengan fokus pada penggunaan sumber daya alam yang bersahabat dengan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya energi konvensional, inovasi di bidang energi hijau telah menjadi fokus utama. Perkembangan teknologi ini menjanjikan potensi besar dalam menyediakan sumber energi yang bersih dan berkelanjutan.
Menurut buku Outlook Energi Indonesia tahun 2023, potensi energi terbarukan untuk mendukung perkembangan teknologi hijau mencapai 3.687 GW dalam bidang pembangkit listrik. Namun, hingga tahun 2022, hanya sekitar 0,3% dari potensi ini yang telah dimanfaatkan, dengan total sekitar 12,6 GW. Salah satu faktor penyebab minimnya pemanfaatan energi terbarukan untuk ketenagalistrikan adalah harga listrik yang masih relatif tinggi dari pembangkitan energi baru terbarukan.
Indonesia telah menegaskan dukungannya terhadap komitmen global untuk memaksimalkan penggunaan energi ramah lingkungan dalam menghadapi era transisi energi menuju energi hijau. Sejumlah langkah konkret telah diambil untuk mendukung transisi tersebut, termasuk pengembangan bahan bakar nabati (B-30 hingga D-100) dan bioavtur, serta adopsi teknologi ramah lingkungan di sektor transportasi dan industri. Selain itu, badan usaha yang terkait dengan energi fosil diberikan tugas untuk merancang perencanaan yang matang guna menghadapi era transisi ini, dengan fokus pada penggunaan teknologi hijau dan energi bersih.
ADVERTISEMENT
β€œKunci dari semua upaya tersebut adalah tetap bekerja secara optimal dengan menggunakan teknologi hijau, sehingga produk yang dihasilkan dapat menjadi ramah lingkungan dan turut mendukung pencapaian tujuan utama, yaitu mengurangi emisi karbon,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pidato kuncinya pada acara 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas 2021 yang diadakan secara virtual oleh SKK Migas pada Selasa, 30 November 2021.
Kebijakan pemerintah dalam mendukung perkembangan teknologi hijau juga menjadi hal yang sangat penting. Hal ini tercermin dalam Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Keberadaan peraturan ini menandai langkah konkret yang diambil untuk menjaga keberlanjutan lingkungan hidup, memastikan perlindungan terhadap sumber daya alam yang berharga, dan mendorong adopsi praktik-praktik yang ramah lingkungan dalam berbagai aspek kehidupan kita.
ADVERTISEMENT
Kebijakan yang tak kalah penting dari pemerintah Indonesia adalah Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), yang memberikan landasan yang kuat bagi transformasi energi menuju masa depan yang berkelanjutan. Dengan target ambisius, seperti penggunaan energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 dan 30% pada tahun 2030, RUEN memberikan inspirasi bagi pengembangan dan penerapan teknologi hijau di sektor energi. Langkah-langkah ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan cara kita memproduksi dan menggunakan energi, tetapi juga untuk menciptakan peluang ekonomi baru dan membangun fondasi yang kokoh untuk masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang.
Inovasi yang telah dihasilkan untuk mendukung perkembangan teknologi hijau termasuk pengembangan teknologi penyimpanan energi. Menurut International Renewable Energy Agency (IRENA) pada tahun 2023, salah satu teknologi penyimpanan energi yang mengalami perkembangan pesat adalah baterai. Sebagai contoh, baterai lithium-ion telah mengalami peningkatan kapasitas dan penurunan biaya produksi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dengan demikian, baterai jenis ini memungkinkan penyimpanan energi yang lebih besar dan dapat diandalkan, yang pada gilirannya meningkatkan kegunaan energi terbarukan dalam menyediakan pasokan listrik yang stabil.
Pengembangan Teknologi Turbin Angin & Panel Surya (sumber gambar: pixabay.com)
Inovasi dalam skala besar, seperti pengembangan turbin angin terbaru dan panel surya yang lebih efisien, telah menghadirkan revolusi dalam penggunaan energi terbarukan. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia tahun 2023, teknologi-teknologi canggih ini tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi energi terbarukan, tetapi juga secara signifikan menurunkan biaya produksinya. Dengan demikian, energi terbarukan semakin menjadi pilihan yang menarik dan bersaing dengan sumber energi konvensional yang telah mapan. Melalui langkah-langkah inovatif ini, kita tidak hanya menuju masa depan yang lebih berkelanjutan, tetapi juga menciptakan peluang baru dalam perekonomian energi global.
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi hijau tidak hanya mengubah cara kita memandang energi, tetapi juga memberikan dorongan kuat untuk efisiensi yang lebih baik. Sebagai contoh, dengan mengganti lampu bohlam biasa yang mengonsumsi 20 watt dengan lampu bohlam yang hanya menggunakan 8 watt, kita tidak hanya menghemat energi sebesar 12 watt, tetapi juga membuka potensi baru. Energi yang dihemat tersebut dapat dialokasikan untuk kebutuhan lain, mengurangi beban pada sumber daya yang semakin terbatas. Esensi dari teknologi hijau adalah tidak hanya tentang mengurangi jejak karbon kita, tetapi juga memberikan nilai tambah dengan menggunakan sumber daya yang ada secara lebih efisien.
Dengan adanya kebijakan pemerintah dan dukungan dari masyarakat dalam upaya mendukung teknologi hijau, Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menjadi bagian dari upaya mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Dengan langkah-langkah yang telah diambil, diharapkan teknologi hijau dapat diterapkan secara lebih luas dan memberikan manfaat yang signifikan bagi lingkungan dan masyarakat secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT