Konten dari Pengguna

Kenali Bahaya Aneurisma yang Membunuh dalam Diam!

MUHAMMAD SULTAN HAFIZ
Final Year Statistical Computing Student at Politeknik Statistika STIS, Indonesian Representative and Bronze Medalist at the 14th International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA) Colombia
6 Januari 2025 17:12 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari MUHAMMAD SULTAN HAFIZ tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kabar berpulangnya dr. Azmi Fadhlih, seorang dokter yang penuh dedikasi, mengejutkan banyak pihak. Kepergiannya membawa perhatian publik pada penyakit yang menjadi penyebabnya, yakni Aneurisma. Meskipun mematikan, penyakit ini terhitung langka. Secara global, prevalensi Aneurisma diperkirakan mencapai 3,2% dari populasi dunia dan umumnya menyerang individu berusia 35–60 tahun. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional 2023 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 27,34% penduduk Indonesia melaporkan memiliki keluhan kesehatan, salah satu kategori keluhannya termasuk Aneurisma.
ADVERTISEMENT
Penyakit ini seringkali datang tanpa gejala yang jelas dan sering diabaikan, menjadikannya sebagai silent killer berbahaya. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami tentang Aneurisma ini dan bagaimana cara mencegahnya.

Apa itu Aneurisma?

Sumber: https://www.canva.com/design/DAGa7krFsrI/E5KZR5mYgLILA6rSYrOliw/edit?utm_content=DAGa7krFsrI&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton
Aneurisma merupakan penyakit di mana dinding pembuluh darah menggelembung seperti balon kecil. Kondisi ini paling sering terjadi di arteri, yaitu pembuluh darah dari jantung ke seluruh tubuh. Ketika Aneurisma terbentuk, tekanan darah yang terus menerus dapat membuat pembuluh darah melebar hingga pecah. Penyakit ini dipicu oleh beberapa faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, merokok, hingga masalah genetik.
Penyakit ini dapat memicu penyakit lain yang biaya perawatannya besar. Salah satu jenisnya yakni Aneurisma Otak, sering memicu Stroke Hemoragik yang merusak jaringan otak dalam hitungan menit. Menurut Survei Kesehatan Indonesia 2023, prevalensi Stroke mencapai 8,3 per 1.000 penduduk, menjadikannya salah satu penyakit yang membutuhkan pembiayaan tinggi. Sebagai beban kesehatan terbesar ketiga, biaya perawatan Stroke pada tahun 2023 dilaporkan mencapai 5,2 triliun rupiah.
ADVERTISEMENT

Mengapa Disebut Silent Killer?

Penyakit ini sering kali menyerang tanpa memberikan tanda-tanda awal yang jelas sehingga tidak berlebihan jika disebut sebagai silent killer.
Menurut dr. Mardjono Tjahjadi dan rekannya dalam buku "Memahami Aneurisma Otak", sedikitnya 1-5 dari 100 orang memiliki penyakit ini, tetapi 90% di antaranya terlambat menyadari sampai penyakit ini sudah dalam fase "berbahaya" karena tidak memperlihatkan gejala klinis. Apabila sudah dalam fase "berbahaya", angka kematiannya dapat mencapai 50%.

Mengapa Aneurisma Sering Diremehkan?

Sumber: https://www.freepik.com/free-vector/brain-cancer-human_1848835.htm#fromView=search&page=1&position=10&uuid=09aae2b4-ac79-4ec2-8767-08fdd1f81fc1
Menurut dr. I Made Arya Yogiswara dan rekan-rekan dalam Jurnal Biologi Tropis edisi Juni 2023, Aneurisma sering kali diabaikan karena gejala seperti sakit kepala berat, rasa pusing yang datang tiba-tiba, ataupun kelelahan berlebihan sering disalahartikan sebagai gangguan kesehatan ringan.
ADVERTISEMENT
Minimnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin menjadi salah satu faktor utama mengapa Aneurisma menjadi ancaman serius. Banyak orang beranggapan bahwa pemeriksaan kesehatan hanya membuang-buang uang dan hanya diperlukan ketika ada gejala yang parah. Padahal, deteksi dini dapat menjadi penyelamat nyawa, terutama bagi orang yang memiliki faktor risiko.

