Konten dari Pengguna

Heru, Pengusaha Temulawak Banyuwangi yang Inovatif

muhammad sholeh kurniawan
Kesalahan adalah guru terbaik manusia ketika ia cukup jujur untuk mengakuinya dan bersedia untuk belajar dari mereka.
5 Oktober 2017 17:58 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari muhammad sholeh kurniawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Heru, Pengusaha Temulawak Banyuwangi yang Inovatif
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
ekspresi kegembiraan Heru bersama istri saat mengikuti salah satu pameran
ADVERTISEMENT
Banyuwangi – Prinsip dalam menjalankan usaha adalah harus inovatif. Prinsip itu dipegang teguh oleh Heru Prayitno, pengusaha temulawak asli Kelurahan Singotrunan, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi. Awal melakoni usahanya, ia menceritakan hanya bermodal uang Rp 100 ribu dan tanpa adanya bantuan tenaga kerja satupun.
“Mulai pengupasan bahan baku temulawak, membersihkan, mengiris tipis-tipis, sampai jadi minuman temulawak, saya lakukan sendiri bersama istri. Tentu dengan selalu optimis dan penuh harap menjalankan proses ini sejak sepuluh tahun lalu,” tutur Heru - sapaan Heru Prayitno saat dimintai keterangan.
Awal merintis, Heru hanya membuat beberapa botol temulawak. Hasil produksi setiap hari, ia pasarkan melalui beberapa warung dekat rumahnya menggunakan metode penitipan.
“Ketika habis di warung satu, maka saya isi lagi. Terus begitu. Sampai akhirnya berkembang. Mulai hanya beberapa botol per hari. Alhamdulillah sekarang sudah mulai laku ratusan botol di tiap harinya dan sudah memiliki lima orang tenaga kerja lengkap dengan bagian pemasaran,” terang pria yang pernah bekerja di Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Kabupaten Sidoarjo.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku minuman temulawak ini sering terkendala dengan perubahan cuaca. Ketika hawa dingin, musim hujan, dan bulan puasa, permintaan mulai menurun. Karena memang ketika hujan, musim dingin, dan waktu puasa, konsumen jarang minum.
“Akhirnya di awal tahun 2017, saya melakukan pengembangan produk. Dengan variasi produk terbaru yakni temulawak celup. Sekarang enak, ketika hawa dingin konsumen dapat menyeduh celup temulawak ini dengan air hangat. Sangat cocok digunakan musim dingin,” tutur pengusaha yang berusia 44 tahun ini.
Dikediamannya terdapat banyak sekali produk terbuat dari temulawak. Mulai; minuman botol, sirup, ekstrak, permen, sampai dengan temulawak celup. Dengan harga kisaran Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu, konsumen dapat membeli satu kotak temulawak celup yang berisi 25 kantung.
ADVERTISEMENT
“Kini produk temulawak celup dapat diterima di beberapa toko oleh-oleh Kabupaten Banyuwangi. Mulai dari; Osing Deles sampai Savana Cake. Juga channel pemasaran merambah dari Jakarta, Surabaya, Jember, hingga Denpasar. Karena memang sekali lagi saya tegaskan menjadi pengusaha harus inovatif. Persaingan antar kompetitor sangat ketat. Tidak boleh lengah,” tegas pengusaha yang memiliki brand putri wangi.
“Apalagi ditambah di era kepemimpinan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan juga setelah penggabungan produk penjualan di banyuwangi-mall, sangat menguntungkan. Saat bergabung dengan banyuwangi-mall, branding kemasan produk saya meningkat pesat. Mulai dari kemasan produk, penjualan, sampai dengan beberapa pelatihan pendukung bidang kewirausahaan yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Banyuwangi,” tambah suami Yuliani. Sambil ia menceritakan omzet pertumbuhan usahanya Rp 22,5 juta per bulan.
ADVERTISEMENT
Pada Mei 2017 lalu, Heru berhasil meraih kejuaraan inovasi produk di tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti). “Puji syukur saya mendapatkan dana hibah Rp 320 juta dari ajang ini. Berkat kemudahan yang diberikan Allah SWT. Serta inovasi pengembangan produk dan kerja keras kami sejauh ini,” tutup pengusaha kelahiran 22 Juli 1973. (M. Sholeh Kurniawan)