Konten dari Pengguna

Mengenal lebih Dalam Gangguan Kepribadian Antisosial: Psikopati dan Sosiopati

Muhammad Syafiq Syah Nur
Mahasiswa Psikologi Universitas Pembangunan Jaya
18 Desember 2023 18:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Syafiq Syah Nur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber: shutterstock.com
ADVERTISEMENT
Orang yang menderita gangguan kepribadian menunjukan cara berpikir, merasakan, dan berperilaku yang stabil, tidak fleksibel, dan maladaptif. Saat mereka menghadapi situasi dimana pola perilaku khas mereka tidak berfungsi, mereka cenderung meningkatkan cara-cara yang tidak tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Sebanyak 10 sampai 15 persen orang dewasa di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa mungkin mempunyai gangguan kepribadian. Sebuah penelitian di Norwegia menemukan tingkat prevalensi sebesar 13,4 persen, tersebar merata antara pria dan wanita. Yang paling sering ditemui adalah gangguan kepribadian menghindar, paranoid, histrionik, dan obsesif-kompulsif (Torgerson, dalam Passer & Smith, 2011). Diantara gangguan kepribadian, yang paling merugikan masyarakat adalah gangguan kepribadian antisosial (Livesley dalam Passer & Smith, 2011).
ADVERTISEMENT
Psikopati dan sosiopati adalah dua istilah psikologi yang mungkin sudah tidak asing lagi didengar. Psikopati dan sosiopati adalah gangguan mental yang termasuk dalam jenis Antisocial Personality Disorder (APD). Psikopati dan sosiopati sering kali digunakan secara bergantian dalam percakapan umum untuk menggambarkan seseorang yang secara patologis berkaitan erat terhadap perilaku kriminal atau kekerasan dan minimnya rasa empati terhadap orang lain dan bahkan tidak ada rasa penyesalan atau rasa bersalah atas kejahatannya (Duignan, 2016). Orang dengan APD adalah salah satu individu yang paling merusak secara interpersonal dan berbahaya secara emosional. Dalam diagnostik ini jumlah laki-laki melebihi jumlah perempuan 3 banding 1 (American Psychiatric Association dalam Passer & Smith, 2011).
Illustrasi psikopat (sumber: shutterstock.com)
Psikopati adalah kelainan yang ditandai dengan konstelasi ciri-ciri kepribadian maladaptif. Psikopati merupakan kelainan neuropsikiatri yang ditandai dengan kurangnya respons emosional, kurangnya empati, dan kontrol perilaku yang buruk, yang biasanya mengakibatkan penyimpangan antisosial dan perilaku kriminal secara terus-menerus. Menurut Fitzgerald (dalam Bhambhani et al., 2021) psikopati merupakan kondisi kronis dimana perilaku kekerasan atau perilaku abnormal yang mungkin diderita seseorang dapat berujung pada perilaku kriminal atau hal-hal ilegal yang bertentangan dengan norma masyarakat atau sistem peradilan hukum. Sementara sosiopat merupakan orang yang paling sedikit menunjukkan minat bersosialisasi dan menunjukkan perilaku antisosial di sekitarnya, umumnya dikategorikan sebagai sosiopati. Hal ini dapat disebabkan oleh trauma yang dialami di awal kehidupannya atau pengalaman tidak menyenangkan atau tidak terduga yang menyebabkan mereka menjadi sosiopati atau antisosial (Kristal dalam Bhambhani et al., 2021).
ADVERTISEMENT
Tidak semua psikopati ditandakan dengan perilaku antisosial. Banyak psikopati subklinis berkembang dalam lingkungan, seperti politik dan bisnis. Dimana karisma, sifat manipulatif, ketulusan palsu, dan kemampuan mereka untuk menipu orang lain dapat membuahkan hasil (Passer & Smith, 2011). Berbeda dengan sosiopat, seorang sosiopat umumnya sulit berinteraksi dengan orang lain. Mereka sangat benci menggunakan segala hal yang berbau “sosial”, seorang sosiopat umumnya akan mengasingkan diri dari lingkungan sosial dan keramaian. Mereka juga tidak mempunyai empati terhadap orang lain, tidak memiliki rasa tanggung jawab, melakukan sikap yang berisiko, dan sering kali menyalahkan orang lain. Situasi tersebut tidak sama dengan psikopat yang dapat bersikap seakan tertarik dengan lawan bicaranya, meski sebenarnya tidak peduli.
