Pergeseran Makna Merokok

Muhamad Septianto
Seseorang yang antusias dengan puisi serta gemar berselancar di kanal sastra. Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang.
Konten dari Pengguna
10 Juli 2023 13:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Septianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi merokok Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi merokok Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Merokok seakan tidak lepas dari budaya Indonesia. Sejak zaman nenek moyang, Budaya merokok sudah santer dikalangan para: santri, empu, dan bangsawan. Ada istilah yang bernama “Jika rokok 'ku bakar, akan ‘ku bangun sebuah peradaban”. Merokok dianggap sebagai upaya meditasi terhadap hal duniawi. Orang zaman dahulu, menganggap rokok sebagai pendamping hidup. Karena, sensasi yang ditawarkan bukan hanya sebagai alat relaksasi, melainkan juga sebagai pencetus kreativitas.
Ilustrasi perempuan sedang merokok. sumber: GettyImages
Rokok kuno atau biasa disebut “Rokok Linting” merupakan ekstraksi dari berbagai macam perpaduan bahan alami. Mulai dari: Cengkeh, kacang hijau dll. Bahan alami tersebut terbukti klinis memberikan efek relaksasi. Tidak heran kalau khasiatnya terbukti manjur dan membuat orang zaman dulu memiliki umur yang lebih panjang.
Ilustrasi Rokok Linting. Sumber: GettyImages
Rokok modern atau biasa disebut "Rokok Keretek" merupakan gabungan dari: tembakau, cengkeh dan bahan-bahan pabrik lainnya. Rokok ini sangat laris manis di pasar modern. Masyarakat tidak perlu susah payah meracik ataupun melinting. Kini, anda hanya perlu pergi ke toko kelontong atau supermarket untuk mendapatkan barang ini. Dengan menjamurnya penjualan, membuat rokok ini sangat diminati oleh berbagai kalangan; baik tua maupun muda. Banyak yang tidak sadar, bahan-bahan yang terdapat di dalamnya tidak seindah rokok di zaman terdahulu. Alih-alih menyehatkan, justru mematikan.
Ilustrasi penjual rokok di swalayan. Sumber: Gettyimages
Bagaimana caranya sebuah rokok mendapatkan pergeseran makna? Seperti yang sudah dijelaskan diawal, di kalangan masyarakat modern, rokok dianggap memanipulasi. Jauh dari unsur menyehatkan , sekarang justru merokok menyakitkan. Permasalahannya ada di bahan bakunya. Yang dahulu hanya memakai campuran bahan alami, sedangkan sekarang manusia modern bahan bakunya bisa bebas sesuai standardisasi pabrik itu sendiri. Selain itu, pola konsumsi yang masif juga dapat menjadi biang keladi mengapa rokok itu sangat berbahaya. Anak muda hidup dalam konsep berpikir "Merokok merupakan sebuah hal yang keren". Sedangkan, orang dewasa terjebak dalam paradoks kehidupan. Mau tidak mau, mereka harus mengonsumsi rokok secara adiktif dan berharap masalah hidup mereka dapat teratasi. Pola konsumsi inilah yang menyebabkan presentasi "Orang meninggal akibat rokok" meningkat. Konsumen hanya melanjutkan sistem budaya yang telah ada. Namun, permasalahannya adalah mereka justru mengindahkan edukasi mengenai baha ya merokok.
Ilustrasi stop merokok. sumber: GettyImages
Langkah yang dapat dibuat oleh pemerintah adalah dengan mengedukasi masyarakat setempat mengenai “Bahaya Rokok modern”. Serta, menstimulusnya dengan cara merekonstruksi ulang tren “Aroma Terapi”. Karena, yang dicari oleh perokok adalah kenikmatannya, bukan kepuasannya. Mayoritas perokok ketika ditanya alasan merokok ialah sebagai alat untuk membebaskan mereka dari beban kehidupan. Oleh karena itu, mempromosikan aroma terapi sebagai pengganti rokok merupakan solusi efektif untuk mengakomodasi adiksi terhadap rokok keretek. karena, aroma terapi menawarkan efek relaksasi tanpa perlu khawatir dengan efek berbahaya yang dapat ditimbulkan.
Ilustrasi Aroma Terapi. Sumber: GettyImages