Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Taman Sari: Filosofi & Sejarah Lisan
17 Juni 2023 14:42 WIB
Tulisan dari Muhamad Septianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Taman Sari adalah landmark sejarah dan budaya yang terletak di Yogyakarta, Indonesia. Taman sari didirikan pada tahun 1765 dan mencakup 10,5 hektar. Letaknya di sisi barat daya Keraton Yogyakarta. Tumenggung Mangundipura dan Demang Tegis, seorang Portugis yang dianugerahi pangkat Demang oleh Sri Sultan Hamengkubuwana I, merancang bangunan ini. Tamansari, selain sebagai tempat berenang dan bersantai taman sari juga merupakan cara melestarikan hubungan suci antara Sri Sultan Hamengkubuwana I dan penerusnya dengan Kanjeng Ratu Kidul. Taman Sari dianggap sebagai alat untuk menetapkan keagungan Sultan sebagai penguasa dinasti Mataram.
Menurut dongeng, diceritakan bahwa pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwana I, di Mancingan ada seorang tiban kleyang kabur kanginan (orang yang serta merta datang dan tidak diketahui asalnya). Karena orang tiban tersebut mempunyai bahsa sendiri, maka orang lain di sekitarnya tidak mengerti bahsa orang tiban tersebut. Bahkan, sementar itu orang lain ada yang menyebutnya jin atau orang butan. Berita tentang adanya orang butan (orang tiban) tersebut sampai di Keraton dan didengar oeh Sultan. Sultan memanggil orang tersebut untuk dijadikan hambanya. Ia diberi pelajaran berbahasa Jawa. Ketika ditanyakan tentang asal usulnya, ia menjawab berasal dari negeri Portugis. Di negerinya ia bekerja sebagai tukang bangunan. Sultan memberi tugas kepadanya untuk membuat benteng Keraton. Karena tugas itu dikerjakan dengan baik, kemudian ia diberi pangkat dan nama Demang Tegis. Tugas selanjutnya yang dibebankan di pundaknya ialah disuruh membangun komplek Tamansari.
ADVERTISEMENT
Tujuan dibangunya Taman Sari ialah sebagai taman kerajaan dan istana air untuk Sultan dan keluarganya. Kompleks ini dirancang dengan memadukan unsur arsitektur Jawa dan Eropa, yang mencerminkan pengaruh kolonialisme Belanda di Indonesia. Fungsi utama Taman Sari ialah sebagai tempat relaksasi dan hiburan bagi keluarga kerajaan, serta simbol kekayaan dan kekuasaan mereka.
Tamansari, selain iperuntukan sebagai tempat berenang dan bersantai,tempat ini juga digunakan sebagai sarana untuk melestarikan hubungan suci antara Sri Sultan Hamengkubuwana I dan penerusnya dengan Kanjeng Ratu Kidul. Taman Sari dianggap sebagaitempat untuk menetapka keagungan Sultan sebagai penguasa dinasti Mataram. Tamansari dibangun oleh Pangeran Mangkubumi sebagai tanda penghargaan atas jasa permaisuri yang telah banyak menderita waktu Mangkubumi masih melakukan peperangan Giyanti.
Taman Sari memiliki makna filosofis yang besar dalam budaya Jawa. Salah satu tema sentral dalam filosofi Taman Sari adalah simbolisme air. Air dipandang sebagai sumber kehidupan, pemurnian, dan energi spiritual. Kompleks ini dirancang untuk menggabungkan berbagai fitur air, termasuk kolam, kanal, dan air mancur. Fitur air ini tidak hanya menyenangkan secara estetika tetapi juga memiliki tujuan simbolis. Mereka mewakili aliran kehidupan dan sifat siklus keberadaan. Konsep lisan penting lainnya yang tercermin dalam Taman Sari adalah gagasan kesatuan dalam keragaman. Kompleks ini menggabungkan berbagai unsur budaya dari tradisi Jawa, Cina, dan Eropa. Elemen-elemen ini termasuk ukiran yang rumit, mural, dan gaya arsitektur. Keanekaragaman unsur budaya tersebut merupakan cerminan dari kebudayaan Indonesia.
ADVERTISEMENT