Upaya Melawan Aneurisma

1. Gaya Hidup Sehat: Langkah Kecil Berdampak Besar

Sumber: https://www.freepik.com/free-vector/road-cycling-concept-illustration_25921421.htm#fromView=search&page=1&position=27&uuid=c64a81a5-4417-4822-85f2-6df15a016efe
Gaya hidup sehat bukanlah sekadar jargon. Menerapkan pola makan bergizi, rutin berolahraga, tidak mengonsumsi rokok, dan mengontrol tekanan darah adalah langkah sederhana yang memiliki dampak besar dalam menurunkan risiko Aneurisma. Namun, tantangan terbesar adalah konsistensi. Di tengah arus kehidupan modern yang serba cepat, banyak orang lebih memilih solusi instan dibandingkan perubahan gaya hidup berkelanjutan.
Gaya hidup sehat tidak hanya membantu mencegah Aneurisma, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Kebiasaan baik ini dapat mengurangi risiko penyakit lain seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. Sayangnya, manfaat jangka panjang ini sering kali dikalahkan oleh gaya hidup yang tidak sehat akibat kesalahan pola pikir.
ADVERTISEMENT

2. Peran Pemerintah dan Institusi Kesehatan

Selain kesadaran individu, peran pemerintah dan institusi kesehatan sangat penting dalam meningkatkan kesadaran publik tentang bahaya Aneurisma. Hingga kini, kampanye edukasi tentang Aneurisma masih jauh tertinggal dibandingkan penyakit-penyakit lain seperti kanker dan penyakit jantung. Padahal, Aneurisma yang tidak terdeteksi sama mematikannya dengan kedua penyakit tersebut.
Pemerintah dan institusi kesehatan dapat melakukan kampanye edukasi yang masif melalui media sosial, seminar kesehatan, ataupun iklan layanan masyarakat. Selain itu, perlu ada peningkatan akses terhadap layanan kesehatan, seperti program pemeriksaan gratis maupun bersubsidi, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil.

3. Sinergi dalam Meningkatkan Kesadaran Publik

Meskipun penting untuk menekankan pentingnya deteksi dini, perubahan gaya hidup, dan peran pemerintah, perlu diingat juga bahwa beberapa cara tersebut sulit dijalankan secara merata. Biaya pemeriksaan kesehatan rutin masih menjadi kendala bagi banyak orang, terutama masyarakat yang berada di lapisan ekonomi menengah ke bawah. Selain itu, kurangnya akses ke fasilitas kesehatan, khususnya di daerah terpencil, membuat upaya deteksi dini menjadi sulit dijalankan. Ditambah lagi, mempromosikan gaya hidup sehat tidak selalu mudah karena membutuhkan komitmen jangka panjang yang sering kali berbenturan dengan kesibukan setiap individu. Untuk itu, kolaborasi antara individu masyarakat, pemerintah, institusi kesehatan, media, dan komunitas menjadi kunci dalam meningkatkan kesadaran dan mempermudah akses informasi.
ADVERTISEMENT

Jangan Terlambat untuk Sadar!

Wafatnya dr. Azmi Fadhlih akibat Aneurisma adalah sebuah pengingat mengenai bahaya tersembunyi dari penyakit ini. Kejadian ini seharusnya menjadi pembelajaran penting bagi kita semua untuk lebih waspada dan peduli terhadap kesehatan. Jangan menunggu sakit terlebih dahulu untuk bertindak. Deteksi dini, gaya hidup sehat, dan kesadaran masyarakat adalah kunci untuk mencegah Aneurisma serta meningkatkan kualitas hidup.
Saat ini kita dihadapkan pada dua pilihan, apakah kita akan terus mengabaikan risiko Aneurisma hingga muncul berita duka lain, ataukah kita siap untuk mengambil langkah nyata demi mencegahnya? Masa depan ada di tangan kita, keputusan hari ini akan menentukan kualitas hidup kita esok hari. Jangan menunggu untuk dipaksa sadar karena kesehatan adalah investasi terbaik yang tidak ternilai harganya.
ADVERTISEMENT