sumber: shutterstock.com
Faktor biologis, psikologis, dan lingkungan semuanya terlibat dalam perkembangan psikopati dan sosiopati. Banyak peneliti berpendapat bahwa dasar fisiologis kelainan ini mungkin disebabkan oleh disfungsi struktur otak yang mengatur gairah emosional dan pengendalian diri, khususnya amigdala dan korteks prefrontal (Blair; Raine, dalam Passer & Smith, 2011). Disfungsi dalam kedua area ini akan mengakibatkan perilaku impulsif dan keadaan kurang terangsang secara kronis yang mengganggu pembelajaran penghindaran, menyebabkan kebosanan, dan mendorong pencarian kegembiraan (Arnett; Ishikawa et al., dalam Passer & Smith, 2011). Dalam mendukung dasar fisiologis, baik anak-anak maupun orang dewasa terhadap pola perilaku antisosial memiliki detak jantung yang lebih rendah, terutama ketika sedang stres (Ortiz & Raine, dalam Passer & Smith, 2011). MRI juga mengungkapkan bahwa individu yang anti-sosial memiliki defisit neurologis yang tidak tampak di lobus prefrontal—pusat fungsi eksekutif seperti perencanaan, penalaran, dan penghambatan perilaku; defisit neurologis ini berhubungan dengan berkurangnya aktivitas otonom (Raine et al., dalam Passer & Smith, 2011).
ADVERTISEMENT
Para ahli teori psikodinamik menganggap orang yang antisosial tidak memiliki hati nurani. Ahli teori psikoanalitik berpendapat bahwa orang-orang seperti itu tidak memiliki rasa cemas dan rasa bersalah karena mereka tidak mengembangkan superego yang memadai (Gabbard, dalam Passer & Smith, 2011). Tanpa adanya superego yang berkembang dengan baik, maka pengekangan terhadap id akan berkurang sehingga menghasilkan perilaku impulsif dan hedonistik. Teori kognitif percaya bahwa ciri penting individu antisosial adalah kegagalan mereka secara konsisten dalam memikirkan atau mengantisipasi konsekuensi negatif jangka panjang dari tindakan mereka. Akibatnya, mereka berperilaku impulsif, dan hanya memikirkan kepuasan mereka pada saat itu (Bandura dalam Passer & Smith, 2011). Faktor lingkungan penting lainnya adalah pengaruh terhadap teman sebaya yang menyimpang. Anak-anak yang menjadi antisosial sering kali mempelajari beberapa perilaku menyimpang mereka dari kelompok teman sebaya yang memberikan contoh perilaku antisosial dan memperkuatnya dengan persetujuan sosial (Bandura dalam Passer & Smith, 2011).
sumber: shutterstock.com
Perbedaan antara psikopati dan sosiopati menurt Pemment (dalam Bhambhani et al., 2021)
ADVERTISEMENT
1. Sosiopati tidak peduli dengan apa yang dirasakan orang lain sedangkan psikopati mereka berpura-pura peduli.
2. Sosiopati biasanya berperilaku agresif dan impulsif sedangkan psikopati menunjukan perilaku berhati dingin.
3. Sosiopati rentan terhadap serangan amarah sedangkan psikopati biasanya gagal mengenali stres orang lain.
4. Sosiopati merasionalisasi perilaku mereka sedangkan psikopati mereka memiliki hubungan yang dangkal, kosong, dan palsu.
5. Sosiopati gagal mempertahankan pekerjaan dan kehidupan pribadi sedangkan psikopati mempertahankan kehidupan normal sebagai kedok untuk aktivitas kriminal.
6. Untuk sosiopati hal ini sulit bagi mereka tetapi dapat membentuk keterikatan emosional sedangkan psikopati tidak membentuk keterikatan emosional yang tulus tetapi mungkin mencintai orang lain dengan caranya sendiri.
sumber: shutterstock.com
Meskipun faktor biologis dan lingkungan berperan dalam perkembangan psikopati dan sosiopati, secara umum disepakati bahwa psikopati merupakan suatu kondisi genetik atau keturunan, terutama terkait dengan disfungsi struktur otak yang mengatur gairah emosional. Sebaliknya, penyebab sosiopati yang paling utama terletak pada pelecehan fisik atau emosional atau trauma parah yang dialami selama masa anak-anak. Singkatnya, psikopati dilahirkan dan sosiopati diciptakan.
ADVERTISEMENT
Upaya yang dilakukan dalam ulasan ini adalah untuk lebih memahami gangguan sosiopati dan psikopati. Mengetahui ciri-ciri umum dan kecenderungan APD dapat membantu anda mengidentifikasi tanda-tanda sosiopati atau psikopati sejak dini. Disarankan untuk menghindari hubungan dekat dengan orang-orang ini, karena mereka lebih cenderung berperilaku yang berkaitan erat dengan tindakan kriminal atau kekerasan.